Mama Ana mengirimkan pesan ke Flo.
"Sayang, Mama kangen. Weekend ini, nginep di apartemen Mama ya. Kalau nggak kemalaman nanti Mama jemput di rumah Dokter Imran. Besok pagi Mama mau ajak Flo ziarah ke makam Oma dan Opa."
Flo tersenyum. Mama masih memanggil Ayah dengan dokter Imran. Mungkin karena Mama menghormati Ayah dan Ibu yang telah mengasuh Flo sejak kecil.
Ya, dia juga kangen sama Mama. Karena sebulan ini mereka hanya dua kali bertemu. Flo menunggu Mama di studio televisi. Mama sibuk mempromosikan produk kecantikan perusahaannya di beberapa stasiun televisi.
Beberapa orang kru tampak terkejut ketika Mama mengenalkan Flo sebagai putrinya. Orang-orang itu hanya menganggap angin lalu, karena keduanya memang tidak mirip. Flo hanya mewarisi sepasang mata Mamanya yang menawan. Lainnya mungkin mirip wajah Ayah yang tidak pernah dia lihat dalam hidupnya.
Dua minggu lalu, Flo baru bercerita ke Ayah dan Ibu tentang keinginannya untuk mengenakan hijab. Alhamdulillah orangtua angkatnya mendukung. Meski mereka tidak menyangka di kelas satu SMA ini, Flo sudah memutuskan untuk mengenakan pakaian takwa.
Kemarin Ibu bela-belain ke toko kain langganannya untuk membelikan bahan seragam sekolah Flo yang baru. Rencananya Ibu akan mengajak Flo ke penjahit, untuk membuat seragam sekolah lengan panjang dan juga rok abu-abu semata kaki.
Lain halnya dengan Mama, Flo masih menunggu waktu yang tepat untuk mengutarakan niatnya berhijab. Dia berharap Mama tidak akan melarang. Meskipun nanti penampilan mereka berdua akan terlihat kontras.
Mama masih senang berpakaian terbuka dengan blus off shoulder serta rok selutut. Flo pernah meminta secara halus, agar Mama memakai busana yang lebih tertutup. Tapi Mama hanya menanggapi dengan senyum. Sebagai seorang anak, dia hanya tidak ingin banyak mata pria bebas memandangi kecantikan Mama, tanpa difilter.
Pulang sekolah Flo berniat istirahat. Selesai mentoring, dia sudah sholat Zhuhur berjama'ah di mushola. Dia melepas seragamnya dan berganti pakaian.
Semalam dia belajar untuk ulangan matematika pagi ini, hingga pukul 2 dini hari. Saat ini dia betul-betul mengantuk dan memutuskan untuk tidur di atas kasurnya yang empuk. Nikmat Allah yang manakah yang dia dustakan.
Flo memeluk guling sambil sesekali memandang langit mendung di luar sana. Suasananya sudah mendukung untuk masuk ke alam mimpi. Baru dia hendak memejamkan mara, dia tiba-tiba merasa rindu Kak Tiara. Kak Tia belum pulang karena masih ada bimbingan belajar sampai jam 4 sore. Akhirnya Flo memilih pulang duluan.
Jemari tangannya menatap deretan pesan di kotak masuk.
Nayla... Kak Tia... Ibu... Mama..
Kak... Sakha...
Apa kabarnya lelaki itu. Mengapa Flo jadi kepikiran. Apa karena tadi mereka sempat bertemu di sekolah. Sesaat raut wajah Flo berubah mendung, seperti langit kelabu di luar sana. Kak Sakha jadi berubah lebih dingin dan irit bicara. Tidak mungkin kan, lelaki itu marah kepadanya.
Tapi satu hal yang membuat Flo tenang, ketika Fathir mengatakan sekarang Kak Sakha sudah rajin sholat berjama'ah di mushola sekolah. Meskipun lelaki itu belum tergugah hatinya untuk ikut pengajian, tapi Flo senang mendengarnya.
Diam-diam dia selalu mendo'akan Kak Sakha agar memperoleh teman yang sholeh dan juga guru yang dapat membimbing lelaki itu untuk menjadi lebih baik. Bukankah itu kalimat terakhir yang disampaikan Kak Sakha sebelum mereka berpisah.
Semoga saja mereka tetap bisa berteman. Flo senang berteman dengan Kak Sakha. Karena di luar sikapnya yang cuek dan kadang suka tebar pesona ke siswi satu sekolah, lelaki itu pada dasarnya memiliki sifat yang baik dan suka menolong.
![](https://img.wattpad.com/cover/244690254-288-k746709.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FLOWER OF LOVE (Tamat di KBM dan Karyakarsa)
RomanceBercerita tentang seorang gadis yang kerap dicemooh teman dan lingkungan, karena penampilan fisiknya tidak sesuai namanya. Rumah dan keluarga yang penuh cinta, selalu membuatnya yakin bahwa Cinta sejati itu ada dan akan ada lelaki yang kelak bisa m...