💞 Happy Reading 💞
🍂🍂🍂
Beijing, Cina.
Wang Yibo terbangun di apartemennya dengan muka kusut. Semalam dia tidak merasakan tidur yang nyenyak dan nyaman. Otaknya seolah tidak mau istirahat. Benaknya entah kenapa selalu membayangkan wajah manis seseorang yang baru beberapa hari lalu dikenalnya.
Dengan menyeret langkah Wang Yibo keluar dari kamar menuju ruang makan, rambutnya tak beraturan seperti sarang burung. Tangannya bergerak membuka kulkas dan mengambil sebotol air minum.
Wang Yibo memutuskan membeli apartemen untuk mendapatkan lebih banyak privasi.
Bangunan tinggi bernama Ascott Raffles City yang tak jauh dari pusat kota, memudahkan dirinya bisa menjangkau akses ke manapun dengan mudah.
Apartemen yang memiliki luas sekitar 30 meter persegi itu di dominasi warna hitam putih. Memiliki dua kamar tidur. Sekitar tiga meter dari ruang makan dibatasi oleh meja bar terdapat satu set sofa panjang dengan bantalan putih yang elegan dan meja kaca persegi.
Satu buah lukisan menggantung di belakang kursi sofa. Satu kandelar kristal kecil tergantung di langit-langit.
Di depan sofa terpasang di dinding satu buah tv lcd ukuran 40inch. Di bawah tv terdapat meja kayu panjang berwarna hitam dengan satu pas bunga kaca.
Beberapa langkah dari sofa terdapat meja kerja persegi dan satu kursi putar, tepat di samping jendela kaca selebar tiga meter. Gorden warna putih gradasi hitam di bawah terpasang elegan di jendela kaca tersebut.
Di meja itulah Wang Yibo mengerjakan tulisannya. Dia juga bisa sambil melihat suasana di luar apartemennya melalui jendela.
Sebagai seorang penulis, Wang Yibo banyak menghabiskan waktunya berdiam di apartemen. Hampir beberapa jam dalam sehari dia menghabiskan waktu untuk menulis naskah novel. Apalagi disaat dirinya sedang dikejar deadline.
Meskipun begitu, Wang Yibo tidak selalu mengurung diri. Dirinya suka berkeliling ke tempat-tempat yang menurutnya bisa menjadi sumber inspirasi. Karena ada kalanya dia merasakan pikirannya buntu, bagaimana menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan, serta mengembangkannya menjadi sebuah karya untuk dinikmati pembaca.
Wang Yibo memilih menjadi seorang penulis novel romance semenjak dia lulus dari Tsinghua University di Shanghai, tempat asalnya satu tahun lalu. Dia anak kedua dari keluarga Wang, pemilik perusahaan Red Pulse di Shanghai yang bergerak di bidang finansial. Dirinya memilih pergi ke Beijing untuk mewujudkan keinginannya alih-alih meneruskan perusahaan orang tua.
Ayahnya saat ini hanya tinggal berdua bersama kakak perempuannya di Shanghai. Ibunya sendiri sudah meninggal sewaktu Wang Yibo berusia 15 tahun.
Beruntunglah karena selama satu tahun itu Wang Yibo bisa berhasil mewujudkan untuk bisa menjual hasil karyanya dan menjadikannya seorang penulis yang diakui di kalangan para pembaca novel fiksi. Selain itu dia ikut bergabung di divisi creative and scriptwriter di industri periklanan yang mengharuskan dirinya menulis naskah iklan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑭𝒍𝒂𝒌𝒆𝒔 𝒐𝒇 𝑳𝒐𝒗𝒆 [𝓔𝓷𝓭]
RomancePerjalanan dengan proses yang tak bisa dikatakan remeh. Awalan yang menjadi titik temu sebuah keklisean, dan akhiran yang menyatukan kesimpulan akurat sebagai penutup yang dinanti. Mendalami tentang definisi cinta, perasaan sesama jenis, dan segala...