Epilog

16.5K 493 7
                                    

Setelah 2 tahun pernikahan, akhirnya Rheyna diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk mengandung anak pertamanya dengan Alvano. Jarak dari pernikahan mereka memang sangat jauh. Alasannya adalah karena Alvano masih takut jika Rheyna harus mengandung.

Masalalu tentang Marshella masih berputar dengan jelas diingatannya. Kejadian itu membuatnya takut jika Rheyna akan mengalami hal yang sama dengan Marshella.

Jadi Alvano benar-benar memastikan Rheyna untuk selalu menjaga kesehatannya, begitupun dirinya sendiri.

Setelah memastikan bahwa ia benar-benar hamil dengan mengeceknya ke dokter kandungan, Rheyna pun mencari ide untuk memberi Alvano kejutan.

"Mas"panggil Rheyna pada Alvano yang sibuk menatap laptopnya diatas kasur sambil bersandar.

"Iya, sayang"jawab Alvano sambil menoleh karah Rheyna.

Rheyna ikut duduk diatas kasur dengan dua buah amplop putih ditangannya.

"Ada yang mau aku omongin"ucap Rheyna

"Mau ngomong apa?"tanya Alvano.

Rheyna menyodorkan dua amplop itu, "kamu lihat dulu aja"

Alvano menerimanya tanpa rasa curiga sedikitpun. Pertama ia membuka amplop berisikan 3 testpack yang memperlihatkan tanda positif hamil. Alvano menoleh kearah Rheyna dengan tatapan bingungnya.

Lalu ia membuka amplop kedua yang berisikan sebuah surat keterangan hamil dari rumah sakit khusus kandungan.

Rheyna tersenyum sumringah. Tapi Alvano malah termenung menatap kedua benda itu.

"Kamu gak seneng ya, mas?"tanya Rheyna lesuh.

Alvano langsung merubah ekspresinya, "enggak kok sayang...mas senang"

"Tapi kamu kelihatan cemberut pas lihat itu"ucap Rheyna.

Alvano menghela, "mas hanya sedikit takut"

"Takut kenapa? Mas masih meragukan aku?"tanya Rheyna.

"Enggak sayang, mas yakin dan percaya kamu udah hebat dalam mengurus anak"jawab Alvano.

"Terus apa?"tanya Rheyna.

Alvano beringsut, dilingkarkan sebelah tangannya pada bahu Rheyna dan mendorong kepalanya untuk bersandar.

"Masalalu...mas masih takut jika kejadian itu kembali terulang"jawab Alvano.

Rheyna mengelus punggung tangan Alvano yang berada pada pahanya.

"Semuanya akan baik-baik aja kok mas...kamu udah sering lihat kan hasil check up ku setiap bulan? Dan semuanya baik-baik aja, kan?"tanya Rheyna dan Alvano mengangguk.

"Bahkan dokter udah sering bilang kalau disaat-saat seperti ini adalah momen yang paling bagus untuk mempunyai keturunan"lanjut Rheyna.

"Kamu yakin bisa?"tanya Alvano.

Rheyna mengangguk yakin sambil tersenyum, "asalkan ada kamu aku yakin"

"Yaudah, jaga diri kamu baik-baik, jaga anak ini dengan baik...kalau butuh apa-apa bilang sama mas, kalau terjadi apa-apa juga kasih tau mas"ucap Alvano.

"Siap, pak boss"jawab Rheyna.

"Kalau kejadian itu terulang pada kamu, mas gak akan memaafkan diri mas"ucap Alvano.

"Udah mas, jangan selalu bilang kayak gitu sama diri kamu...kalau kamu kayak gitu itu tandanya kamu gak percaya sama aku"jawab Rheyna.

"Mas percaya"ucap Alvano.

"Yaudah, jangan pernah bilang kalimat kayak gitu lagi, ya...aku adalah aku, dan dia adalah dia...takdir semua orang itu berbeda, jadi kamu jangan terlalu menekan diri ya"jawab Rheyna.

Duda LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang