39. 🍁Persiapan Kemah

41.2K 3.8K 116
                                    


Happy Reading💖

"Bunda,"

"Bundaaa..,"

"Bunda,"

"Bundaa..,"

Ara memanggil manggil Inggrit didepan pintu, padahal tinggal masuk saja seperti biasanya, cari perhatian memang.

"Sini dek,"

Ara berjalan ke arah Inggrit dan Niel yang sedang asik menonton acara gosip ditelevisi sambil memakan cookies buatan Inggrit tadi.

"Bun abang mana?" tanya Ara, tujuannya kemari hanya ingin berdamai dengan Arsel.

"Ini abang," kata Inggrit menunjuk Niel yang disampingnya.

"Bukan, abang Arsel maksud adek,"

"Ohh. Coba liat dikamar dek,"

"Mau apa dek, cari bang Arsel?" timpal Niel.

"Mau tau je," tiru Ara salah satu kartun Malaysia.

"Nenek aku kata, tak baik rahasia rahasia,"

"Hihi..,"

Ara menaiki undakan tangga ke kamar Arsel, sampai didepan pintu kamar abangnya itu. i1a mengetuk sopan pintu kamar Arsel, karena tidak ada jawaban dari dalam, Ara masuk ke kamar Arsel yang kebetulan tidak dikunci.

Ara sedikit mengintip ke dalam kamar Arsel dengan menyondongkan kepalanya saja masuk ke dalam kamar Arsel.

"Eh? Engga ada orang,"

Karena tidak melihat abangnya itu, Ara berjalan ke dalam kamar Arsel dengan mengendap endap seperti maling.

"Hihi..," kikik Ara merasa lucu dengan tingkahnya sendiri.

Ia duduk ditepi ranjang Arsel dan menggoyang goyangkan kakinya, Ara mendengar gemercik air dari dalam kamar mandi, ia menyimpulkan bahwa abangnya itu sedang mandi.

Tidak lama kemudian gemercik air yang tadi berasal dari kamar mandi tidak terdengar lagi.

Dari kamar mandi Arsel keluar dengan bertelanjang dada, pinggangnya yang terlilit handuk putih, rambutnya yang terus menetesi air, dengan gemercik air mengalir dari dada sampai perutnya yang terbilang bagus untuk anak seusianya.

Arsel keluar dari kamar mandi langsung berjalan ke walk in closed, menghiraukan Ara yang sangat mengemaskan.

Dengan wajah cuek yang sangat menggoda bagi kaum hawa Arsel berjalan tanpa menoleh ke arah Ara, ia mati matian menahan rasa gemasnya agar tidak mencium pipi gembul Ara yang diberi bedak bayi itu.

Berbeda dengan Ara yang terus menatap Arsel, bukannya tergoda atau apa lagian ia juga sudah biasa melihat abang abangnya bertelanjang dada, bahkan tubuh Max jauh lebih menggoda.

Hingga Arsel keluar dari walk in closed, Ara tetap tidak bergeming.

Arsel mendekati Ara yang duduk di ranjangnya, Ara mulai menarik senyumnya semanis mungkin. Perlahan senyum manis Ara memudar ketika Arsel hanya ingin mengambil ponselnya yang ada disamping Ara. Kemudian Arsel duduk disofa kamarnya sambil mainkan ponsel pintarnya.

Tidak tahan didiamkan oleh abangnya sendiri, Ara berlari dan langsung memeluk Arsel sampai ponselnya tergeletak tidak berdaya dilantai.

"ABANGG. HIKS..," parau Ara.

"Kenapa?"

"Jangan marah sama adek,"

"Ngga,"

"Jangan diemin adek, hikss..,"

Little Sister  [U P D A T E   U L A N G]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang