💞 Happy Reading 💞
🍂🍂🍂
Xinhua Agency.
Wang Yibo baru saja tiba di kantor penerbit, keluar dari mobil Ducati hitamnya dan melangkah masuk sambil menyelempang tas laptop. Ekspresinya terlihat kesal, hari masih sangat pagi menurutnya untuk datang ke kantor. Padahal jam sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat.
Lima menit kemudian dia sudah duduk di sofa yang ada di ruangan editor. Menatap malas pada seorang perempuan bergaya formal yang sedang berdiri di samping meja kerja.
Memakai dress pendek dan blazer warna coklat. Rambut berwarna coklat bergelombang ditumpuk di satu sisi leher. Sangat cantik dengan mata bulat bersinar dan pipi yang berisi.
“Kenapa kau menyuruhku datang, Lusy?”
Suara Wang Yibo terdengar dingin.
Perempuan bernama Zhao Lusy itu beranjak mendekati Wang Yibo dan duduk di depannya.
“Ada produser film yang tertarik dengan novelmu. Dia ingin membuat ceritamu menjadi suatu drama. Aku pikir itu bagus untukmu, Yibo.”
Lusy berhenti sejenak, memperhatikan bagaimana reaksi Wang Yibo. Tapi pemuda itu masih terdiam. Wajahnya juga tidak menunjukkan emosi apapun.
Dia hanya duduk menyandarkan punggung, tangannya memegang ponsel yang dia gerak-gerakkan ke dagu, tangan sebelah bersidekap menopang sikut tangan yang satu.
Lusy menghela nafas. Dia pun melanjutkan bicaranya.
“Pihak sutradara ingin bertemu denganmu. Ini kesempatan buatmu menjadi lebih dikenal banyak khalayak, mereka yang tidak suka membaca akan mengenalmu lewat drama yang lebih mudah dipahami.”
Wang Yibo masih tetap di posisi yang sama dengan gerakan monotonnya. Sekilas matanya berkilat.
“Baiklah. Kapan kita akan bertemu?” ujarnya kemudian.
Lusy mendelik kesal. Telunjuknya mengarah ke wajah Wang Yibo.
“Kau…” tunjuknya.
“Kau ini benar-benar menyebalkan, Wang Yibo!”Lusy mendengus, kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah kursi kerja putar.
“Aku bicara panjang lebar daritadi dan kau hanya bereaksi seperti itu. Kau itu sungguh sesuatu, Wang Yibo.” Lusy masih belum berhenti mengoceh. Kemudian menghempaskan pantatnya di kursi tinggi.
Wang Yibo berdiri dan melangkahkan kaki mendekati pintu. Sebelum keluar dia berbalik.
“Kabari aku kapan bertemu pihak produser. Dan untuk masalah ini, sebenarnya kau tidak perlu menyuruhku untuk datang, Lusy. Kau bisa menjelaskannya lewat telepon.”
Wang Yibo kemudian berlalu dari ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑭𝒍𝒂𝒌𝒆𝒔 𝒐𝒇 𝑳𝒐𝒗𝒆 [𝓔𝓷𝓭]
RomancePerjalanan dengan proses yang tak bisa dikatakan remeh. Awalan yang menjadi titik temu sebuah keklisean, dan akhiran yang menyatukan kesimpulan akurat sebagai penutup yang dinanti. Mendalami tentang definisi cinta, perasaan sesama jenis, dan segala...