28. Her Smile

609 72 10
                                    

Eitss... Vote dulu yuk^^

...

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Cuma ada satu orang yang ngga suka sama Aera.." –Haechan.

"Siapa?!" –Renjun, Jeno.

"Hwang Yeji." –Haechan.

Mendengar nama Hwang Yeji disebut, Jaemin yang semula sedang tertunduk di sebelah kasur Aera sembari menggenggam tangan gadis itu pun merasa emosinya mulai memuncak. Ia berpikir ada benarnya juga apa yang Haechan ucapkan. Sejak dulu memang hanya Yeji yang tidak menyukai Aera.

Lantas Jaemin langsung beranjak dari posisinya. Hal itu membuat Jeno, Haechan, dan Renjun terkejut atas pergerakan tiba-tiba dari Jaemin. Mata Jaemin menunjukkan sorot amarah yang bisa dirasakan siapapun.

"Lo mau kemana?" –Jeno.

Jeno menahan lengan Jaemin yang baru saja hendak melangkah keluar ruang VIP.

"Gue ada urusan sebentar. Kalian jangan kemana-mana, jagain Aera."

Jaemin melepas tangan Jeno dengan sedikit kasar. Kemudian melangkah keluar begitu saja membuat teman-teman yang lain tidak bisa mencegahnya.

"Dia pasti mau nemuin Yeji." –Renjun.

"Gue takut dia ngga bisa kontrol emosinya, Jen." –Haechan.

Jeno duduk kembai di sofa, menyandarkan punggungnya, lalu memijat pelipisnya yang dirasa sangat pusing

"Biarin aja.. dia pasti bisa kendaliin dirinya." –Jeno.

Mereka bertiga pun masing-masing menyandarkan punggungnya di sofa sembari menunggu Aera tersadar. Entah apa yang akan Jaemin lakukan, semoga saja tidak terjadi hal yang lebih membuat pusing kepala Jeno, Renjun, dan Haechan. Semoga saja~

...

Jaemin mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tangannya mengepal. Jaemin sangat marah. Entah saat ini kemana arah tujuannya. Yang jelas amarah Jaemin sangat menggebu-gebu.

Pikiran Jaemin dipenuhi dengan Hwang Yeji. Tidak! Bukan Jaemin peduli pada Yeji. Ia hanya peduli pada Aera. Nama Hwang Yeji berputar-putar di pikiran Jaemin karena lelaki itu sangat marah pada Yeji.

Pasti Yeji yang melakukan semua ini.

Mobil Jaemin terlihat berhenti pada parkiran sebuah apartemen. Matanya melihat keliling tempat yang sudah lama tidak ia kunjungi. Tempat yang berdiri sebagai saksi bisu pengkhinatan Yeji. Dimana lagi kalo bukan apartemen Hwang Yeji.

Jaemin turun dari mobilnya. Langkah jenjangnya mulai menuju ke dalam bangunan tinggi itu. Dengan tergesa-gesa Jaemin menaiki satu persatu anak tangga menuju unit dimana Yeji tinggal.

Unit 18

Jaemin berhenti tepat di depan pintu tempat tinggal Yeji. Ia mengingat jelas memori kelam dimana Yeji dan selingkuhannya bercumbu di depan pintu ini. Sangat menyakitkan memang.

Normal | Na Jaemin [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang