Javaka POV
Aku mengerjapkan mataku perlahan. Sinar matahari pagi memasuki kamar Orchid melewati celah-celah jendela yang tak tertutup gorden. Aku mengalihkan pandanganku pada gadis yang masih terlelap di sampingku. Wait. Bukan di sampingku tapi posisi kami masih sama-sama miring dengan tubuh Orchid di depanku. Kami berada di bawah selimut yang sama.
Aku berniat beranjak dari ranjang ketika tanpa diduga tubuh Orchid mundur. Aku mengumpat. Perlahan ku buka selimut yang menutupi sebagian tubuhku. Dapat ku lihat disana Orchid hanya mengenakan sebuah kaos putih andalannya. Dan yang membuatku melongo adalah dia tak mengenakan celananya.
Dia hanya memakai celana dalam renda berwana hitam. Kaosnya pun sudah terangkat hingga pinggangnya hingga nampak pinggul hingga kaki jenjangnya polos dengan bagian pantatnya tepat menempel dengan milikku yang mengalami ereksi pagi. Shit. Seingatku kami tertidur dengan Orchid masih mengenakan dress hitamnya. Shit. Kapan perempuan ini menggantinya. Milikku terasa sangat menegang. Aku harus segera pergi dari ranjang sialan ini.
Belum sempat berhasil melepas tanganku yang dijadikan bantal oleh Orchid. Dia terasa terusik hingga perlahan membuka matanya. Aku lalu pura-pura kembali tertidur. Namun sial. Dia malah sengaja menggerakkan pantatnya. Hal ini membuat milikku semakin mengeras tepat dibelahan pantatnya. Aku pun yakin dia merasakan ketenganganku di bawah sana karena aku hanya mengenakan celana jogger.
Aku lega ketika kurasakan Orchid beranjak dari tidurnya dan keluar dari ranjang ini. Ku dengar samar sebuah pintu dibukanya lalu suara gemericik air tertangkap oleh telingaku. Aku lega. Lalu aku mengubah posisi tidurku menjadi terlentang dengan mata yang masih ku coba pejamkan. Aku memutuskan untuk kembali terlelap.
Sebelum benar-benar terlelap aku merasakan Orchid membangunkanku dengan menepuk lenganku. Aku mengerjapkan mata. Dia duduk di tepi ranjang. Aku meraih pinggangnya dan menyerukkan kepalaku disana.
"Feel better huh?" Tanyaku dengan suara serakku. Dia memberi elusan di kepalaku membuat hasrat tidurku kembali datang. Namun aku berusaha mengelaknya.
"Im fine. Mandilah saya sudah menyiapkan sarapan" ucapnya lalu mengangkat wajahnya hingga tatapan kami bertemu.
"Saya masih ingin tidur" balasku malas.
"Kamu gak ke kantor lagi?" Tanyanya. Aku langsung menggeleng. Aku bangun dan duduk di depannya. Aku memeluknya dan ku cerukkan wajahku di lehernya. Dapat ku cium aroma vanilla yang manis disana.
"Saya bisa kerja dari sini" jawabku. Lalu tanganku mencoba menelusup ke balik kaosnya. Ku usap punggungnya. Aku tersenyum penuh makna ketika tak kurasakan halangan disana. Oechidpun hanya diam dengan ulahku.
"Kamu gak pake bra?" Tanyaku to the point. Seakan tersadar Orchid mendorongku hingga pelukanku terlepas.
"Kamu mau menggoda saya hmm?" Kataku dengan tanganku membelai tengkuknya. Membuat Orchid memejamkan mata.
"Bukan begitu. Itu kebiasaan saya. Saya gak pake pas tidur" balasnya cepat aku mengangguk paham. Lalu tanganku ku arahkan untuk meraba bagian dada depannya. Dia merintih lalu memprotes tindakanku.
"Jav jangan aneh-aneh masih pagi" ujarnya.
"Masih pagi tapi kamu sudah memancing saya dengan gak pake bra. Terus ini. Kenapa kamu gak pake celana hmm?" Aku menyingkap kaos putihnya hingga langsung terlihat underwear hitamnya.
Javaka POV end
...
Bukannya mengelak Orchid hanya memberi lirikan menggodanya pada Javaka. Javaka yang menyadarinya langsung membawa Orchid ke dalam pangkuannya. Seketika Orchid memekik karena merasa menduduki sesuatu yang tengah tegang di bawah sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonder To Be Loved By You
Romance[HIATUS] Gadis itu terlihat fokus membaca sebuah novel tebal setebal skripsi anak-anak teknik. Namun sebenarnya pikirannya melanglang buana entah kemana. Hingga suara getaran ponselnya mengembalikannya ke tempat seharusnya. Lalu membaca sebuah pesan...