Perjalanan dengan proses yang tak bisa dikatakan remeh. Awalan yang menjadi titik temu sebuah keklisean, dan akhiran yang menyatukan kesimpulan akurat sebagai penutup yang dinanti.
Mendalami tentang definisi cinta, perasaan sesama jenis, dan segala...
Tahun-tahun itu Xiao Zhan pergunakan untuk kembali menjadi dirinya. Berusaha menggapai impiannya selama ini. Dia tidak boleh mengecewakan paman dan kakak sepupunya yang sudah banyak membimbing dan merawatnya dengan penuh kasih sayang.
Studi seni dan design pun dalam waktu cepat dia selesaikan. Tidak terasa waktu pun berlalu.
Selama proses itu Xiao Zhan berkenalan dengan gadis cantik bernama Jian Li. Walaupun mereka beda kelas, tapi kerap kali mereka bertemu. Bahkan sampai mereka sama-sama lulus pun, keduanya masih sering bertemu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jian Li mencintai Xiao Zhan. Itu terlihat jelas dari perlakuannya. Xiao Zhan pun bukannya tidak peka, tapi dia masih ingin memfokuskan dirinya dalam menggapai cita-cita.
Sebenarnya dia pun menyukai Jian Li, hanya seperti biasa dia tidak bisa mengungkapkan perasaannya.
Sebulan pertama mereka masih dekat. Mereka sering jalan bersama. Tapi Xiao Zhan tidak pernah melakukan hal-hal yang lebih jauh pada gadis itu. Mereka hanya jalan dan makan seperti biasa. Hubungan mereka berjalan seadanya tanpa ada komitmen yang jelas.
Bahkan Jian Li selalu menemani saat pembangunan studio seni Xiao Zhan. Menemani Xiao Zhan melukis, menghabiskan waktunya seharian di studio itu.
Xiao Zhan merasa hidupnya kembali berwarna. Senyum manisnya yang selama ini selalu tersembunyi kembali menghias bibir mungilnya. Otaknya mulai banyak rencana untuk menata masa depan.
Hingga suatu hari, Jian Li tiba di studionya seperti biasa. Sangat cantik dengan dress pendek biru muda dan blazer kasual putih. Rambut coklatnya yang bergelombang terlihat semakin mempercantik penampilannya. Tapi wajahnya terlihat sangat berbeda.
Entah ekspresi apa yang terlihat di wajah cantik itu, Xiao Zhan tidak yakin. Hanya mendadak Xiao Zhan merasa sesuatu menyentuh perasaannya saat ini. Saat tangan gadis itu menyodorkan kartu selebar buku dan agak tebal. Tulisan dengan tinta emas sangat jelas tercetak di sampulnya.
Xiao Zhan yang sedang membereskan peralatan lukis melirik pada kartu yang tersodor padanya. Sedikit gemetar Xiao Zhan mengambil kartu itu. Pandangan matanya mendadak berkabut.
TidakTuhan..Janganlagi... Batinnya pilu
Seperti dugaannya, itu adalah kartu undangan. Pernikahan Jian Li dengan anak pengusaha Liu.
Tangan Xiao Zhan memegang erat ujung meja kerjanya, berusaha menopang beban tubuhnya yang mendadak terasa lemas. Bibirnya sebisa mungkin dia bentuk menjadi sebuah senyum. Walaupun jelas terlihat itu sangat dipaksakan.
Secara tiba-tiba Jian Li menghambur ke pelukannya.
Xiao Zhan terkejut. Tubuhnya hampir terjajar ke belakang. Dia merasakan de javu. Kejadian yang sama persis beberapa tahun yang lalu. Perlahan Xiao Zhan mengusap punggung gadis itu. Memberinya ketenangan.