30. 가다 Go

33 15 0
                                    

I know, you love me. Even though I didn't show it to you

🌸

Terkadang, apa yang dirasakan oleh hati tidak sama dengan apa yang dirasakan oleh tubuh. Hati Kim begitu terluka setelah memilih pilihan yang justru melukai hatinya sendiri. Kim tidak berpikir panjang. Ia terlalu fokus dengan perkataan PD-nim yang begitu menusuk ulu hatinya semalam. Sampai sekarangpun, rasanya perkataan PD-nim masih terus terngiang di kepalanya. Kim terus terbayang dengan perlakuan dan juga dosanya sendiri.

Aish, pria itu menggosok-gosokan telapak tangannya. Udara di pemakaman ini sangat dingin. Angin terus bertiup dan membuat udara semakin terasa dingin dan menusuk ke pori-pori kulitnya. Tidak baik jika terus bertahan disini.

Sudah sejak 30 menit yang lalu Kim menghabiskan waktunya untuk berdiri dan menatap batu nisan bertuliskan nama ayahnya itu dengan tatapan kosong. Rasanya begitu berat. Berat menerima fakta bahwa Kim harus segera memaafkan ayahnya. Bahkan ketika trauma itu masih terus menghantui Kim.

"Aku akan pergi.."

Kim menundukan tubuhnya sedikit. Menatap nisan itu sekali lagi.

"Semoga kau tenang."

Kim menghela napasnya. Mengusap nisan itu sekilas kemudian kembali berdiri seperti semula.

"Mian, aku tidak bisa berjanji akan segera melupakannya. Aku butuh waktu. Dan itu tidak mudah."

Lalu Kim segera membalikkan badannya dan berjalan menjauh dari pemakaman.

Laki-laki itu menghela, kemudian segera menghampiri mobil manager hyung yang sedang menunggunya.

🌸

"Pacarmu akan berangkat hari ini. Apa kau tidak ingin mengantanya untuk yang terakhir kali?"

Aish, Kim menoleh ke arah manager hyung dengan sinis. "Kenapa hyung mengatakan seolah-olah hee jin tidak akan kembali hah?"

Kim mendengus lalu menarik seatbelt di sampingnya dengan kasar.

"Ya aku kan hanya bertanya. Bagaimana mungkin kau se sensitif ini? Setelah kau sukses, kau bisa berpacaran dengan siapapun. Mau pacarmu sepuluh bahkan seribu pun tidak akan ada yang menentang. Aracchi?"

Kim memutar bola matanya. Itu benar. Tapi manager hyung tidak akan mengerti perasaan yang Kim alami sekarang. Bagaimana mau mengerti. Manager Hyung hanya pandai dalam berkarir saja. Pria itu tidak kunjung memiliki istri bahkan ketika usianya sudah masuk 48 tahun.

"Nee. Arasseo.."

Manager hyung mengangguk. Lalu pria itu menjalankan mobilnya keluar dari area pemakaman. Dia secara diam-diam  mengantar Kim ke pemakaman ayahnya. Tanpa sepengetahuan atau izin dari Pd-nim.

"Jadi, apa kita ke bandara sekarang?" Tanya manager hyung di sela-sela menyetirnya.

Kim mengangguk. Lalu terdengar desahan napas kecil. "Tapi jangan masuk ke dalam. Aku hanya ingin melihat hee jin dari kejauhan saja."

Manager hyung menoleh. "Loh, wae? Kau tidak ingin memeluknya?"

Kim mengalihkan tatapannya. Menatap jalanan kecil yang penuh dengan bunga ilalang. "Ani, aku tidak ingin membuatnya menangis."

The secret of idol (True Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang