💞 Happy Reading 💞
🍂🍂🍂
Xiao Zhan duduk diam menahan emosi selama duduk di dalam mobil. Warna mukanya berubah-ubah. Entah emosi apa yang ada di hatinya. Antara marah, malu, kesal semuanya jadi satu.
Setelah hampir satu bulan tidak bertemu Wang Yibo, Xiao Zhan sangat merindukan pemuda itu. Tapi egonya menahan dirinya untuk menghubungi Wang Yibo lebih dulu. Sekarang setelah bertemu dia malah melihat pemuda itu akrab dengan seorang perempuan.
Kemarahan tiba-tiba menguasai hatinya. Mukanya ditekuk sampai kedua temannya bingung harus bersikap bagaimana.
Xiao Zhan menarik nafas dalam berulang-ulang, berusaha menguasai dirinya. Memejamkan mata sejenak. Sesaat kemudian ponselnya berbunyi. Xiao Zhan mengambil ponsel dari kantong celana dan matanya melebar melihat pesan dari pemuda yang baru saja dipikirkannya.
Setelah sekian lama semenjak berpisah di Shanghai, itulah pesan Wang Yibo pertama kali lagi.
[Zhan ge, aku minta maaf. Tapi kau terlihat sangat menggemaskan walaupun lagi marah. Jangan seperti itu lagi, aku merindukanmu]
Xiao Zhan menahan nafas. Sejenak terdiam masih menahan kesal tapi ujung bibirnya terangkat ke atas membentuk senyuman.
"Dasar bocah nakal," gumamnya.
Lin Yi berbisik pelan pada Paul yang lagi menyetir.
"Ssttt.. Ada apa sebenarnya dengan mereka?" suaranya diusahakan sepelan mungkin.
Paul melirik Xiao Zhan dari kaca spion tengah, lalu mengangkat bahu.
"Zhan, sejak kapan kau dekat dengan penulis itu?" akhirnya Lin Yi memberanikan diri bertanya.
Sekian menit berlalu tidak ada jawaban dari belakang. Lin Yi menoleh melihat Xiao Zhan yang masih memandangi ponselnya dengan muka lesu.
Ada apa lagi dengannya? Sebentar senyum sebentar sedih, pikirnya heran.
Karena merasa malas, Lin Yi pun tidak bertanya lagi. Sepertinya Xiao Zhan lagi dalam mood yang kurang baik.
Setelah menurunkan Lin Yi di gedung kantornya, Xiao Zhan minta diantarkan ke studio seni. Dia tidak berminat datang lagi ke kantor.
Biarlah, paling Zifan yang akan mengomel padaku, pikir Xiao Zhan.
"Zhan, bukannya sekarang kau sudah menetap di perusahaan itu?"
Paul bertanya setelah mereka tiba di studio seni Xiao Zhan."Hmm," Xiao Zhan hanya menggumam pelan sambil sibuk membuka laptop yang selalu dia bawa.
Sambil menunggu dia malah merenung memandang ke halaman samping.
Paul yang merasa di abaikan hanya mendengus pelan.
"Aku tidak pernah menyangka kau akan sedekat itu dengan Wang Yibo," usik Paul.
Mendengar nama Wang Yibo disebut membuat Xiao Zhan menoleh.
"Maksudmu?"
Paul menepuk keningnya sendiri. Giliran nama orang itu disebut, Xiao Zhan baru bereaksi.
Dia benar-benar sudah parah.
"Jangan berpura-pura, kalian tidak bisa menutupinya. Wang Yibo sangat transparan, siapapun bisa melihat seperti apa sikapnya padamu."

KAMU SEDANG MEMBACA
𝑭𝒍𝒂𝒌𝒆𝒔 𝒐𝒇 𝑳𝒐𝒗𝒆 [𝓔𝓷𝓭]
RomancePerjalanan dengan proses yang tak bisa dikatakan remeh. Awalan yang menjadi titik temu sebuah keklisean, dan akhiran yang menyatukan kesimpulan akurat sebagai penutup yang dinanti. Mendalami tentang definisi cinta, perasaan sesama jenis, dan segala...