27. Yoo Aera

557 74 4
                                    

Eitsss.. vote dulu kak^^

...

[ Flashback ]

Mata Jaemin dan mata Yeji saling menatap tanpa ada sepatah kata yang terucap dari keduanya. Ini kali pertama mereka bertemu setelah kurang lebih 7 bulan berpisah. Keduanya terdiam. Suasana diantara Jaemin dan Yeji sangat tidak enak.

Wajah Yeji masih sama. Cantik dan menggemaskan. Sama seperti saat mereka berdua masih menjalin kasih. Tapi kini perasaan Jaemin-lah yang tidak sama.

Kurang lebih 10 menit sudah mereka hanya saling menatap. Jaemin mulai malas. Ia pun berdehem.

"Langsung aja..."

Yeji paham apa yang dimaksud Jaemin. Gadis itu mencoba menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannyaa.

Tatapan Yeji kini berubah menjadi sedih. Namun Jaemin masih menatap datar gadis itu.

"Na.. Aku mau minta maaf sama kamu. Aku salah. Iya aku bodoh, Na.. maafin aku.."

Jaemin belum menjawab ucapan Yeji.

Dengan segala keberanian yang dipunya, Yeji mencoba menggenggam jari jemari Jaemin. Dan ternyata Jaemin tidak menolaknya. Ada kegembiraan tersendiri dalam diri Yeji.

"Nana.. aku masih sayang sama kamu. Aku masih cinta sama kamu, Na. Aku pengin kita balikan lagi."

Jaemin tetap terdiam.

"Please.. maafin aku. Aku khilaf, Na. Aku ngga akan ulangin lagi.."

Yeji memasang wajah memelasnya. Masih dengan tangannya yang menggenggam jari Jaemin. Gadis itu sedikit erat menggenggam jemari lelaki yang ada di hadapannya.

"Na.. kok kamu diem aja? Aku minta maaf, Na."

Jaemin menghembuskan nafasnya. Lelaki itu lalu sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah Yeji. Tatapan Jaemin menajam. Hal ini membuat Yeji sedikit terkejut. Pasalnya Yeji tidak pernah melihat tatapan ini dari seorang Na Jaemin.

"Udah ngomongnya?"

Yeji mengangguk pelan. Jaemin mencoba melepaskan genggaman tangan Yeji.

"Yeji aku udah ngga ada perasaan sama kamu.."

"Tapi Na... aku mau memperbaiki semuanya."

"Kamu itu cuma masa lalu buat aku. Hubungan kita udah selesai saat kamu lebih milih buat ciuman sama laki-laki itu."

Perkataan Jaemin seakan menusuk hati Yeji. Ia tidak menyangka bahwa Jaemin melihat adegan ciuman itu.

"Aku masih inget.. saat kamu sama dia ciuman di depan pintu apartemen. Aku bahkan ngga pernah cium kamu selama itu.." –Jaemin.

"Aku bahkan selalu ijin ke kamu sebelum ngelakuin itu.." –Jaemin.

"Aku bahkan selalu menghormati kamu sebagai perempuan.." –Jaemin.

"Tapi..."

Jaemin menggantungkan kalimatnya. Hal ini membuat Yeji sangat pensaran.

"Tapi apa?!"

Jaemin tertawa sarkas. "Tapi perempuan yang aku hormatin justru ngga-punya-harga-diri."

Jaemin memberi penekanan dengan nada sarkas pada empat kata akhir kalimatnya. Sakit hati Yeji mendengar semua ucapan Jaemin. Tapi... semua itu memang benar. Jaemin sangat mengorhmatinya. Dia laki-laki yang sopan. Memang Yeji nya aja yang ngga tau diri.

"Tapi kamu ngga bisa ngomong kaya gitu ke aku!"

"Kenapa ngga bisa? Itu semua kenyataan kan?!"

Yeji terdiam. Semua yang diucapkan Jaemin benar adanya. Gadis itu tidak bisa menepis perkataan Jaemin.

"Hati aku hancur, Yeji. Hancur!" –Jaemin.

"Na tapi aku minta maaf ke kamu.. aku bener-bener nyesel, Na." –Yeji.

"Apa maaf aja cukup?" –Jaemin.

"Terus aku harus gimana biar kamu maafin aku?" –Yeji.

Jaemin menggeleng. Ia menyandarkan punggungnya pada senderan kursi. Kedua tangannya ada di depan dada. Matanya menatap lurus ke arah Yeji.

"Ngga perlu. Aku ngga butuh itu semua.. aku ngga butuh kamu. Udah ada orang yang setia sama aku."

"Siapa?! Aera?!" –Yeji.

Jaemin terdiam. Dia memilih untuk mengalihkan pandangannya ke arah lain daripada menjawab pertanyaan Yeji.

"Cih.. ternyata emang bener Yoo Aera! Bisa ngga cewe bar-bar itu hilang dari bumi?!"

"Jaga ucapan kamu, Hwang Yeji!"

"Dari dulu emang Aera kan yang selalu usik hubungan kita!"

"Dia ngga pernah usik hubungan kita!"

"Terserah! Aku ngga akan biarin kamu sama Aera bahagia! Aku pasttin Aera akan ngerasain akibatnya!"

Yeji pergi meninggalkan Jaemin begitu saja. Sementara itu Jaemin berusaha mengontrol emosinya. Ia memilih untuk pergi dari café.

Jaemin mengemudikan mobilnya ke arah sungai Han. Pikirannya benar-benar kacau. Ancaman Yeji berhasil membuat Jaemin harus senantiasa bersiaga. Jaemin tidak akan membiarkan Yeji melukai Aera sedikit pun.

Mobil Jaemin berhenti di bawah pohon rindang. Lelaki itu menyandarkan tubuhnya pada senderan jok mobil. Matanya menatap lurus rembulan malam yang kini bersinar terang. Sesaat ia kembali memikirkan segala percakapannya dengan Yeji.

Apa benar Jaemin suka Aera?

Jaemin pun sebenanrya tidak tahu bagaimana perasaannya pada Aera. Ia hanya ingin Aera selalu berada di sisinya. Ia ingin melindungi Aera. Ia ingin membuat Aera bahagia.

Tapi Jaemin pikir itu hal yang biasa dilakukan antar teman. Jaemin melakukan hal yang sama pada Jeno, Renjun, maupun Haechan.

Bagi Jaemin, hanya Aera perempuan yang tidak pernah menyakitinya selain ibunya. Aera sangat berharga. Teman yang paling berharga. Sama seperti Renjun, Jeno, dan Haechan.

Jaemin selalu merasa nyaman bersama Aera. Semua tingkah randomnya, semua ucapan gadis itu bagi Jaemin sangat menarik.

Sesaat Jaemin mencoba mengingat memori lama bersama Aera dan Jeno. Ketika mereka bertiga masih duduk di bangku tadika mesra. Jeno, Aera, dan Jaemin pernah saling menautkan jari kelingking dan berucap "BEST FRIEND FOREVER".

Kenangan yang cukup indah. Itulah mengapa Jaemin sangat menyayangi Jeno dan Aera. Begitu pula Haechan dan Renjun. Mereka sangat berharga bagi Jaemin.

Sejak Jaemin kecil, Aera selalu menjadi salah satu sumber kebahagiaannya. Mereka sudah banyak menghabiskan waktu bersama. Mereka tumbuh dewasa bersama-sama. Banyak kenangan yang terukir dalam kisah pertemanan Jaemin-Aera. Demi apapun, Jaemin tidak akan melepaskan Aera. Begitu pula yang lainnya. Renjun, Haechan, dan Jeno. Jaemin akan menjaga mereka dengan segala yang Jaemin punya.

Tapi...

"Apa iya gue suka sama Aera?" –Jaemin

.

.

.

.

[ Yoo Aera – END ]

...

Gimana nih? Aera-Jaemin yes or no?

Atau Jaemin-Jeno aja? Wkwkwk

Jangan lupa vote sama komen yaaa^^

See you all!! 💚💚

Normal | Na Jaemin [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang