DELAPAN BELAS

4.1K 574 68
                                    

*Area pembaca di atas usia 20 tahun*

*Ada kata-kata, perbuatan yang tidak terpuji. Kata-kata ini ditulis agar pembaca bisa mengambil pelajaran dan tidak melakukan hal yang sama*.

***

Hujan telah reda. Seorang perempuan cantik berusia tigapuluh empat tahun, keluar dari kantor.

Hampir saja dia pulang tanpa sholat Maghrib terlebih dahulu, kalau saja putrinya tidak mengingatkan.

Flo, putri kandungnya bahkan lebih religius dari dirinya. Ana, nama wanita itu, baru saja selesai memimpin pertemuan direksi yang cukup alot.

Mereka bahkan meeting dari pukul 10 pagi dijeda istirahat makan siang. Kemudian lanjut kembali hingga pukul 5 sore.

Pembahasan berkutat mengenai strategi marketing dan laporan surplus keuangan perusahaan yang membuat Ana bahagia. Sebagai CEO, Ana akhirnya memutuskan membeli sebagian saham perusahaan Aphrodite. Bukan suatu langkah mudah, mengingat reputasi perusahaan kosmetik Aphrodite itu semakin menurun triwulan terakhir.

Aphrodite gagal melakukan inovasi produk. Padahal sudah merupakan pemain lama di dunia kosmetik. Mungkin salah satu alasan kuat Ana adalah dia ingin menunjukkan taringnya pada lelaki itu. Dia ingin membuktikan kalau lelaki yang menghancurkan hidupnya 16 tahun lalu, kini merasakan kehancuran yang sama.

Apa pun yang Ana lakukan sekarang untuk membuat Yoga bertekuk lutut, tetap tidak bisa menghapus sakit di hatinya. Dulu... Mungkin dia memang pernah mencintai lelaki itu. Cinta buta diluar nalar. Tapi kini, hatinya telah mati, meski Yoga adalah ayah biologis dari putrinya. Yoga meninggalkan luka yang selamanya berkarat di hati Ana.

Ana meminta Pak Kardiman, supir pribadinya, untuk mengantar ke rumah dokter Imran. Dia sadar kesibukannya akhir-akhir ini membuatnya abai akan putrinya.

Saat pertama kali Ana mengetahui kabar putrinya masih hidup sehat hingga sekarang berusia remaja. Membuat dia tidak henti bersyukur dan meminta ampun pada Yang Maha Kuasa, untuk segala kesalahan yang dia perbuat. Meskipun wajah Flo lebih mirip dengan lelaki itu, tapi Ana mengingat dia dulu mengandung selama delapan bulan dan bertaruh nyawa melahirkan putrinya. Karenanya, dia tidak akan pernah merelakan Flo untuk siapa pun.

Sebelum memutuskan untuk tidak menggugurkan kandungannya seperti permintaan Yoga, Ana beberapa kali masuk rumah sakit karena tidak memiliki semangat untuk melanjutkan hidup. Dia mengalami depresi dan beberapa kali berkeinginan untuk mengakhiri hidup. Dia bahkan pernah nyaris tertabrak di tengah jalan raya, ketika seperti orang linglung menyeberang jalan saat lampu lalu lintas berubah hijau.

Berhari-hari Ana tidak mampu merawat diri. Tidak mandi, tidak menyisir rambut dan malas makan. Hingga mendiang Ayahnya mengirim Ana ke rumah sakit jiwa untuk mendapat perawatan. Ada dokter Salma, seorang psikiater yang dengan sabar merawat Ana hingga perempuan itu bertahan dengan kehamilannya.

Dokter Salma yang membawa Ana ke rumah sakit saat hendak melahirkan. Tapi Ayah Ana yang mengambil paksa putrinya dari rumah sakit, setelah membayar semua administrasi. Ana meninggalkan bayinya di rumah sakit dan pergi ke Amerika. Selama bertahun-tahun Ana sering menghabiskan waktu dengan menangis. Memikirkan nasib bayinya.

Sampai akhirnya Ana menemukan kembali nomer kontak dokter Salma dan dia mendapatkan kabar bahwa putri kecilnya kini diasuh oleh keluarga sejawatnya, dokter Imran dan istrinya. Nama putrinya adalah Flowerina.

Seperti nama putrinya yang berarti bunga, mulai bersemi berbagai macam harapan di hati Ana. Orangtuanya mungkin sampai akhir hayat, tidak bisa menerima Flo sebagai putrinya.

Tapi mendengar kabar Flo telah dibesarkan di keluarga yang penuh kasih sayang, memunculkan keinginan di diri Ana. Dia ingin hidup lebih baik dari sebelumnya. Dia melanjutkan sekolah SMA hingga kuliah S1. Tidak berhenti disitu, dia mengambil Magister di bidang manajemen bisnis.

FLOWER OF LOVE (Tamat di KBM dan Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang