23. In The Darkness

685 79 10
                                    

Vote dulu boleh kali kak^^

....

"Woy lah curang!"

Lee Haechan memekik kesal saat ia kalah dalam permainan gunting batu kertas untuk menentukan siapa yang akan membayar makan malam kali ini. Sementara Aera, Renjun, Jeno dan Jaemin hanya tertawa puas dengan kekalahan Haechan.

Saat ini The Gangs sedang makan di salah satu restoran daging panggang langganan mereka. Sudah lama mereka tidak melakukan kumpul-kumpul seperti ini. Yah karena dua minggu terakhir memang ada jadwal ujian. Jadi mereka tidak bisa sering-sering kumpul.

Meskipun terlihat semacam geng urakan, tapi nyatanya Aera dan kawan-kawan mementingkan nilai akademis mereka. Bukan kah ini salah satu hal yang bisa dicontoh?

"Emang udah takdir lo yang buat bayar ini, Chan!" –Renjun.

"Mampus! Hahahaha..." –Aera.

Haechan melihat bill yang sudah diserahkan oleh pelayan. Matanya sedikit membulat saat mengetahui jumlah tagihan makan siang mereka sangat banyak.

"Buset! Kalian manusia apa babi sih?! Kok bisa jadi sebanyak ini.." -Haechan.

Jeno menggeplak kepala Haechan.

"Lo tuh yang babi!" –Jeno.

"Kan tadi lo yang makan paling banyak, dasar babi." –Jaemin.

Haechan menggaruk rambutnya kemudian tertawa saat menyadari ternyata memang dialah yang sedari tadi nambah porsi daging.

"Udah buruan bayar sana!" –Aera.

Renjun memanggil kembali pelayan tadi. Tak butuh waktu lama, si pelayan pun datang sembari membawa mesin edc untuk melakukan transaksi pembayaran.

Haechan mengeluarkan dompet dari saku celananya. Membuka dompetnya dan tak sengaja memperlihatkan beberapa lembar uang di dalamnya.

"Wih banyak duit nih.." –Renjun.

"Banyak matamu! Noh liat!" –Haechan.

Haechan menunjukkan isi dompetnya yang ternyata hanya ada dua lembar uang lima puluh ribu won dan lembaran struk-struk pembelian. Aera dibuat tertawa karena ternyata isi dompet Haechan hanya bon belanjaan.

"Ya ampun! Kere amat lo jadi cowo. Hahaha!" –Aera.

"Pantes jomblo mulu.." –Jeno.

"Heh kalian ngga usah remehin gue ya.. duit gue banyak. Cuma males aja bawa lembaran."

Haechan pun mengeluarkan kartu debitnya dan memberikan kartu tersebut kepada pelayan untuk segera menyelesaikan transaksinya.

"Ra, nanti lo pulang sama Haechan ya." –Jaemin.

"Loh kenapa?" –Aera.

"Gue ada urusan sama klien. Ngga lama ko, jam sembilan paling udah balik." –Jaemin.

"Ya udah... Chan! Gue nebeng lo ya." –Aera.

Haechan hanya menunjukkan jari jempolnya sebagai jawaban.

Setelah semuanya selesai dan merapikan barang bawaan. The gangs pun meninggalkan restoran tersebut.

...

Kini Aera sedang menumpang di mobil range rover milik Haechan. Namun sebelum pulang ke apart, Aera minta untuk mampir di café untuk beli kopi kesukaannya. Dan Haechan hanya menuruti apa yang diinginkan Aera.

"Lo mau nitip ngga?" –Aera.

"Ice americano, Ra." –Haechan.

Aera mengangguk dan segera keluar dari mobil . Haechan lebih memilih untuk tetap di dalam mobil dengan alasan ia lelah. Padahal Haechan tidak mau jika disuruh bayar kopi miliknya. Dasar Lee Haechan.

Normal | Na Jaemin [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang