26. Mysterious Stranger

584 77 6
                                    

Jangan lupa klik vote^^

...

Aera berkali-kali mondar mandir di ruang tengahnya sembari diselimuti perasaan takut. Bukan hanya takut, lebih tepatnya cemas, kalut, dan khawatir. Kenapa Aera bisa seperti itu? Jawabannya hanya satu. Aera cemas dengan keadaan Jaemin.

Saat ini entah ada dimana Jaemin dan Yeji sedang berbicara empat mata. Ini kali pertama Jaemin dan Yeji berbincang setelah 7 bulan mereka berpisah dan selama itu pula Jaemin menjalani kehidupan barunya sebaga seorang penyuka sesama jenis.

"Udah dong, Ra.. jangan mondar mandir terus." –Renjun.

"Gue takut, Jun.. gue takut Jaemin kenapa-napa." –Aera.

Nancy yang sedari tadi ikut cemas memperhatikan Aera akhirnya memeluk gadis itu agar tenang.

"Nana pasti baik-baik aja kok.." –Nancy.

Mini party yang sudah diwacanakan kini terancam gagal karena ulah Hwang Yeji. Kesenangan yang seharusnya mengelilingi suasana apartemen milik Aera kini berubah menjadi suasana harap-harap cemas. Bahkan Haechan yang biasanya berisik pun ikut merasakan kecemasan.

Jelas Aera dan kawan-kawan merasa sangat gelisah. Mereka takut Jaemin tidak bisa mengontrol emosinya dan menyebabkan hal yang tidak diinginkan. Selain itu, mereka takut Jaemin tidak bisa mengatasi traumanya kepada perempuan, terutama pada Yeji.

Kecemasan yang menyelimuti ruang tengah mendadak sirna kala bel apartemen Aera berbunyi. Renjun, Nancy, dan juga Haechan saling bertukar pandang. Sementara Aera sudah buru-buru untuk membuka pintu.

"Shit! Gue kira Jaemin." –Aera.

Jeno dan Somi yang baru saja sampai pun kebingungan.

"Jaemin bukannya sama kalian?" –Jeno.

Aera melangkah masuk di ikuti Somi dan Jeno sambil membawa bungkusan berbagai makanan. Jeno kebingungan melihat Renjun dan Haechan yang saat ini bungkam tanpa bermain game apapun. Biasanya kedua sahabatnya itu sudah pasti sedang bermain game. Tapi kini mereka hanya terduduk sambil saling memandangi satu sama lain.

"Kalian kok diem? Jaemin mana?" –Jeno.

Haechan menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Dia pergi... sama-- Yeji." -Haechan.

"Apa?! Kok bisa?!" –Jeno.

Jeno sepertinya marah, bisa terdengar dari nada suaranya yang meninggi. Jelas saja Jeno marah. Ia tidak lupa momen dimana Yeji menjadi penyebab utama Jaemin nyaris tak bernyawa. Lalu sekarang bisa-bisanya Jaemin pergi bersama Yeji?! Tidak punya malu!

"Yeji mohon-mohon sama Jaemin buat ngomong berdua.." –Aera.

"Terus kalian ijinin?!" –Jeno.

Somi yang berdiri di samping Jeno berusaha menenangkan kekasihnya dengan menggenggam jari jemari Jeno.

"Kita udah larang, Jen. Tapi Jaemin sendiri yang mau nurutin Yeji." –Renjun.

Jeno ikut duduk dengan teman-temannya yang lain. Ia memijit kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing. Somi masih setia menenangkan Jeno. Ia berharap amarah Jeno dapat reda.

"Jaemin pasti baik-baik aja, Jen.." –Somi.

Jeno hanya terdiam. Suasana gelisah kembali mengelilingi ruangan itu. Aera terus menatap layar ponselnya berharap ada satu pesan masuk dari Jaemin. tetapi nyatanya nihil.

Tak terasa sudah hampir satu jam Jaemin belum memberi kabar. Hal ini semakin membuat teman-temannya khawatir. Jeno hampir saja nekat mencari Jaemin keliling Seoul jika tidak dicegah oleh Renjun dan Haechan. Di luar hujan deras. Tidak mungkin mereka membiarkan Jeno pergi.

Normal | Na Jaemin [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang