엄마
My place is in your heart. Forever will remain like that, nothing will change🌸
Beberapa menit telah berlalu. Tapi, rasanya hee jin masih berada dimenit itu. Waktu memang terus berputar akan tetapi pikirannya masih berada di tempat yang sama tanpa beranjak sedikitpun.
Jika ini sebuah khayalan dalam dongeng maka hee jin akan segera menemui penciptanya dan menyuruhnya untuk menghapus khayalannya itu. Tapi, Sayangnya ini di dunia nyata dan hee jin tidak bisa mengubah dan mengatur segalanya sesuai apa yang ia inginkan. Terkadang manusia harus bisa membedakan mana dunia fantasi dan mana dunia nyata. Didalam dunia fantasi apapun yang tidak bisa terjadi dalam dunia nyata bisa saja terjadi.
Yah, cukup pelik memang. Tapi, tidak sedikit juga manusia yang mengharapkan keajaiban ada dalam dunia nyata. Contohnya saja hee jin, gadis yang kini sedang memeluk totebagnya itu sedang berharap agar ia bisa segera keluar dari ruangan serba putih itu.
Beberapa menit yang lalu. Somi langsung mengintrogasi dirinya setelah masuk bersama Kim, kakaknya. Dan sialnya, Kim sama sekali tidak bicara sepatah katapun. Pria itu langsung melengos menuju kamarnya tanpa mempedulikan hee jin yang harus berurusan dengan adiknya yang super cerewet.
"Bagaimana kau bisa menyembunyikan hal sebesar itu dariku? Hu'uh, pintar sekali kau ini." Dengus somi sambil melekukan kedua tangannya diatas pinggang. Kemudian gadis itupun berjalan memutari tubuh hee jin dengan angkuh.
"Jika aku tahu kau adalah kekasih dari kakakku maka aku tidak akan mencuekimu waktu itu. Mengapa kau tidak menceritakan itu kepadaku hah?"
Hee jin menghela untuk yang ke sekian kalinya. "Bukankah kau tidak bertanya?"
"Tetapi tetap saja, kau harusnya berinisiatif untuk menceritakan nya padaku tahu!"
Bola mata hee jin membulat. "Hei, bagaimana aku akan menceritakan nya padamu aku saja tidak tahu jika kau adalah adiknya."
"Jadi kau sama sekali tidak tahu?" Tanya somi dengan raut wajah heran. Gadis itu berhenti memutari tubuh hee jin dan menatap lawan bicaranya serius.
"Tentu saja."
"Aish.. benar-benar kalian inii..!" Geram somi dengan raut wajah yang kesal, lalu gadis itupun menarik napasnya. Berusaha sabar. "Baiklah, Sejak kapan kau menjadi kekasih kakakku?"
Hee jin menggeleng. "Tidak tahu."
"Hah?" Bola mata somi mendelik.
"Aku bukan kekasihnya."
"Tapi kakakku mengatakan kau adalah kekasihnya?" Seru somi tak santai. "Apa-apaan ini, oh my God, ya lord!! Kalian ini sebenarnya pacaran atau tidak sih?"
"Bagaimana bisa dia mengatakan hal seperti itu. Dia mengatakan aku ingin menjadi kekasihnya saja tidak."
Tolong siapapun itu, keluarkan somi dari situasi ini? Hei, bagaimana bisa mereka begitu dekat dan tidak tahu status mereka sama sekali? Ini antara kakaknya yang brengsek, apa temanku yang polos?
"Ah, aku sungguh tidak mengerti!" Balas Somi sambil mengacak rambutnya frustasi. Dia sudah lelah. Lelah berdebat dengan hee jin. Awas saja, awas jika kakaknya mempermainkan hee jin.
"Yasudah, aku sudah lelah berdebat denganmu. Sekarang cepat jelaskan bagaimana kalian bisa dekat?"
Menghela, hee jin menatap somi sama seriusnya pula. "Baiklah, aku dengan Kim memang sudah berteman sejak kecil dan aku sama sekali tidak tahu jika Kim mempunyai adik sepertimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The secret of idol (True Love)
Roman pour AdolescentsPs; Terimakasih yang sudah membaca TSOI sampai akhir. Aku selalu menghargai setiap satu angka yang kalian berikan untuk TSOI. Aku sadar jika TSOI masihlah jauh dari kata rapih. Untuk itu, aku akan melakukan revisi dan menambahkan beberapa tambahan p...