💞 Happy Reading 💞
🍂🍂🍂
Wang Yibo terbangun oleh suara ponsel yang berbunyi nyaring. Sedikit malas tangannya meraba-raba ke atas meja nakas di samping tempat tidur. Dengan mata menyipit masih menahan kantuk dia melihat nama di layar ponsel.
Seperti biasa suara kakaknya yang nyaring kembali membuat telinganya berdengung. Setelah mendengarkan beberapa saat, dengan suara serak khas bangun tidur dia cuma menjawab.
"Sore ini kami berangkat," sahutnya enggan.
Lalu menutup panggilan dan mulai beranjak bangun. Dia melirik jam dinding di kamar.
Jam delapan pagi.
Wang Yibo melangkahkan kaki ke kamar mandi.
Beberapa menit kemudian, dia keluar masih memakai bathrobe lalu melangkah keluar kamar menuju dapur. Mengambil minuman jeruk di kulkas. Sambil membawa beberapa camilan, dia kembali melangkahkan kakinya ke meja kerja.
Setelah membuka gorden dia pun duduk membuka laptop sambil sesekali memakan camilan. Masih ada waktu untuk meneruskan novel barunya yang masih setengah jadi sebelum sore ini berangkat ke Shanghai.
Diantara potongan dua puluh empat jam sehari, bagiku pagi merupakan waktu yang paling indah. Ketika janji-janji baru timbul seiring kabut yang mengambang di kaki pegunungan dan embun yang menggelayut di ujung dedaunan. Harapan baru merekah seiring dengan munculnya sinar mentari pagi yang hangat.
Pagi berarti sudah terlampaui satu hari yang melelahkan, untuk kembali menyambut hari berikutnya. Pagi yang berarti satu malam sudah terlewatkan dengan mimpi yang menyesakkan, malam yang panjang, gerakan tubuh resah, penuh kerinduan dan helaan nafas tertahan.
Wang Yibo sejenak menghentikan kegiatan mengetiknya. Meminum jus jeruk dan menyandarkan punggung sambil menatap ke luar jendela.
Aku harus mengabari Xiao Zhan, pikirnya.
Lalu meraih ponsel dan mengetik pesan. Setelah beberapa menit bermain dengan ponsel, Wang Yibo membuka akun penanya. Ekspresinya sedikit bingung.
From Sean,
"Aku tidak bisa benar-benar menolak pesonanya, apa yang terjadi padaku sekarang? Aku tidak bisa memahaminya, aku tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Apakah aku sudah jatuh cinta padanya? Aku tidak mempercayai cinta seperti itu..."
Wang Yibo mengernyit. Kenapa jatuh cinta saja harus repot seperti itu. Dia merasa bahwa 'sean' ini ada sesuatu dan bermasalah dengan dirinya sendiri. Merasakan ketakutan yang tidak pasti.
Wang Yibo pun mulai mengetik untuk membalas pesan.
To Sean,
"Kenapa kau tidak mencoba membuka hatimu, kau tinggal sedikit membuka pikiran dan hatimu bahwa cinta itu ada. Biarkan warna dari bunga cinta di hatimu bersemi sekali lagi..."
Wang Yibo menarik nafas panjang. Entah kenapa dia merasa cerita 'sean' ini ada kemiripan dengan dirinya. Wang Yibo tersenyum mengingat Xiao Zhan. Dia tiba-tiba merasa punya tujuan hidup yang sangat berarti. Dia menjadi sangat terobsesi dengan pria itu, bahkan hatinya sudah penuh dengan sosok manis itu.
Setelah mengetik lagi untuk beberapa waktu, akhirnya Wang Yibo mulai beranjak dan menyiapkan dirinya untuk menjemput Xiao Zhan.
🍂🍂🍂
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑭𝒍𝒂𝒌𝒆𝒔 𝒐𝒇 𝑳𝒐𝒗𝒆 [𝓔𝓷𝓭]
RomancePerjalanan dengan proses yang tak bisa dikatakan remeh. Awalan yang menjadi titik temu sebuah keklisean, dan akhiran yang menyatukan kesimpulan akurat sebagai penutup yang dinanti. Mendalami tentang definisi cinta, perasaan sesama jenis, dan segala...