*Bulan keempat, pekan pertama*
Baru tujuh hari berselang sejak mereka berpisah. Flo hampir tidak pernah membalas pesan Sakha kecuali dengan emoticon.
Memang semalas apa sih gadis ini, sekedar mengetik pesan untuknya.
"Ehem..."
Edwin menyenggol bahu Sakha yang melamun.
"Gimana? Lu jadi putus sama Flo?"
Irfan yang duduk di sebelah Sakha, sampai menurunkan buku Fisika yang sedang ia baca.
"Berarti Lu bakal kalah dong dari Fathir."
Edwin tertawa.
"Nggak tahu deh. Gue pusing. Flo sepertinya tahu kalau dia dijadiin taruhan. Katanya dia dengar kita ngomongin hal itu. Waktu itu bukannya kita ngomong di tempat sepi ya? Halaman belakang sekolah dan sudah nggak ada siswa lagi kan?"
Wajah Sakha sedikit kesal. Entah, mungkin karena ia masih bimbang mesti putus atau terus.
"Iya, waktu itu sepi kok. Sudah sore juga. Apa jangan-jangan Fathir yang kasih tahu Flo. Wahhh... Perlu disleding tuh bocah, kalau sampai bocor."
Irfan mengompori.
"Kalau... Gue nggak jadi putus, kira-kira reputasi gue di mata cewek-cewek sekolah, bakal turun nggak?"
Sakha nyengir nggak jelas.
"Gilaaa.. Kenapa memangnya Lu nggak mau putus? Jangan-jangan..."
Irfan kali ini menutup bukunya.
"Jangan-jangan Lu beneran suka sama Flo? Its crazy my man. Dalam sejarah SMA Cakrawala, baru kali ini ada duo pasangan ekstrem. Lu nggak berniat memproklamirkan hubungan Lu kan? Bisa syok cewek-cewek satu sekolah. Reputasi Lu bisa dipastikan hancur, Bro. Kalau tetap jadiin Flo pacar Lu."
"Ya seenggaknya gue dapat manfa'at, pacaran sama Flo. Gue jadi ada teman jalan. Uang gue juga bisa tersalurkan pada tempat yang tepat. Setidaknya nggak ada makanan yang terbuang percuma kalau makan sama dia."
Edwin ngakak.
"Kelamaan berlabuh pada kapal yang salah, bisa-bisa karam Ndan."
Irfan ikutan tertawa.
"Udahlah. Buruan putus dan cari yang baru. Lu kan cerita anak teman Nyokap baru balik dari Amrik. Nih gue udah Follow IG-nya. Maura Milky Anastasia. Ya ampun, sesuai namanya dong. Kulitnya putih, Bro. Dia jadi brand ambassador kosmetik Pink Blossom."
Edan... Bahkan Sakha belum terpikir untuk mengetahui lebih dalam tentang Maura. Tapi duo gesrek di sebelahnya ini sudah lebih dulu stalk.
Irfan memperlihatkan foto-foto Maura yang sudah Follback akun miliknya.
Sakha menelan ludah. Cantik. Pakaian yang dikenakannya juga menggugah iman lelaki normal seperti dirinya.
Apa ia yang jadi kurang normal, sejak bergaul dengan Flo? Sakha makin sakit kepala.
"Udah Sa. Sama Maura aja. Cantik bening kayak begini dianggurin. Lu memang cowok beruntung yang selalu dikelilingi cewek cantik. Iri beuud gue sama Lu, Sa."
Jam istirahat sebentar lagi berakhir. Dari seberang lapangan, Sakha melihat rombongan anak kelas 1 yang sedang mengambil nilai olahraga senam. Pak Boim sudah menggelar matras.
"Ssst... Pacar Lu tuh Sa."
Irfan dan Edwin ketawa cekikikan melihat Flo dari jauh, sedang bersiap melakukan rol depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLOWER OF LOVE (Tamat di KBM dan Karyakarsa)
RomanceBercerita tentang seorang gadis yang kerap dicemooh teman dan lingkungan, karena penampilan fisiknya tidak sesuai namanya. Rumah dan keluarga yang penuh cinta, selalu membuatnya yakin bahwa Cinta sejati itu ada dan akan ada lelaki yang kelak bisa m...