SATU

18.4K 1K 198
                                    

Flowerina Cinta Amanda, itulah namaku. Ayah dan Ibu memanggilku Flo.

Sementara sejak SMP, teman-teman ada yang memanggilku Flo atau Manda. Semua nama panggilan itu terasa begitu cantik, hingga kadang aku merasa banyak yang sinis terhadapku.

Sejak SMP dan SMA, aku seperti hidup dalam bayangan kakakku satu-satunya. Tiara Bunga Amarilis, itulah nama Kakakku yang cantik jelita tiada tara. Kak Tia adalah sekertaris OSIS di SMA dan langganan juara English Speech Contest setiap tahun.

Aku bersyukur Ayah, ibu dan Kak Tia sangat menyayangiku. Mereka menerimaku apa adanya. Aku bahkan tidak mempercayai foto bayi cantik dalam selimut bunga berwarna hijau toska itu adalah diriku waktu lahir, sodara-sodara.

Ternyata ada riwayatnya. Aku lahir prematur dan beratku waktu itu hanya 1.7 Kg. Kata Ayah, aku sangat mungil. Selama dua bulan aku dirawat di ruang intensif perawatan bayi.

Mungkin karena hal itulah, ketika aku beranjak sekolah TK, SD sampai sekarang, Ibu selalu mencekoki aku dengan banyak makanan. Mengingat sewaktu aku bayi, berat badanku kurang.

Alhasil, jadilah aku yang sekarang ini. Dengan tinggi 161 cm, badanku sebenarnya cukup tinggi. Meski masih kalah dengan Kak Tia. Kakak tingginya 167 cm dan cantik seperti foto model.

Begitu besar perbedaan di antara kami berdua -aku dan Kak Tia-. Di antaranya adalah berat badan Kak Tia yang ideal. Hanya 46 Kg. Sementara aku lebih berat 30 Kg. Ya, berat aku 76 Kg. Itu pun kalau belum naik lagi bulan ini.

Aku sudah ikut kelas fitness bersama Kak Tia, sampai lari pagi setiap akhir pekan. Tapi tidak ada satu pun dari lapisan lemakku yang berkurang. Mungkin karena selepas olahraga, aku rajin makan karbo.

Saat ini aku kelas 1 SMA dan Kak Tia kelas 3. Kakak ibarat malaikat pelindungku sejak hari pertama aku ikut MOS (Masa Orientasi Siswa). Kemana pun aku sering berada di belakang Kakak. Kecuali beberapa bulan ini, karena Kak Tya sibuk try out.

Bahkan beberapa temanku sempat menyindir aku seperti dayang-dayangnya Kak Tia yang berprestasi dan ngehits di sekolah. Hingga suatu hari tiba-tiba datang seseorang mendekatiku di kelas.

Aku dan Nayla, teman sebangkuku yang kini menjadi teman baikku, janjian datang pagi untuk piket. Saat itu aku hendak membuang isi keranjang sampah yang penuh kertas-kertas bekas kelas kemarin. Aku sengaja memakai baju training supaya nanti bisa berganti baju seragam setelah bersih-bersih.

Sukses membuang isi dua keranjang sampah ke bak sampah besar di halaman belakang sekolah, aku mencari kran air untuk mencuci tangan. Tidak lupa aku selalu membawa sabun kemana pun pergi.

Saat aku membalikkan badan, tiba-tiba sebuah lengan kekar menarikku hingga aku bersandar ke tembok.

Aku hampir pingsan melihat siapa yang kini berdiri di depanku.

Kyaaa...

Kak Sakha... Dia adalah kapten tim basket di sekolah dan kemarin masuk kakak kelas terfavorit di jejeran panitia MOS.

"Kamu kenal saya kan?"

Suara baritonnya yang lembut, menyapa indra dengarku.

Aku menggangguk.

"Saya Sakha Falah Maulana. Saya ingatkan kalau-kalau kamu lupa."

Mendadak kesadaranku yang semula berkabut, mulai kembali.

"Saya Flo."

Kedua iris kecoklatan itu intens memandang wajahku. Membuatku malu dan ingin segera menyingkir dari situ.

"Saya lebih suka memanggil kamu Love. Karena kamu itu layak untuk dicintai."

Demi apa lelaki ini berusaha mengusap lembut anak rambut di keningku.

FLOWER OF LOVE (Tamat di KBM dan Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang