22. 🍁Kangen Adek Taukk

55K 4.8K 177
                                    


Happy Reading💖

   Alarik memainkan game online di ponselnya, Ara juga sudah tidur cukup lama.

  Bara masih belum datang juga, tadi dia sempat memberi kabar lewat whatsapp kalau dia masih mengurus anak Black Falcon yang mengalami beberapa cidera bahkan ada yang dilarikan ke rumah sakit.

   Black Falcon geng motor yang dibentuk oleh Rian. Geng motor yang ia buat sejak SMP kemudian setelah ia tamat SMA, ia menyerahkan kepada Max, lalu setelahnya dipimpin oleh Leonard dan sekarang diketuai oleh Bara yang mungkin bakal diteruskan oleh Niel setelah ia tamat nanti.

   Sedangkan Arlon ia tidak ingin ikut mengambil bagian dalam geng motor Black Falcon. Alasannya simpel, hanya karena ia tidak suka berkelahi dan balapan.

    Saat sedang asik dengan gamenya pintu apartemen Alarik diketuk, Alarik memberhentikan game onlinenya padahal sebentar lagi akan menang. Dengan berat hati ia melangkahkan kakinya membuka pintu apartemen hingga menampilkan seorang laki laki tampan yang masih memakai setelan jas kantoran.

    "Ara mana?" tanya laki laki itu to the point.

   "Tuh masih tidur, Bang" jawab Alarik.

     Max masuk ke dalam apartemen Alarik dan langsung berjalan menuju kamar Alarik. Max memang cukup dekat dengan teman teman Bara dan Niel terlebih mereka anak Black Falcon.

     Hati Max menghangat seketika melihat wajah damai adiknya, perlahan ia mendekati Ara mengusap  pucuk kepala adiknya itu serta mencium pipi gembul milik Ara.

    "Nyenyak banget sih tidurnya," ucap Max gemas.

    "Masih syok mungkin bang karena di kejar anak Thunder tadi siang,"  kata Alarik.

    Max hanya mengangguk, tangannya asik mengusap kepala Ara. Bara sudah menjelaskan tentang kejadian tadi siang itu sebabnya Max memutuskan untuk menjemput Ara. Ia juga sudah mengingatkan agar tidak melibatkan Ara dalam hal ini.

    "Udah lama tidurnya?" tanya Max.

    "Iya," jawab Alarik singkat kemudian duduk di sofa memperhatikan dua abang beradik di depannya itu.

   Asik dengan kegiatannya mengelus elus rambut serta pipi Ara, bahkan sesekali mencium pipi gembul adiknya itu, tanpa ia sadari Ara mulai terganggu dengan kegiatannya.

    "Eunghh," lenguh Ara menggeliat tidak nyaman. "Abangg," lirih Ara dengan suara serak khas bangun tidur.

    "Princess abang udah bangun," Max mengusap pipi Ara lembut.

    "Emmm," Ara duduk dibantu Max, kesadarannya belum terkumpul sepenuhnya.

    "Pulang yuk, udah malam pasti mommy udah nungguin adek," gumam Max mengajak adiknya pulang.

    Ara mengangguk kemudian turun dari ranjang. Max mengandeng tangan Ara, dan seketika ia menahan tawanya karena baru menyadari bahwa adiknya itu memakai kostum serba kebesaran, menyadari apa yang di rasakan oleh Max, Alarik ikut menahan tawanya juga. Bukan apa apa kedua laki laki itu hanya tidak ingin gadis manis di depannya ini cemberut jika menertawakan pakaiannya.

   Padalah mereka sama sekali tidak merasa jelek pakaian Ara, bahkan Ara sangat menggemaskan. Namun dua laki laki itu sangat menjaga perasaan Ara.

    "Kita balik dulu, Thank'sMaaf kalau ngerepotin," ucap Max menepuk bahu Alarik.

   "Sans bang, ngga ngerepotin kok," balas Alarik meyakinkan Max.

  "Adek bilang apa ke bang Al," ucap Max mengintrupsi adiknya itu untuk berterima kasih.

Little Sister  [U P D A T E   U L A N G]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang