💞 Happy Reading 💞
🍂🍂🍂
Flashback Start.
Shanghai, lima tahun lalu
Musim semi yang hangat begitu menyenangkan bagi begitu banyak orang. Bunga-bunga bermekaran, udara yang diselimuti kehangatan dengan sinar matahari yang setiap hari menyapa. Tidak jauh berbeda dengan suasana di salah satu rumah di antara ribuan hunian di kota itu.
Suasana di kediaman Xiao pagi itu begitu hangat. Seorang wanita paruh baya yang sedang menyiapkan sarapan. Seorang pria paruh baya yang berjalan bolak balik sekitar kamar dan ruang tengah. Dan seorang anak muda tampan, yang terlihat sibuk menyiapkan perlengkapan yang hendak dibawanya.
Seperti itulah suasana di rumah itu setiap harinya. Penuh dengan kehangatan dan kekeluargaan.
Xiao Zhan, satu-satunya putra keluarga Xiao, memiliki senyuman secerah matahari, sorot mata hangat dan ramah, merasa sangat beruntung. Keluarganya begitu menyayanginya. Sebagai anak tunggal apapun akan selalu diberikan untuknya.
Ayahnya seorang pemegang saham utama perusahaan Xiao Group. Sementara ini menjabat sebagai direktur utama. Tapi Xiao Zhan bukanlah anak yang semena-mena menggunakan kekayaan orang tuanya atau memanfaatkan kebaikan mereka.
Xiao Zhan seorang yang mandiri. Dia ingin meraih cita-citanya dengan berusaha mengandalkan dirinya sendiri.
Saat ini Xiao Zhan sedang menjalani kuliahnya di bagian seni dan design di University of Nottingham. Dia sangat suka dalam hal seni dan mendesain. Di waktu senggang dia selalu membuat lukisan. Xiao Zhan berkeinginan suatu saat nanti mempunyai studio seni sendiri.
Kesibukan itu berakhir ketika ibu Xiao Zhan mengingatkan mereka sudah waktunya sarapan. Dan mereka bergegas ke ruang makan.
Xiao Zhan tersenyum senang mendekati ibunya. Gigi kelincinya terlihat menggemaskan.
“Ibu memang yang terbaik,” katanya sembari memeluk bahu ibunya.
Nyonya Xiao tersenyum. Mengusap kepala anaknya lembut. Mereka pun mulai sarapan seperti biasa.
Setelah selesai, Xiao Zhan terburu-buru ke kamarnya. Dan sekejap kemudian keluar lagi sambil menenteng peralatan melukis.
“Kenapa kau membawa alat lukismu, Zhan?”
Tuan Xiao mengerutkan kening melihat apa yang dibawa Xiao Zhan.
“Hari ini aku akan berkumpul di rumah Paul, kami akan belajar berkelompok dan membuat lukisan untuk lomba,” Xiao Zhan menerangkan.
Tuan Xiao manggut.
“Mau ikut ayah atau…?” kalimat ayahnya menggantung.
“Aku bawa mobil sendiri,” lanjut Xiao Zhan.
Tuan Xiao kembali mengangguk. Kemudian berpamitan untuk berangkat kerja. Saat ini perusahaannya sedikit mengalami masalah. Hampir setiap hari tuan Xiao selalu pulang larut malam.
Entah ada masalah apa, tuan Xiao tidak pernah menceritakan pada keluarganya.
“Hati-hati, Ah Zhan!”
Ibunya mengingatkan, sesaat sebelum Xiao Zhan menghidupkan mesin mobil dan bersiap pergi. Xiao Zhan melambaikan tangan dan mobil pun melaju menuju rumah temannya.
🍂🍂🍂
Siang hari yang sedikit terik dengan panasnya sinar matahari, Xiao Zhan tampak memarkirkan mobilnya di parkiran kampus. Sesaat kemudian dia terlihat berjalan masuk gerbang pintu besi. Tiba-tiba terdengar seseorang memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑭𝒍𝒂𝒌𝒆𝒔 𝒐𝒇 𝑳𝒐𝒗𝒆 [𝓔𝓷𝓭]
RomancePerjalanan dengan proses yang tak bisa dikatakan remeh. Awalan yang menjadi titik temu sebuah keklisean, dan akhiran yang menyatukan kesimpulan akurat sebagai penutup yang dinanti. Mendalami tentang definisi cinta, perasaan sesama jenis, dan segala...