Love 3

1.5K 195 27
                                    

💞 Happy Reading 💞

🍂🍂🍂

Kehangatan yang dulu ada seperti gelombang kenangan menggerus jiwa. Aku hanya bisa menjilat luka sendiri. Tatapan mata yang pernah membara. Siapakah yang akan dia lihat dan cintai. Gelombang kenangan mendorongku menuju kegelapan.

Kenangan perlahan berubah menjadi butiran putih, aku tidak mampu untuk melawannya, diriku sudah tidak memiliki kekuatan untuk melawan dan tidak mampu melepaskan diri sendiri.

Aku masih terus merindukannya. Semakin lama perasaan itu semakin dalam dan menjadi candu untukku.

Beihai Park.

Wang Yibo sejenak berhenti mengetik. Matanya terpejam, membayangkan sosok di benaknya yang semakin jelas terukir. Novel yang sekarang sedang ia kerjakan terinspirasi dari sosok tersebut. Entah kenapa dia merasa ingin menuangkan segala pikirannya tentang sosok itu dalam bukunya.

Wang Yibo menghela nafas. Tangannya meraih kopi cup di samping laptop. Di siang hari menjelang sore itu, Wang Yibo duduk santai di luar sebuah kafe minuman di Beihai Park.

Sebuah taman untuk para wisatawan. Matanya memandang danau luas di depan. Beberapa perahu berpenumpang tampak bergerak pelan menyusuri permukaan danau. Di seberang danau terlihat satu bangunan pagoda putih yang mengesankan.

Sesudah hampir dua minggu menghabiskan waktu bersama keluarga, Wang Yibo kembali ke Beijing untuk melakukan penyuntingan naskah bersama editornya. Merevisi kembali pada final draft sebelum naik cetak.

Setelah menghabiskan kopi, Wang Yibo beranjak meninggalkan kedai kopi berniat untuk ke kantor periklanan. Baru lima menit yang lalu, Li Han, rekannya di divisi creative and scripwriter menghubungi. Ada pekerjaan untuk iklan baru yang menarik minatnya.

Untuk itu Wang Yibo bergegas membawa mobil sport Ducati hitamnya menuju ke kantor Consortium Beijing Inc.

🍂🍂🍂

“Idealnya iklan dibuat untuk menarik perhatian semua orang agar berkeinginan membeli, namun kita akan mendapatkan hasil yang lebih optimal dari iklan tersebut kalau kita bisa merancang dan menata iklan itu untuk target pasar yang lebih spesifik.”

Wang Yibo mengungkapkan pemikirannya. Dia dan teman kerjanya, Li Han, sedang duduk berhadapan di sebuh meja kerja di kantor divisi iklan. Terlihat serius membahas proyek iklan mereka.

Sedangkan Li Han yang duduk di depannya sibuk menulis. Selang dua menit, dia menghadapkan wajah menatap Wang Yibo.

“Apakah kita perlu membuat gambar?” tanyanya.

“Hm, sepertinya akan lebih meyakinkan kalau disertai dengan gambar yang menarik.”

“Kau buat saja penulisan naskah iklannya, teknik penyampaiannya harus sesuai minat konsumen. Soal gambar akan kita bicarakan nanti, kita butuh seseorang yang mempunyai teknik pengambilan gambar yang bagus.”

Wang Yibo mengangguk setuju. Dia kembali menatap layar laptop. Sesaat mengerutkan kening. Sebelah alisnya terangkat. Jarinya bergerak mengetik sesuatu. Semenit kemudian bibirnya tersenyum saat membaca tulisan yang muncul di layar.

𝑭𝒍𝒂𝒌𝒆𝒔 𝒐𝒇 𝑳𝒐𝒗𝒆 [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang