24. MENGHINDAR DAN JADIAN

647 107 3
                                    

Happy reading ( ͡°❥ ͡°)

Jantung Nia saat ini hampir copot dari tempatnya. Napasnya pun tidak teratur. Ia sangat merutuki dirinya sendiri. Kenapa pula ia harus merasa tidak siap bertemu Ardan? Sekarang ini Nia seperti seorang pencuri yang sedang bersembunyi di balik tembok saat dilihatnya tiga A tengah berjalan santai melewati koridor.

Nia mencoba menarik napasnya dalam lalu membuangnya perlahan.

Ayo Nia lo nggak boleh gini terus, batinnya sembari menepuk-nepuk pipi chubby-nya.

Setelah tidak melihat sosok Ardan, Nia berjalan tergesa-gesa menuju kelasnya. Ia sangat lega tidak jadi berpapasan dengan Ardan. Mungkin kalau Nia tidak bersembunyi tadi, ia bisa menjadi orang bisu dadakan di hadapan Ardan.

"Lo kenapa kayak orang kesetanan gitu? " tanya Feli sambil menperhatikan raut wajah Nia yang seperti baru dikejar setan.

"No what-what."

"Gue saranin lo perhatiin lagi kalo Mr. Krab lagi ngajar bahasa inggris, deh. Kemampuan bahasa inggris lo di bawah anak TK," ucap Feli menyarankan. Dia berujar dengan tangan yang memegang liptint yang akan dipoleskan ke bibirnya.

"Hm aja." Nia mengambil earphone yang dibawanya ke sekolah kemudian memasangkan ditelinganya hingga mengalunlah lagu-lagu Korea kesukaannya.

****

Bel pulang telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Feli dan Lani sudah pulang duluan menyisakan Nia yang sedang beberes alat tulis di kelasnya. Setelahnya Nia menggendong tasnya keluar dari kelas dengan earphone yang bertengger dilehernya.

Nia menatap sekitar dimana matanya menangkap dua sosok manusia yang waktu itu ia ganggu ketika sedang pacaran. Ia menatap mereka malas. Merusak pemandangan saja.

Kemudian Nia berjalan santai layaknya di pantai menuju ke halte. Hari ini sopir rumahnya tidak bisa menjemputnya karena mengantar Bundanya yang sedang pergi arisan. Lalu untuk mengurangi rasa gabutnya, sesekali Nia bersenandung pelan menyanyikan lagu-lagu yang dihafalnya.

Beberapa menit setelahnya, saat Nia sedang menunggu lama datangnya bus untuk pulang ke rumah tiba-tiba saja sebuah motor ninja hitam berhenti tepat di depannya. Si pengendara tampak buru-buru saat melepas helm yang dikenakannya. Dia berjalan mendekat ke arah Nia yang sedang menunduk melihat isi ponselnya.

"Nia!"

"Nia! Gawat!"

Nia mendongak menatap seseorang yang baru saja mengajaknya berbicara.

"Kenapa? Apa yang gawat?!"

"A-ardan."

"Iya? Dia kenapa?"

"Dia ...."

"Dia kecelakaan!" Azka berujar dengan sedikit meninggikan suaranya. Raut wajahnya pun terlihat penuh kekhawatiran.

Nia mengerjap beberapa kali lalu setelahnya ia membulatkan mata sambil berdiri dari duduknya. Ia menatap Azka untuk mencari kebenaran dari ucapan cowok itu. Setelahnya ia benar-benar percaya dengan ucapan Azka saat melihat raut wajah Azka yang terlihat gelisah dan penuh kekhawatiran.

"Dia ada di rumah sakit mana? Anterin gue ke sana?!"

Nia tidak tahu ada apa dengan dirinya. Hatinya mendadak gelisah dengan pikiran yang terbang ke mana-mana. Ia hanya bisa berharap semoga Ardan baik-baik saja. Nia sendiri tidak tahu perasaan apa yang dirasakannya saat ini. Namun, yang jelas ia sangat mengkhawatirkan keadaan Ardan.

Gue nggak tau perasaan apa yang lagi gue rasain sekarang. Tapi yang jelas gue pengin cepet-cepet lihat keadaan lo dan berharap lo baik-baik aja, batin Nia sembari bergerak cepat naik ke motor Azka.

ARDAN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang