Happy Reading🤗
*****
Seusai menutup gerbang Vina kini melangkah masuk kedalam rumah, dan saat sampai diruang keluarga terlihat kakaknya yang tengah menonton tv.
"Kemana aja dek kenapa baru pulang?" tanya Lano yang sadar akan kedatangan adiknya.
"Abis makan tadi sama yang lain, papa belum pulang bang?" tanya Vina karna ia tidak melihat kehadiran sang papa.
"Papa lagi ada tugas jadi gak bisa pulang, mungkin minggu depan dia bisa pulang. Oh iya gue mau nanya, tapi lo mandi dulu sana bau" kata Lano, seraya menutup hidung seolah adiknya itu memang bau.
"Enak aja gue masih wangi ya, lu gak usah ngaco deh bang. Bikin kesel banget, kek tadi muka lo kek gak ada dosa banget. Udah bikin anak orang pingsan eh malah ditinggal pergi, udah gitu perginya karna makan lagi" omel Vina pada Lano.
"Lebay banget lo, itu salah dia sendiri kali siapa suruh lemah" bela Lano.
"Serah deh bang, serah!" kesal Vina.
Ia lalu melanjutkan langkahnya menuju kamarnya berada, ia ingin segera membersihkan diri. Karna hari ini cukup banyak menguras energi, dan membuat badannya terasa lengket karna penuh keringat. Setelah menghabiskan waktu selama tigapuluh menit, Vina keluar dari kamar mandi dengan keadaan rambut yang basah. Ia berjalan menuju meja rias, dan mulai mengeringkan rambutnya.
Setelah selesai ia segera turun kebawah, untuk menemui Lano. Ia melihat kini kakaknya itu sedang bermain handphone, dan ia langsung duduk disamping Lano. Dan menyandarkan kepalanya dipundak Lano, sementara Lano yang sadar dirinya dijadikan sandaran hanya diam.
"Bang" panggil Vina.
"Bangg.. " panggil Vina sekali lagi.
"Abang!"
"Ish bang Lano!" teriak Vina tepat ditelinga kiri Lano.
"Apaan sih berisik tau gak! Kalau gue budek gimana?" kata Lano kesal.
"Habisnya lo dipanggil budek banget sih, bikin kesel aja" jawab Vina ketus.
"Gue udah nyaut Vina tapi-"
"Didalam hati" ucap Vina memotong perkataan Lano, ia sudah hafal dnegan kalimat itu.
"Oke serius, gue mau nanya satu hal sama lo!" kata Lano.
"Apa?"
"Lo suka kan sama Damar?" tanya Lano tepat.
"Ah... Engga, kata siapa lo gak usah ngaco deh bang" elak Vina.
"Gue ini abang lo Vin, gue tau semua gerak gerik lo diluaran sana." ucap Lano serius.
"Kenapa lo diem?" tanya Lano heran.
"Gue cuma takut bang, kalau papa gak izinin aku pacaran sama Damar" tutur Vina sambil memainkan kukunya.
"Hei tenang ada gue, nanti gue bakal bantu suapaya papa izinin lo pacaran sama Damar. Tapi dengan satu syarat, Damar harus bisa berdiri dulu baru dia boleh pacaran sama kamu. Kalau perlu langsung nikah aja, biar gue gak ribet urus lo" ujar Lano panjang lebar, sementara Vina yang mendengarnya ingin sekali membunuh kakaknya ini.
"Oh jadi selama ini lo gak ikhlas buat jagain gue? Liat aja gue bakal aduin ke papa" ancam Vina.
"Silakan gue gak takut, kalau lo berani bilang hal ini sama papa. Gue juga berani buat bilang, kalau putri kesayangannya suka sama cowok lemah. Impaskan?" kata Lano, memberikan ancaman balik kepada Vina.
"Ah lo mah gak seru bang, masa main ngadu" cemooh Vina.
"Heh kunti, yang mulai duluan kan lo kenapa jadi gue yang kena" ujar Lano kesal.
"Ah.. Eh.. Ntah lah semerdeka lo aja dah bang, gue mau tidur dulu bye" ucap Vina lalu mulai beranjak.
"Gak makan lo? Atau lo sok diet?" tanya Lano.
"Gue tadi kan udah makan bang, sama-"
"Ayang Damar" lanjut Lano, lalu pergi menuju teras rumah.
"Ish abang, apaan sih kenapa jadi ayang? Gini amat punya abang yang gak bener" gerutu Vina, lalu ia melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.
****
Dilain tempat, Damar sedang diam menatap langit malam. Ia bingung apakah jalan yang sudah ia ambil ini benar, nanti jika orang tuanya tau bagaimana. Saat sedang asyik melamun, Damar merasakan jika bahunya ditepuk oleh seseorang. Dan saat menoleh ternyata itu kakaknya, kini Bayu duduk disamping adiknya.
"Mar, gimana sama latihan lo?" tanya Bayu, memulai percakapan.
"Latihan apa bang?" tanya Damar, berusaha tidak tau.
"Gue tau apa yang lo lakuin saat ini Mar" ucap Bayu tenang.
"Abang tau dari mana kalau aku latihan taekwondo?" tanya Damar heran.
"Mar asal lo tau, pelatih yang ajarin lo taekwondo. Itu sahabat gue Mar, dan adiknya yang bernama Vina. Lo naksirkan sama dia?" tanya Bayu, sambil menatap adiknya.
"Ehh. Engga bang, gue gak suka sama Vina, lagian gue juga sadar diri kok. Gue cowok yang lemah, dia terlalu indah buat aku miliki" elak Damar.
"Mar kalau lo suka sama dia, lo berubah, lawan rasa takut lo. Kalau lo selalu berpikir negatif, semua harapan lo bakal musnah." ucap Bayu menyemangati Damar.
"Gue akan coba bang, dan gimana soal mama sama papa. Apa mereka bakal izinin gue buat merubah semuanya?" tanya Damar ragu.
"Kalau soal mereka gampang, biar nanti gue yang omongin soal ini sama mereka. Lo fokus aja dulu sama hal ini, dan satu hal yang harus lo tau. Bokapnya Vina itu seorang Jenderal Tentara, jadi kalau lo mau pacaran sama Vina. Lo harus lewati ujian yang diberikan oleh om Andre, ujiannya kek latihan militer." jelas Bayu, yang sangat tahu akan hal ini.
"Memangnya harus ya bang, lewatin semua ujian itu?" tanya Damar.
"Om Andre sengaja lakuin hal itu,karna dia ingin anaknya memdapat perlindungan dari orang yang tepat. Bukan anaknya yang melindungi, seperti halnya lo dan Vina selama ini" tutur Bayu menjelaskan.
"Yasudah gue balik dulu ke kamar, inget lo latihannya harus semangat" setelah menyemangati Damar, Bayu mulai beranjak dan keluar.
"Huh semangat Mar!" ucapnya pada diri sendiri.
****
TBC
Makasih yang udah mau mampir, terus ikutin kisah mereka ya.
Salam manis dari
Author.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd Boy
Teen Fiction"Eh cupu, Kerjain nih tugas gue! " perintah Kavin. Damar yang menerima perintah hanya diam sambil menganggukan kepalanya patuh, ia terlalu takut untuk melawan. "Denger gak lo?! " bentak Kavin. "I ...ya gue denger," jawabnya gugup. "Sekalian juga...