21. DANAU

545 94 2
                                    

Happy reading ( ͡°❥ ͡°)

Hukuman yang Ardan dan Elvan jalani selama tiga hari tidak berjalan dengan baik. Tiga hari berturut-turut mereka tetap melakukan baku hantam hingga membuat Bu Cin rasanya ingin pensiun dari jabatannya sebagai guru BK. Bahkan sampai Azka dan Awan pun harus menyisihkan waktu mereka yang berharga gegara disuruh Bu Cin untuk mencoba melerai dua makhluk yang tidak sayang dengan tubuh sehatnya itu.

Hari ini Ardan sudah terpisah dengan Elvan dan berjanji tidak akan pernah bertemu lagi dengannya. Wajah ardan yang biasanya mulus masih terlihat sedikit bonyok dipipinya. Dahinya pun ia tambal dengan hansaplast. Bukannya terlihat lebih buruk, tetapi para fans-nya malah mengatakan Ardan terlihat semakin ganteng plus macho.

Ardan meminum air mineral yang baru saja dibelinya. Ia duduk-duduk santai di bangku depan kelasnya. Saat sedang memperhatikan cewek-cewek yang lewat di depannya, bola matanya menangkap sosok dua cewek yang notabene sahabat Antania. Namun, ada yang membuat Ardan menaikkan sebelah alisnya. Ia tidak menemukan keberadaan Nia di antara mereka.

Ardan berdiri dari duduknya. Botol mineral yang sedari tadi dipegangnya ia lempar asal ke tempat sampah dan mendarat sempurna. Ia merentangkan kedua tangannya lalu memberhentikan langkah Feli dan Nia.

Ardan berdehem.

"Nia mana?" tanyanya to the point.

Kedua mata Feli dan Lani berbinar melihat indahnya salah satu makhluk ciptaan Tuhan.

"N-nia nggak masuk. Dia ada acara keluarga." Feli berujar sedikit gugup. "Lo suka ya sama Nia?" tanyanya lagi untuk memastikan.

"Iya. Gue suka banget sama dia."

Bagai mendapat sebuah anugerah. Ardan mendapat sebuah ide yang sebelumnya belum pernah ia temukan diotak minimalisnya.

"Gue boleh minta informasi nggak sama lo berdua?"

"Informasi apa?" Feli dan Lani kompak dalam menanggapi ucapan Ardan.

****

Esoknya setelah menguras banyak informasi tentang hal-hal yang Nia sukai dan tidak disukainya pada Feli juga Lani akhirnya Ardan berupaya untuk mengajak Nia ke suatu tempat. Ia menunggu Nia di parkiran. Ardan berharap Nia tidak akan menolaknya kali ini.

Beberapa menit menunggu, akhirnya orang yang ditunggunya pun menampakkan batang hidungnya. Terlihat dimata Ardan, Nia sedang berjalan dengan raut wajah lesu plus kurang nutrisi.

"NIA!" teriak Ardan sembari melambai-lambaikan tangannya.

Nia mendongak untuk melihat seseorang yang baru saja memanggilnya. Sedari tadi ia berjalan dengan pandangan menunduk ke bawah. Beberapa hari ini ia selalu mendapat penolakan mentah-mentah dari Elvan. Hal itu selalu sukses membuatnya murung.

Sampai di parkiran, Nia hanya memperhatikan Ardan. Ia tak membuka suaranya. Wajahnya terlihat sedikit berantakan.

"Lo kenapa? Burik amat."

Katakanlah Ardan tidak memfilter ucapannya. Mulutnya pedas sekali hingga membuat orang ingin memakannya hidup-hidup jika Ardan sudah berbicara.

Tanpa berniat membalas cemoohan Ardan, Nia berujar, "Nggak papa."

Ardan menaikkan sebelah alisnya. Ia sedikit heran dengan perubahan Nia. Akan tetapi, ia acuh. Berpura-pura mengabaikannya. Ia segera menarik Nia menuju ke motornya kemudian memasangkan helm dikepalanya hingga membuat Nia sedikit terkejut.

"Ikut gue. Hari ini gue bakal bawa lo ke suatu tempat yang mungkin lo suka."

Nia menurut saja. Ia tak mau berdebat dengan Ardan. Suasana hatinya sedang kacau. Ia tak mau menambah kekacauan lagi.

ARDAN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang