*Flo Pov*
"Silahkan masuk."
Seorang perawat perempuan berhijab biru mempersilahkan aku dan Mama masuk ke dalam ruangan.
"Assalaamu'alaikum."
Aku terkejut melihat seorang dokter yang masih muda, menyambut kami.
Aku mengira yang akan kami temui adalah seorang dokter senior yang sudah beruban."Wa'alaikumsalam. Tadinya aku kira dokter Adam masih praktik disini, ternyata dokter Febri yang sekarang menggantikan Ayah praktek ya."
Mama seperti sudah kenal akrab dengan lelaki ini. Lelaki itu tersenyum dan berjabat tangan dengan Mama.
"Ini siapa Kak?" Lelaki bernama dokter Febri itu bertanya sambil tersenyum.
Jujur dokter Febri memang tampan, tapi ia lebih pantas jadi Om buat aku.
"Ini anak aku, Feb. Namanya Flo. Flo, ini dokter Febri. Dokter Febri adalah adik sahabat Mama, Tante Ine. Tante Ine teman kuliah Mama sewaktu masih di Amerika."
Lelaki itu mengulurkan tangan, tapi aku terlampau malu untuk menyambutnya.
"Maafin Flo. Dia memang suka malu kalau ketemu orang baru."
Aku tidak jadi berdiri. Aku hanya bisa duduk manis di samping Mama.
"Aku nggak tahu kalau anaknya Kak Ana sebesar ini."
Tolong ya, dokter yang masih muda dan tampan ini seolah menyindir badanku yang 'besar'.
Aku tidak jadi mengaguminya. Tadinya aku seperti melihat sosok seorang dokter yang karismatik. Tapi sekarang aku berubah pikiran.
"Ners Mia, boleh minta tolong dibantu diukur tinggi badan, berat badan Flo."
Mama memberi isyarat agar aku menurut.
Aku tampak semakin tidak percaya diri melangkah ke timbangan.
"Sudah nggak usah malu Flo. Semua yang kesini ingin sehat kok. Tapi untuk sehat, memang tidak bisa turun berat badan instan. Saya akan memberikan beberapa aturan makan untuk Flo."
Lalu dokter Febri menerangkan tabel-tabel makanan dan kalimat yang berusaha aku mengerti.
"Jadi Flo tetap boleh makan 3 kali sehari. Tapi nasinya dikurangi jadi 3/4 dari porsi biasa. Lauk hewani dan lauk nabati bebas. Banyakin makan sayur dan minum air putih, supaya lebih kenyang."
Kok kepalaku jadi tiba-tiba pusing ya.
Dokter Febri sepertinya menyadari kebingunganku.
Tiba-tiba dia tertawa.
"Haha... Nggak usah stress gitu Flo. Biasa aja dong lihatin saya. Oya kamu bisa tetap makan snack, diantara waktu makan. Contoh snacknya buah potong atau puding. Jangan lupa olahraga rutin setiap hari. Bisa mulai dari jalan kaki minimal 30 menit. Nggak berat nanti kalau sudah kamu jalani."
Belum memulai diet yang sesungguhnya, aku sudah lemas duluan.
"Kamu tulis nomer HP kamu disini ya. Saya ada kenalan catering sehat buat kamu. Kebetulan pasien disini banyak yang cocok sama menunya. Nama cateringnya FitFood. Saya juga langganan untuk makan siang."
Tanpa sungkan dokter Febri mengambil kotak makan siangnya dan menunjukkan ke Flo.
"Ayo, cobain. Kalau enak dan cocok, nanti saya kirim kartu namanya."
Ragu aku mengambil. Rasanya kayak nggak sopan. Tapi mungkin dokter Febri memang sudah seakrab itu sama Mama.
"Icipi aja Sayang. Kalau enak, nanti kita pesan. Biar kamu lebih sehat."
KAMU SEDANG MEMBACA
FLOWER OF LOVE (Tamat di KBM dan Karyakarsa)
RomanceBercerita tentang seorang gadis yang kerap dicemooh teman dan lingkungan, karena penampilan fisiknya tidak sesuai namanya. Rumah dan keluarga yang penuh cinta, selalu membuatnya yakin bahwa Cinta sejati itu ada dan akan ada lelaki yang kelak bisa m...