Blurb

5.1K 367 18
                                    

"Apa alasanmu datang menyelamatkanku adalah cinta, Ra?"

Langkah kakiku terhenti saat suara yang sebenarnya begitu kurindukan ini menghentikan langkahku.

Derap langkah berat terdengar mendekatiku, membuat udara di sekelilingku mendadak menjadi sesak. Sekuat apa pun seorang Aura Ilyasa, aku selalu lemah jika berhadapan dengan manusia bodoh bernama Argasatya. Seorang laki-laki bodoh yang tololnya justru membuatku jatuh sejatuh-jatuhnya pada semua sikap brengseknya.

"Apa masih cinta yang menjadi alasan kamu datang menyelamatkanku untuk kesekian kalinya?"

Kuhela nafas panjang, menguatkan hati menatap seorang yang bodoh nan keras kepala seperti dirinya, seorang laki-laki egois yang hanya mementingkan egonya sendiri dan sekarang dengan entengnya dia menanyakan hal yang sudah membuatku lelah dan menjauh darinya.

Tapi nyatanya, saat aku berbalik menghadap wajah tampan yang masih sama seperti terakhir kali kuingat segala kata dan ungkapan yang ingin kukatakan padanya langsung menguap hilang.

Sebelum pertemuan ini aku sudah bertekad, menjauh dari seorang yang sudah tidak mempedulikan perasaanku hanya karena prinsip konyolnya untuk melindungi hatiku sendiri, nyatanya berhadapan langsung dengan si Egois Arga secara langsung membuat perasaan yang selama ini menggerogoti hatiku tanpa ampun justru meluap keluar.

Aku bukan hanya mencintainya.
Tapi sekarang aku justru begitu merindukannya.
Aku merindukan segala hal yang ada di dirinya.
Aku rindu dengan sikap egoisnya.
Aku rindu dengan gerutuanya akan hadirku yang di anggap mengganggunya.
Aku rindu dengan segala tingkah konyolnya.
Dan aku rindu dengan segala hal bodoh yang coba dia tunjukkan untuk membuktikan jika dia bukan seorang yang lemah.

Setelah semua kata yang dia keluarkan untuk membuatku menjauh, setelah semua hal yang dia katakan agar rasaku mati atas dirinya, bodohnya rasa itu masih sama, justru terpupuk semakin subur karena rindu yang terasa.

Lidahku terasa kelu, bibirku terasa kaku saat tatapan mata kami bertemu, hanya dari tatapan mata kami, aku tahu, sebesar apa pun dia menyangkal rasa yang dia miliki, dia memiliki rasa cinta yang sama besarnya seperti yang aku miliki, bibirnya mungkin saja bisa berkata tidak karena aku seorang yang mengoyak prinsip yang selama ini dia yakini.

Nyatanya dalam cinta, semua hal yang awalnya membuat kita kesal setengah mati, justru membuat kita tidak bisa melupakannya.

"Jika aku menjawab iya memangnya kenapa? Apa kamu masih pada prinsipmu jika dalam cinta laki-laki yang harus melindungi wanitanya? Apa kamu akan kembali menceramahiku soal itu? Apa kamu akan menyekolahiku lagi, jika alasan kamu menampik cinta yang sebenarnya juga ada di dirimu karena aku yang bertugas menjagamu?"

Beautiful KOWAD Ready On EbookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang