27. UNGKAPAN TULUS NIA

1K 122 10
                                    

"Makasih udah bikin aku jatuh cinta beneran sama kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makasih udah bikin aku jatuh cinta beneran sama kamu. Love you sekebon."- Antania Laras Fahlefi.

***

Lari kejar-kejaran agar terlihat romantis bak film India di pantai. Ekspektasi Nia agaknya terlalu tinggi. Mana mungkin ia dapat melakukan hal romantis dengan cowok yang otaknya kosong seperti Ardan.

Bahkan Nia merasa sangat malu sekarang. Ia berpura-pura mencari sinyal untuk menghindari tatapan orang-orang. Ia malu dengan kelakuan Ardan yang sedang memeluk pohon kelapa lalu berteriak-teriak menyerukan namanya. Jika tidak di tempat umum mungkin Nia sudah mengambil golok untuk mengeksekusi Ardan sekarang juga.

Saking malunya, Nia pergi begitu saja menjauhi Ardan. Ia mengarah pada tepi pantai untuk bermain air. Nia sangat merindukan masa kecilnya bermain air bersama Abangnya.

Belum lama Nia bermain air di sana, seorang anak kecil berwajah menggemaskan datang menghampirinya. Kira-kira umurnya sekitar lima tahunan.

"Kakak? Kakak jomblo, ya? Kok main ail sendili." Anak kecil itu menghampiri Nia.

Idih bocil satu sok tempe banget, sih, batin Nia, tapi dia tetap tersenyum.

Nia menyamakan tingginya dengan anak kecil itu kemudian menepuk bahunya pelan.

"Nama adek siapa?"

"Sam. Nama aku Sam," jawab Sam antusias.

"Nama panjangnya?" Entahlah Nia tiba-tiba saja penasaran dengan Sam.

"Samsudin Malzuki," balas Sam lantang.

Nia menahan tawanya. Ia kira bocah itu keturunan bule, namanya sudah bagus sekali ditambah wajahnya mirip bule, tapi ternyata namanya menunjukkan seperti orang keturunan Jawa. Ditambah lagi gaya bicaranya yang cadel. Contohnya saat dia mengucapkan nama belakangnya yang seharusnya Marzuki berubah jadi Malzuki. Beberapa saat kemudian tawa Nia pecah. Ah, Nia benar-benar tak sanggup lagi jika harus menahan tawa.

"Kakak kenapa ketawa? Sam lucu, ya?" Sam mengerjapkan matanya lucu.

"Iya kamu lucu banget." Nia mencubit gemas pipi Sam.

"Orang tua kamu mana?"

"Mami sama Papi Sam lagi pacalan. Itu di sana," kata Sam sambil menunjuk sepasang suami istri yang sedang berfoto ria. Mereka tidak sadar jika putra kecilnya tidak bersama mereka.

Menggeleng-gelengkan kepalanya, Nia merasa heran dengan pasutri muda itu sampai anaknya saja dilupakan. Ah, Nia juga melupakan keberadaan Ardan ternyata. Bicara tentang Ardan, ia jadi heran. Kenapa Ardan seperti hilang tertelan bumi? Dia tidak terlihat lagi di tempat yang tadi.

Melihat Nia yang celingak-celinguk membuat Sam keheranan.

"Kakak nyali siapa?"

Nia menundukkan pandangannya menatap Sam.

ARDAN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang