HAPPY Reading🤗
****
Malam telah tiba, sesuai janji, Damar datang menjemput Vina. Kini ia berdiri di depan rumah, menunggu gadis itu datang, sambil menunggu ia memperhatikan keadaan sekitar, dan tak lama kemudian, datang sebuah mobil, gerbang rumah pun terbuka, mobil itu mulai melaju sampai ke dalam.
Terlihat seorang pemuda keluar dari bangku pengemudi, dengan langkah lebar dan gagah pemuda itu melangkahkan kakinya mendekati Damar.
"Lo siapa?" tanya pemuda itu to the point saat melihat seseorang yang tidak pernah ia temui.
"Saya Damar kak, temannya Vina," jawab Damar memperkenalkan diri.
"Oh kamu teman Vina, kenalin saya Lano kakaknya Vina. Ada keperluan apa kamu kemari?"
"Saya ingin-" ucapan Damar terhenti saat datang seorang pria paruh baya, dengan gadis cantik di sampingnya.
"Eh Damar, lo udah sampe ternyata," ucapan Vina mengalihkan pandang Andre yang semula menatap putranya, kini jadi menatap Damar penuh intimidasi.
"Malam om," ucap Damar sopan.
"Malam, kamu temannya Vina?" tanya Andre.
"Iya, om. Saya temannya Vina."
"Mau kamu ajak kemana putri saya?" tanya Andre dengan wajah tak bersahabat.
"Kita mau pergi ke acara ulang tahun temennya Vina, Pa," jawab Vina mewakili pertanyaan dari papanya.
"Papa tidak bertanya padamu Vina, melainkan Damar, temanmu!" tekan Andre. Damar menelan ludahnya susah payah, pantas saja Vina jago beladiri, sepertinya keluarga Vina memang pada jago beladiri.
"Nanti pulang jam berapa?"
"Sekitar jam setengah sembilan om," jawab Damar.
"Hm ... bagus, jangan sampai kemalaman, dan yah apakah kamu bisa beladiri?" pertanyaan Andre kali ini membuat Damar seperti tercekik.
Vina yang mengetahui Damar tidak bisa beladiri, mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Papa Vina cuma mau pergi kepesta, kenapa pertanyaannya aneh banget."
"Aneh dari mana sih Vin? Seorang papa wajar nanya seperti itu agar putrinya aman," sahut Lano yang merasa ada yang sedang ditutupi oleh Vina.
"Saya mempercayakan Vina sama kamu, jika terjadi apa-apa sama putri saya kamu berhadapan dengan saya!" ujar Andre penuh tekanan membuat Damar dibuat takut karenanya.
"I–iya, om. Sa–saya janji akan menjaga Vina dan mengembalikan Vina dalam keadaan baik-baik saja," jawab Damar gugup.
"Udahlah, tenang aja aku gak bakalan kenapa-napa. Aku mau berangkat nanti telat, bye semua" ucap Vina lalu mulai berpamitan kepada kakak dan papanya, diikuti oleh Damar.
Dan kini motor itu telah melaju, membelah jalanan ibukota yang terkenal cukup padat. Selama diperjalanan hanya terdengar suara Vina yang sedang bernyanyi, Damar hanya mendengarkan. Menurutnya suara Vina sangat indah, apalagi ditemani dengan banyaknya taburan bintang di atas sana.
Malam ini Damar memakai kemeja berwarna putih di balut dengan jas berwarna hitam, untuk celananya lelaki itu memakai celana hitam berbahan katun.
****
Setelah menempuh waktu yang lumayan lama, mereka akhirnya sampai di parkiran. Saat Damar ingin melangkah masuk, lengannya ditarik oleh Vina.
"Eh."
"Shut! Diem oke, gue bakal rubah penampilan lo," ucap Vina.
Kini tangan Vina dengan mahir mulai mengacak rambut Damar, yang awalnya rapih kini jadi sangat acak dan malah terlihat bad, kemudian ia melepas jas yang Damar kenakan, ia menyimpannya di atas motor, lalu kancing kemeja Damar yang paling atas dibuka sampai dua kancing, selanjutnya ia melipat baju kemeja tangan Damar, kini tangan Vina berakhir di kacamata bulat itu. Ia melepasnya, dan yap! Damar terlihat sangat tampan malam ini.
Ia terlihat seperti bad boy, Vina dibuat sangat terkagum akan ketampanan Damar. Kini mata mereka beradu, saling mengutarakan rasa kagum mereka. Malam ini Vina dibaluti dengan dress putih polos dengan ikat pinggang berwarna hitam. Rambutnya yang dibiarkan terurai, menambah kesan manis.
Mereka terlihat seperti couple goals, bener-bener couple goals, padahal nyatanya mereka hanya teman biasa.
Tatapan mereka terputus karna kedatangan Aksa Dan Febi, kedua insan itu sepertinya baru saja tiba.Terlihat dari mereka yang datang dari arah parkir sebelah barat, yang dikhususkan untuk mobil.
Pesta yang diadakan Mila, sangat mewah terlihat dari hotel yang disewa. Dan seluruh dekorasinya, belum lagi tamu yang diundang berasal dari kalangan atas.
"Hayo lo berdua, ngapain tuh tatapan gitu," kejut Aksa.
"Eh bentar ini bener Damar?" tanya Febi yang sangat kagum, dengan tampilan Damar.
"Buset sahabat gue ganteng bener, siapa yang buat lo jadi gini bro?! Gila hebat banget orang itu," puji Aksa.
"Gue, gue yang rubah penampilan Damar," sahut Vina bangga.
"Buset hebat banget lu Vin, salut gue sama lo!"
"Yaiyalah, Vina gitu loh," jawab Vina sombong lalu mereka terkekeh.
"Eh malah ngobrol di sini, mending kita masuk sekarang, gue udah gak tahan berdiri mulu," tutur Febi, yang merasa pegal karna belum duduk. Bagaimana tidak pegal, high heels yang ia pakai cukup tinggi.
Dan mereka mulai melangkah masuk, dan seluruh pasang mata tertuju pada mereka. Ralat sebagian besar pada Damar dan Vina, mereka terkejut dengan tampilan Damar. Yang terbilang sangat tampan, dan memberikan kesan bad pada dirinya.
Damar kini tidak terlihat lagi seperti seorang nerd boy, tetapi ia sudah berubah menjadi cowok bad boy yang biasanya banyak di kagumi oleh kaum hawa.
Ternyata penampilan dapat merubah pandangan orang-orang, dari yang awalnya memaki, mengata-ngatai dengan kata-kata yang tidak enak di dengar, memandangnya rendah malah berubah menjadi terpesona, seolah tersihir dengan ketampanan Damar.
Mungkin itu juga dapat terjadi pada kita, bisa saja jika kita memperbaiki penampilan mantan tiba-tiba ngajak balikan.
Jangankan orang lain, Vina sendiri yang mendandani Damar seperti itu ikut tersihir dengan ketampanan Damar yang selama ini tertutup karena penampilannya. Bahkan ketampanan Damar dapat mengalahkan ketampanan Kavin atau Aksa sekalipun.
"Vin, gara-gara kamu aku jadi di liatin gini," bisik Damar merasa tidak nyaman saat semua mata memandang dirinya. Wajar saja Damar tidak nyaman, ia terlalu tetbiasa di abaikan dan sekarang malah menjadi pusat perhatian.
"Harusnya lo tuh berterimakasih sama gue, karena gue lo gak di pandang rendah sama mereka. Lagian lo ganteng kok," jawab Vina jujur dengan berbisik pula.
Di tempat lain, Kavin dan kawan-kawannya melihat Damar dengan tatapan heran. Kavin heran bagaimana bisa dia datang ke pesta ulang tahun sepupunya, padahal ia sangat tahu bahwa Damar tidak di undang.
Kavin kemudian berdiri.
"Kav, mau kemana?" tanya seorang gadis yang diketahui sebagai perempuan yang Kavin bawa ke pesta malam ini.
"Ke sana dulu bentar, tunggu aja di situ," jawab Kavin lalu kembali melangkah meninggalkan cewek yang kemungkinan akan menjadi kekasihnya itu bersama dengan kedua sahabatnya serta pasangan mereka masing-masing.
Kavin menghampiri Mila yang berada di tempat lain.
"Ada apa Kav?" tanya Mila saat Kavin menghampirinya.
"Lo ngundang Damar?" tanya Kavin.
"Enggak lah, emang kenapa?" jawab Mila seraya menatap wajah Kavin dengan penuh tanya.
"Tadi gue liat dia di sini," jawab Kavin.
"Oh ya? Kok bisa?"
"Yaudahlah gak usah dipikirin, gak penting," jawab Kavin, setelah mengatakan itu ia pergi lagi meninggalkan Mila. Kavin sebenarnya hanya memastikan saja bahwa Mila tidak mengundang Damar.
Kavin kembali menghampiri kekasihnya. Lalu ia tersenyum menyeringai seraya menatap Damar yang tengah asyik mengobrol dengan Vina, Febi, dan Aksa.
Niat jahat terlintas dalam benaknya, sedikit bermain dengan Damar mungkin akan menghiasi pesta malam ini.
****
Sampai jumpa di part selanjutnya, terimakasih sudah mengikuti kisah Damar sampai di part ini. Bye-bye, salam sayang dari author.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd Boy
Teen Fiction"Eh cupu, Kerjain nih tugas gue! " perintah Kavin. Damar yang menerima perintah hanya diam sambil menganggukan kepalanya patuh, ia terlalu takut untuk melawan. "Denger gak lo?! " bentak Kavin. "I ...ya gue denger," jawabnya gugup. "Sekalian juga...