Part 15

681 75 2
                                    

Happy Reading🤗

   ****

Kali ini Damar berangkat ke sekolah dengan suasana yang sangat berbeda, dirinya begitu bahagia hari ini. Kalian pasti tau alasannya apa, setelah sekian lama akhirnya. Ia bisa lepas dari aturan yang orang tuanya buat. Saat ingin masuk kedalam kelas handphone nya berdering, rupanya ada notip dari Whatsapp.

DelvinaKalanka
Mar kalau lo udah sampe, lo langsung ketaman aja oke!

DamarBwana
Oke aku kesana.

Setelah menaruh tasnya ditempat duduk, dia lalu segera pergi ketaman menemui Vina. Saat sampai ia melihat ada Aksa dan juga Febi, ia melangkah mendekat dan duduk disamping Vina.

"Eh Mar, akhirnya lo dateng juga!" seru Aksa.

"Ada apanih kok tumben pagi-pagi kumpul disini?" tanya Damar.

"Jadi kita mau kasih tau lo soal Kavin dan dua kacungnya itu" sahut Febi.

"Kavin?  Ada apa dengan Kavin?" Damar semakin bingung.

"Jadi gue denger Kavin sama temennya di skors selama dua minggu, mantep gak tuh!" seru Aksa heboh, sambil tertawa kencang.

"Benar Vin yang dibilang Aksa?" tanya Damar memastikan.

"Iya Mar, yang dibilang sama Aksa itu benar. Kenapa?  Kok muka lo kek gak seneng?" tanya Vina sambil, memperhatikan wajah Damar.

"Aku cuma ngerasa bersalah aja, semua ini kan karna aku" lirih Damar.

"Yaelah Mar udah berapa kali gue bilang, ini semua bukan salah lo" ujar Aksa.

"Tapi kan semua ini bersumber dari aku" kukuh Damar.

"Mar apa yang dibilang sama Aksa itu benar, lo gak salah disini ini semua salah mereka sendiri. Mereka duluan yang mulai, mereka yang bully lo dari dulu sampai sekarang. Eh gak sampe sekarang deng, kan lo sekarang ada pawangnya"  cengir Febi.

"Pawang-pawang lu kata Damar kesurupan apa! Pake sok bawa pawang segala." gerutu Aksa.

"Lah lo lupa apa pikun sih? Damar kan memang punya pawang" jelas Febi.

"Itu loh disamping nya" bisik Febi, tapi masih terdengar dengan jelas ditelinga Vina dan Damar.

"Siapa yang lo bilang pawang huh?!" ujar Vani sambil melotot.

"Biasa aja kali tuh mata, pengen banget gue colok pakek garpu taman" ujar Febi membara.

"Lo kata mata gue cilok? Main lo tusuk aja" balas Vina kesal.

"Anjir cilok kek gak ada yang lebih wow gitu" goda Aksa.

"Lu memang ya Sa, ngajak perang keknya lu." ucap Vina, lalu menghampiri Aksa dan Febi. Sementara mereka berdua langsung kabur, karna takut kena amuk singa betina.

"Lari ada pawang jaranan ngamuk!" teriak mereka bersamaan dan lari pergi, meninggalkan taman.

"Awas ya lo berdua, liat aja gak bakal gue ampuni!" gerutu Vina.

Damar yang menyaksikan kejadia itu tertawa lebar, Vina yang melihat Damar malah tertawa jadi mendengus akan hal itu.

"Apa lo? Gak lucu tau gak! Bukannya bantuin gue lo malah ketawa, udah gitu ketawanya kek gak ada beban lagi!" dengus Vina, lalu pergi meninggalkan Damar.

"Eh kok aku malah ditinggal,Vina! Vin!" panggil Damar, namun tak dihiraukan oleh Vina.

Damar akhirnya mengejar Vina, saat sampai dikelas ia melihat Vina ribut dengan Kavin.

"Apa lo huh? Yang gue bilang pas pesta benerkan? Mau marah?" tanya Vina dengan nada tinggi.

"Untung lo cewek, dan lo itu cantik. Kalau gak?"

"Kalau gak apa huh? Lo mau ribut sama gue? Sini gue gak takut!" tantang Vina.

"Kata siapa gue mau ajak lo ribut, kalau orang ngomong jangan dipotong dulu bisa?" cerca Kavin.

"Truss apa kalau gue cewek dan gue cantik?" tanya Vina.

"Kalau lo cewek dan lo cantik, gue bakal cium lo disini" perkataan Kavin sukses membuat mereka semua terkejut, dan Vina dia rasanya ingin menampar wajah Kavin saat ini.

"Dih gue gak sudi, bahkan untuk liat wajah lo aja gue eneg!" cibir Vina pedas.

"Oke sekarang lo boleh bilang gitu, tapi lihat aja nanti Vina. Lo bakal bertekuk lutut dihadapan gue, dan lo bakal ngemis cinta gue!" ucap Kavin sambil mengelilingi Vina.

"Gak akan, catet itu seorang Rafeyza Delvina Kalanka. Gak akan bertekuk lutut dengan Kavin, dan gue juga gak akan jatuh cinta sama cowok pengecut kek lo!" pungkas Vina, sambil menunjuk wajah Kavin.

"Terserah lo mau bilang apa sekarang, tapi ingat satu hal. Suatu saat lo bakal tunduk sama gue!" setelah mengatakan itu Kavin dan kedua temannya pergi, meninggalkan kerumunan yang mereka cipta.

"Gila ya tuh cowok, berasa mimpi gue kalau sampe Vina bener suka sama dia" celoteh Febi.

"Lah Kavin sama duo curut itu kan memang gila, lo kek gak paham aja biasa baru bebas dari penjara ya kek gitu" balas Aksa.

"Sudah kok jadi bahas mereka, mending kita kekantin aja makan. Mumpung guru pada rapat kan" usul Damar, mereka yang mendengar hal itu terkejut. Bagaimana mungkin seorang Damar, yang terkenal dengan disiplinnya kini malah mengajak mereka pergi. Ya walaupun memang mereka free sih, tapi ini sesuatu yang cukup langka.

****

TBC

Nerd Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang