56. 🍁Kak 'Al

39K 3.4K 260
                                    

Happy Reading💖

"Marina menari diatas menara, marina menari diatas menara. Diatas menara marina merana~"

Niel bersenandung sambil menyapu halaman depan mansion, bokongnya ia goyang goyangkan ke kanan dan kiri, sesuai irama lagunya.

Hari ini hari minggu, karena gabut tidak tahu harus apa, Niel mengisi kegabutannya dengan beramal membantu Pak Mun menyapu halaman depan mansion.

Bukan, ia menyapu agar bisa memeras tambang uangnya, Violetta.

"Aduh tuan biar Bapak aja yang nyapu, udah.., aduh gimana ini, saya ngga enak sama tuan besar," cercah Pak Mun tidak enak hati pekerjaannya sebagai tukang kebun dikerjakan oleh anak majikannya sendiri.

"Wolesss Pak Mun, Santuyyy..,"

Pak Mun hanya bisa menghela napasnya, ia kembali ke belakang, mengurus taman bunga mawar milik nyonya besar Violetta Marissa.

Tin.. Tin..

Niel menoleh ke gerbang, matanya menatap pos, tidak ada bodyguard yang biasa menjaga gerbang.

Niel berjalan terpogoh pogoh menuju gerbang, dengan sapu yang masih ditangannya.

"Selamat pagi den, tuan dan nyonya ada dirumah," Niel menunduk sopan saat mobil Alarik masuk ke dalam halaman mansion.

Tidak ingin repot repot meladenin Niel, Alarik berlalu melewati melewatinya begitu saja. Bukan hal aneh melihat tingkah luar biasa bibit keluarga Fredric yang satu ini.

Alarik langsung memarkirkan mobilnya, hari ini ia akan mengajak Ara jalan jalan.

Bertepatan Alarik turun dari mobilnya, Violetta keluar dari mansion ingin memanggil Niel agar mengantarnya ke rumah sakit untuk menemui Arlon.

"Eh, ada Camamomm. Masuk Al, masuk. Jangan sungkan, dibiasain dari sekarang," Violetta sumbringah menatap Alarik. Alarik menaikan sebelah alisnya, ia berjalan menyalim tangan Violetta.

"Camamomm?"

"Calon mantu Mommy," bisik Violetta manja ditelinga Alarik. Violetta mengedipkan sebelah matanya kemudian berjalan ke halaman mansion menemui anak lajangnya.

Alarik menyunggingkan senyumnya, bibirnya serasa berkedut, ia terbang dengan bisikan Camommer-nya, calon mommy mertua.

Aishh... Apa ini, ah Alarik sepertinya akan meminta nomor Whatsapp Mommy Ara agar lebih mudah berkoordinasi.

Alarik menggelengkan kepalanya, dengan segera ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam mansion.

"Akhh, sakittt..,"

"Tahan sebentar ya princess,"

Alarik melebarkan langkahnya menuju sofa ruang tamu mansion megah keluarga Fredric.

"Bang Alll..," pekik Ara.

"Iya, kenapa hmm?"

"Sakit," Ara mengerucutkan bibirnya, menunjuk pipinya yang sedang dioles saleb ruam kulit.

"Sakit? Iya hmm?" Alarik mengusap sebelah pipi Ara yang tidak terkena ruam kulit.

Ara mengangguk, bibirnya masih mengerucut, "Perih ihh..," Ara sedikit manjauhkan pipinya dari gapaian tangan Bara.

"Tahan sebentar ya princess, dikit lagi, ngga sakit ngga sakit," dengan lembut Bara mengoles saleb dipipi Ara.

"Pinter," Alarik mengusap pucuk kepala Ara sayang.

"Selesai!" Bara menyusun kembali saleb ke dalam kotak khusus obat Ara.

"Let's go!" dengan semangat Ara manarik tangan Alarik.

Little Sister  [U P D A T E   U L A N G]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang