TUJUH

6K 875 145
                                    

Suara ketukan halus terdengar dari depan pintu kamar Flo.

Tanpa diijinkan oleh pemiliknya, Ibu dan Kak Tia sudah membuka pintu. Keduanya pindah tidur ke kamar Flo, setelah mereka semua pulang dari makan malam di luar.

Ayah mentraktir makan di rumah makan Seafood kesukaan Flo. Sampai di rumah, mereka mengadakan acara tukar kado, buat seru-seruan. Hari ini Ayah ulang tahun dan sengaja mengosongkan jadwal praktek di rumah sakit.

Ayah benar-benar sosok family man. Ayah juga merelakan malam ini Ibu mengungsi ke kamar Flo. Ibu, Kak Tia, dan Flo akan tidur bertiga sempit-sempitan di tempat tidur Flo.

Sejak ukuran tubuh Flo membesar, Ayah memang membelikan tempat tidur King size. Flo sebenarnya kasihan Ayah jadi tidur sendirian malam ini. Tapi malam ini sepertinya akan jadi malam yang panjang untuk dirinya.

Bertiga mereka membuka album foto dan juga menyetel video saat pertumbuhan awal Flo di rumah ini. Video Flo tumbuh gigi, belajar merangkak, berjalan dan main sepeda bersama Ayah yang menuntun di belakang sampai Flo bisa.

Seharusnya tahun ini menjadi ulang tahun yang membahagiakan untuk Ayah. Tapi siapa yang menyangka, besok pagi Mama kandung Flo akan datang menjemput.

Rencananya, dua pekan lalu Flo bertemu dengan Mama Ana. Tapi kabarnya wanita itu luar biasa sibuk dengan bisnis kosmetik dan minyak wangi dari perusahaan yang dinaunginya. Kabarnya Mamanya seorang CEO. Flo sendiri tidak tahu pekerjaan CEO itu seperti apa.

Flo hanya dapat berdo'a. Semoga ketika besok dia bertemu, Mama Ana bisa menerima dirinya. Begitu saja dia sudah bersyukur. Tapi kalau Mama tidak mau, maka dia akan tetap tinggal di rumah Ayah dan Ibu, keluarga yang tulus menyayanginya.

Acara tukar kado tadi sebenarnya acara rutin bila ada anggota keluarga yang berulang tahun. Kadang itu jadi momen kenangan yang lucu. Dimana tahun lalu, Flo justru mendapat kado kaus kaki laki-laki yang harusnya untuk Ayah. Ayah malah dapat kado sepasang apron dan spatula yang harusnya untuk Ibu.

Begitulah barang-barang itu tidak boleh ditukar tapi boleh dihibahkan kepada yang berhak menerima. Kejutan manisnya adalah Ayah memakai apron couple tadi pagi bersama Ibu, memasakkan kue black forest untuk keluarga.

Kak Tia dan Ibu sudah tertidur memeluk lengannya dan Flo yang berada di tengah masih asyik menonton video sambil memasang earphone. Dia tidak mau menimbulkan suara berisik dan mengganggu kedua orang yang dia sayangi.

Satu.. Dua... Tiga... Lima... Tujuh...

Tujuh hari setelah dia putus dari Kak Sakha dan gosipnya Kak Sakha sudah punya gandengan baru.

Teman seangkatan Flo, tapi beda kelas. Namanya Seli. Selina Valensia. Cantik. Putih. Tinggi. Langsing. Atlit renang. Bintang iklan produk air mineral.

Sakha tidak perlu membuat pengumuman. Karena di kantin, siswi-siswi banyak yang sudah heboh membicarakan.

Dikarenakan siswa kelas 3 tidak boleh berpacaran sesuai peraturan sekolah, Sakha pun tidak pernah terlihat jalan bareng Seli.

Flo tersenyum miris menyadari kemiripan nama awal huruf S antara Sakha dan Seli. Mungkin mereka berdua memang berjodoh.

Lalu dengan Maura? Ah... Sudahlah. Itu bukan lagi jadi urusannya. Sejak awal dia hanyalah bagian dari permainan Kak Sakha. Sampai mereka akhirnya putus pun, Kak Sakha tidak mengakui tentang taruhan itu dan bahkan tidak meminta maaf padanya.

Terkadang Flo heran. Satu sisi, Sakha bisa berbuat baik dan manis padanya. Tapi di sisi lain, lelaki itu seperti tidak peduli dan mudah marah. Tiga bulan cukup bagi Flo untuk mengenal sosok Sakha. Ia hanya bisa mendo'akan yang baik-baik untuk lelaki itu.

FLOWER OF LOVE (Tamat di KBM dan Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang