SEMBILAN BELAS

4K 593 74
                                    

*Rainbow and Cloud Resto*

Dua minggu telah berlalu setelah Sakha dan teman-teman seangkatan melewati ujian akhir kelas dua belas.

Selama itu pula ia tidak menghubungi Flo. Terakhir kali ia mengirimkan pesan, ia sempat kecewa karena gadis itu tidak membalas, padahal sudah membaca.

Apa mungkin gadis itu langsung tidur, setelah membaca pesannya. Sakha tidak sabar ingin menyapa Flo, namun ketika dari jauh dia melihat gadis itu. Hatinya urung melanjutkan.
Kini Flo bukan lagi gadis yang dulu dikenalnnya. Flo telah berubah mengenakan hijab rapi sampai menutupi dada.

Mengapa jarak di antara mereka kini terbentang nyata. Sakha baru sebatas menggugurkan kewajibannya sholat wajib tepat waktu. Ia baru mulai belajar lagi membaca Al-Qur'an dengan ilmu tajwid. Tapi ia melakukannya melalui media online.

Sakha menyembunyikan apa yang selama ini telah ia lakukan untuk berubah. Ia hanya tidak mau banyak orang mengetahui. Cukup Allah dan dirinya sajalah yang tahu. Dari luar, Sakha tetaplah siswa yang sering menjadi vitamin mata adik-adik kelasnya yang mayoritas perempuan.

Ia masih menjadi bintang lapangan basket pada pertandingan persahabatan antar sekolah yang diadakan paska ujian. Hampir seluruh mata kaum hawa bersorak dan memandanginya penuh decak kekaguman.

Tapi dia tidak ada di sana. Flo tidak ada disana, untuk melihatnya bersinar.

Semenjak berhijrah, Flo lebih banyak menghabiskan waktu istirahat di Mushola sekolah. Mendengarkan kultum selepas sholat Zhuhur dan melanjutkan mengaji.

Sakha mengakui dirinya labil. Ia mendengungkan perpisahan sampai kelak Flo lulus SMA. Tapi baru berpisah satu bulan saja, ia sudah kelimpungan mencari-cari keberadaan gadis itu.

Flo...

Bisakah kamu berbuat sesuatu yang membuatku bisa membencimu.

Aku sudah berusaha melupakan kamu. Tapi wajah kamu seperti menari hingga lapisan langit ketujuh.

"Ehem... Kita sudah sampai."

Papa berdehem. Mama yang duduk di sebelah Papa, menoleh ke arah Sakha. Dia yakin Sakha pura-pura tidur di mobil.

Sungguh Sakha tidak mau datang di acara makan malam yang telah lama ia hindari. Tapi pulang sekolah, Papa dan Mamanya kompak meminta bertemu dalam acara makan malam dengan sahabat Papa. Om Faisal dan Tante Maya.

Terakhir kali Sakha bertemu Tante Maya adalah saat ia kelas 1 SMP. Itu berarti sudah 6 tahun lalu. Ia bahkan sudah lupa wajah Maura, putri sahabat Mamanya.

Satu hal yang membuat Sakha terpaksa datang, karena Tante Maya menanyakannya. Mama mengatakan Tante Maya terkena kanker leher rahim satu tahun ini. Melihat mereka bisa berkumpul sebagai sahabat lama, akan membangkitkan semangat hidup sahabat Mama.

"Sa, kita sudah sampai. Ayo turun. Mama sudah nggak sabar ketemu Tante Maya. Maura juga pasti sekarang sudah jadi gadis yang cantik. Dia seumuran sama kamu lho Sa."

Sakha memincingkan mata. Ia tidak berniat merapikan rambutnya yang berantakan dan kemejanya yang kusut.

Apa pun itu, ia tidak pernah tertarik dengan perkenalan yang direncanakan kedua orang tuanya.

Akhirnya mereka turun dari mobil. Faisal menitipkan kunci ke petugas Valet parking. Faisal menggandeng tangan istrinya dan membuat Sakha sedikit iri. Membayangkan kelak ia akan menggengam jemari Flo seperti itu juga. Tiba-tiba membuat Sakha tersenyum.

Namun senyumnya pudar ketika pintu lift lantai 2 terbuka. Dari jarak beberapa meter, ia menatap wajah laki-laki seusia Papanya. Mengapa dulu ia tidak pernah memperhatikan wajah suami tante Maya.

FLOWER OF LOVE (Tamat di KBM dan Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang