Jika ada yang kutakutkan, itu adalah kegelapan.
Keringat dingin yang mengucur deras dari tubuhku yang membeku, merasakan sesak yang amat sangat saat aku tidak melihat sedikitpun cercah cahaya di sekelilingku.
Begitu menakutkan, hingga rasanya mencekikku dengan kuat, dan menenggelamkanku tanpa ampun.
Aku tidak ingat kenapa aku sebegitu takutnya dengan kegelapan, tapi gelap gulita adalah hal yang membuat seorang Aura Ilyasa yang tidak takut pada apa pun langsung mengerut kehilangan nyali.
Tapi satu rengkuhan kudapatkan, begitu erat, menghalau ketakutanku dari kegelapan yang seakan ingin menelanku ini, tidak menyakitkan, justru membuatku merasa terlindungi oleh dekapan dari seorang asing yang sudah membuatku seharian kesal ini.
"Hei Aura. Tenanglah. Ini hanya gelap. Pejamkan matamu dan tenanglah." suara yang berbisik di telingaku begitu perlahan itu membuat tubuhku yang menegang perlahan mengendur, aku tidak sendirian di kegelapan yang membuatku serasa ingin mati ini. Suara dan bisikan dari Arga memberitahuku jika ada dia bersamaku.
"Kamu hanya perlu tenang, ada aku, dan sebentar lagi, manusia yang sering merepotkanku akan membereskannya. Atau kamu mau aku mencari mereka?"
Aku tidak peduli jika nanti Arga akan mengejekku akan ketakutkanku ini, karena sekarang aku justru balas memeluknya, memejamkan mataku erat, tidak ingin dia meninggalkanku dengan semua ketakutan ini.
"Jangan pergi! Aku takut."
"Ternyata, perempuan setangguh dirimu juga mempunyai kelemahan."
Aku tidak berniat membalas ejekannya, aku justru semakin menenggelamkan wajahku ke dadanya, menghalau kegelapan yang berlomba-lomba memasuki mataku.
Hanya keheningan, tapi usapan Arga di punggungku benar-benar mengurangi kecemasanku.
Dulu, jauh saat aku kecil, disaat ketakutan seperti ini melandaku, Papalah yang akan memelukku erat, membisikkan kata-kata jika kegelapan tidak akan berani melukai kita, tapi sekarang, seorang yang begitu asing untukku justru menggantikan peran Papa.
"Bagaimana bisa seorang Tentara sepertimu takut gelap? Apa di latihan kalian tidak ada seperti ini? Bukanya kalian juga melakukan latihan di medan yang sesungguhnya. Jangan-jangan kamu lolos Kowad karena jalur Papamu yang punya bintang-bintang."
Ingin sekali rasanya aku menyumpal mulut tersebut, agar dia diam dan tidak melontarkan kalimat yang sangat tidak penting seperti tang baru saja terucap.
"Aku ini juga manusia, Mas Arga." nafasku terengah, terkurung di situasi seperti ini terasa begitu melelahkan, waktu satu menit serasa satu jam untukku. "Kegelapan total seperti ini tidak pernah terjadi, pasti ada bintang maupun cahaya kecil yang tersisa, lagi pula, kenapa Apartemen semewah ini nggak ada listrik cadangan, sih!."
Kekeh tawa terdengar dari Arga, dadanya terguncang pelan dan entah aku salah atau benar, aku merasakan nafasnya yang ada diujung kepalaku, membuatku benar-benar merasakan kehadiran Papa melalui dirinya. Sungguh kini aku benar-benar merutuki siapa pun yang bertanggung jawab atas semua ini, bisa-bisanya gedung apartemen semewah ini bisa mengalami kerusakan listrik.
"Mana aku tahu, Ra. Mana ponselmu, kamu bawa Hape nggak? Aku nggak bawa."
"Aku juga nggak bawa, Bodoh!" semburku kesal, astaga Tuhan, kenapa di saat seperti ini kami berdua justru terjebak. Merasakan aku yang semakin panik justru membuat tawa Arga semakin menjadi.
"Kamu tahu, Aura. Setelah yang terjadi tadi siang, dua kali kamu membawaku nyaris mati. Pertama saat kamu membawa mobilku mengebut, dan saat kamu menodongkan revolver, kamu benar-benar melukai harga diriku sebagai lelaki, merasa jika aku begitu pecundang, meruntuhkan prinsipku selama ini yang tidak boleh kalah dari perempuan. Tapi ternyata, ketakutanmu kali ini membuktikan jika kamu masih manusia, bukan malaikat pencabut nyawa yang di utus Ayah untuk merepotkanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful KOWAD Ready On Ebook
Roman d'amourSalah satu prinsip dalam cinta yang di yakini Argasatya itu adalah laki-laki yang melindungi si wanita. Hingga akhirnya saat dia di haruskan memimpin perusahaan, prinsip yang di yakininya selama ini menjadi ternoda karena Ayahnya menempatkan salah s...