🌜LEA, SAHABAT LAMA🌛

37 2 2
                                    

Happy Reading!

"Masa iya nggak ada? Kemaren kan dirumah lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masa iya nggak ada? Kemaren kan dirumah lo."

"Kemaren udah pulang bang! Kalo nggak percaya tanya aja Jacin sama yang lainnya."

"Tapi beneran nggak ada di rumah, Jasmine!"

"Tapi kemaren udah pulang, bang Dam!"

"Terus ini gimana?!"

"Mungkin aja Aya lagi pergi kemana gitu. Udah coba telfon?"

"Udah! Nggak aktif. Kayaknya dia ganti nomer."

Orang di seberang sana berdecak kesal sekaligus khawatir.
"Yaudah, abang coba cari lagi. Aku sama yang lainnya bakalan bantu cari sebisa mungkin. Assalamu'alaikum bang!"

"Wa-wa'alaikumsalam"

Tut

Damian berdecak, pusing memikirkan dimana keberadaan adik perempuan satu-satunya itu. Dimana dia? Kenapa nggak ada kabar sama sekali?

"Gimana bang? Ada di rumah Jasmine?" Tanya Satrio yang sedari tadi duduk di belakang bersama Demian.

"Nggak ada, katanya udah pulang kemarin." Jawab Damian sambil menatap para adiknya dengan pandangan cemas.

"Kita harus tetep cari! Kita pisah aja habis ini." Celetuk Demian.

"Pisah gimana? Cerai gitu?" Tanya Satrio dengan polosnya.

"Goblok!" Sentak Damian dan Demian serentak, sambil berlalu meninggalkan Satrio yang masih dengan wajah polos dan bingungnya.

"Gue anak Lisa, jadi nggak boleh ngumpat." Gumam Satrio setelah tersadar dari kebingungan nya.

"KURANG AJAR KAMU! MANGGIL MAMAH NGGAK PAKE EMBEL-EMBEL HAH?!" Teriakan menggelegar dari Mamah Lisa membuat Satrio kalang kabut. Dengan sekencang mungkin, dirinya berlari menjauh dari ruang keluarga saat melihat siluet tubuh Mamahnya yang mungkin sedang emosi.

"MAAF LIS--EH MAH!"

***

"Kita pergi sekarang. Kalian pastikan jangan sampai ada orang yang tau keberangkatan kita." Ucap gadis dengan masker dan jubah hitam yang menjuntai indah.

"Siap ketua. Siapkan mesin!" Seru anggota yang gadis itu suruh tadi.

Wshh

Wshh

Suara gemuruh jet pribadi yang baru saja terbang terdengar. Seluruh anggota yang hanya ikut mengantar segera berbaris dan serentak memberi hormat ke arah jet yang terdapat ketua mereka.

Sementara gadis yang menjabat sebagai ketua sedang duduk di pinggir jendela, menghela nafas pasrah sambil mengamati bangunan-bangunan gedung indah di bawahnya. Berusaha memejamkan mata dan menghilangkan perasaan yang sedari tadi mengganjal di hatinya. Dia pergi bukan karena tanpa alasan, tapi orang-orang terdekatnya lah yang membuatnya kecewa dan memilih pergi.

AYA'S LIFE STORY (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang