65. 🍁Don't Cry

35.4K 3.5K 897
                                    

  Happy Reading💖

Ara dan Alarik sampai di mansion daddy Ara, aneh sekali keluarganya sudah pulang seawal ini.

  Bukankah jadwal kerja mereka sangat padat?

  "Anak Mommy udah pulang? Adek habis darimana sama Kakak?" sambut Violetta yang tampak sedang membolak balik tumpukan kertas, ntah apa itu.

  "Tadi Adek diajak jalan jalan sama Kak Al," Ara berjalan kesofa dan duduk dipangkuan Max, padahal sofa disamping Max masih kosong.

  "Oh ya?" tanya Max membenarkan duduk Ara dipangkuannya.

  "He'em," Ara menatap Max, ia mengerjab lucu beberapa kali. "Abang! Cium Ara, Abang belum cium Adek, tadi pagi juga engggaa," rengek Ara.

  Pagi pagi sekali tadi Max harus pergi ke kantor, ada saja masalah di perusahaan. Bukan tidak tahu, ini semua ulah opanya, bahkan Bara juga merasakan yanh sama di Rusia, selalu terjadi masalah diperusahaan.

  "Mau cium, hmm?" Max menghujani pipi Ara dengan ciuman gemas, meski pipi adiknya ini tidah se-chubby, dulu tapi tidak berpengaruh pada kadar mengemaskan Ara.

  "Ahahah..., udah, Abaannggg, udaaahh, Ahaha..," Max menghentikan kegiatannya melihat air mata menggenang diujung mata Ara.

  "Katanya mau dicium," tidak tega Max menghapus air mata Ara.

  "AAA.., udaahh Aabanggg, ahahha," Ara tidak tahan dengan serangan Max, ia merasa geli.

  "Sorry Princess," Max menyempatkan mengecup pucuk kepala Ara.

  "Mommy sama Daddy kenapa pulang cepet?" tanya Ara.

  "Emang ngga boleh Princess?" tanya Steven malah bertanya balik.

  "Boleh boleh," Ara mengangguk cepat, malah ia senang mendengarnya.

  Steven terkekeh, "Mommy sama Daddy udah ngga kerja lagi Princess," kata Steven selanjutnya, malam ini ia herus lembur, menyelesaikan segala urusan. Persetan Jhon si tua itu akan marah.

  Mulai hari ini, mommy dan daddy Ara akan sepenuhnya mencurahkan segala waktu mereka untuk putri satu satunya. Prediksi tim kedokteran Arlon sudah memberitahu segala hal hal yang akan terjadi.

  Dan mereka semua tidak mau kehilangan momen barang sedetikpun dengan Ara.

  "Daddy sama Mommy dipecat?" tanya Ara, ia sedih mendengar orang tuanya dipecat.

  "Ngga sayang, kan Mommy sama Daddy bos nya," timpal Violetta ikut nimbrung disela sela ia mengirim email kepada orang kepercayaannya yang akan mengurus boutique-nya.

  "Aishh.. Iya," Ara meluruh kan bahunya.

  Ara kembali menegapkan badannya, "Kak! Besok jalan jalan lagi ya?" pinta Ara dengan mata berbinar pada Alarik yang duduk disebelah Niel.

  "Kita liat besok ya," lembut Alarik, cowok itu kembali menunduk, Kenzie baru saja mengirimnya pesan. Bibir Alarik tertarik keatas setelah mendapat kiriman sebuah foto dari Kenzie.

  Ternyata Satya yang turun tangan, kerja Satya memang patut diacungi jempol jika berurusan dengan kegiatan semacam ini.

  Setelah mengirim pesan ucapan termakasih Alarik menyimpan ponselnya disaku.

   "Ra, aku pulang dulu ya? Besok kesini lagi," kata Alarik sudah berdiri dari duduknya.

  "Ngga ginap disini aja Al?" itu Violetta, meski pandangan masih fokus dengan laptop, sudah biasa juga Alarik tidur disini.

Little Sister  [U P D A T E   U L A N G]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang