Graduation

6.5K 554 3
                                    

Satu bulan kemudian

Setelah semua proses sidang selesai, hari ini adalah yang ditunggu oleh mereka para mahasiswa akhir yang akan memakai toga. Pun dengan Orchid dan Tasya. Kedua perempuan ini tengah disibukkan oleh persiapan wisuda. Make up sederhana menjadi pilihan mereka dipadukan dengan kebaya modern berwarna hijau tosca.

Tak butuh waktu lama mereka akhirnya sampai di ballroom hotel ternama di Jakarta dengan diantar oleh supir papa Orchid. Hingga menunggu prosesi inti. Tiba giliran nama Orchidia disebutkan. Dia sempat gugup ketika berjalan menuju ke depan. Ketika menuju tempat duduknya, pandangannya terarah pada mama dan papanya disana. Ada rasa bangga menyelimuti Orchidia bisa menyelesaikan kuliahnya secara tepat waktu dan cumlaude.

Seperti banyak diketahui bahwa bukan hal mudah untuk mahasiswa pertanian bisa lulus tepat waktu. Pun dengan periode ini hanya beberapa teman seangkatan Orchidia yang bisa wisuda. Rasanya Orchidia terharu dan ingin menangis kala melihat senyum kedua orang tuanya. Namun ia tahan.

Prosesi wisuda berakhir setelah berjalan kurang lebih 4 jam. Semua berhamburan keluar untuk bergabung dengan keluarga masing-masing. Orchidia bersua foto dengan beberapa temannya termasuk Tasya. Ketika Orchidia sedang asik bersuka cita bersama teman-temannya, terdengar ada yang memanggil namanya. Sontak Orchidia mencari asal suara tersebut. Orchidia pun tersenyum lalu menghampiri orang itu.

"Congraduation adik gue yang paling cantik" Morgan memberi selamat sembari merengkuh Orchidia ke dalam pelukannya.

"Katanya gak pulang?" Balas Orchid yang sempat merajuk dan kecewa mendapat kabar jika kakaknya itu tak bisa pulang. Tapi nyatanya kini ada di pelukan Orchid.

"Sengaja. Mau bikin surprise" ucap sang kakak melepas pelukannya.

"Mama papa mana?" Tanya Orchidia.

"Tadi ketemu rekannya di sana. Terus nyuruh gue nyari lu" balas Morgan sembari mengeluarkan ponselnya untuk mengambil selfie mereka berdua. Lalu memutuskan untuk mencari orang tuanya. Terlihat mereka asik disana. Namun mama papanya melihat kedatangan dua anaknya itu.

"Selamat sayang" sang papa memberi selamat dan memeluk Orchidia. Pun dengan mamanya. Tangis yang Orchid tahan sedari tadipun akhirnya tumpah. Kali ini tak bisa ia tahan lagi.

"Lho kok malah nangis" heran sang mama lalu menghapus air mata anaknya itu. Orchidia tak mampu berkata-kata.

"Udah deh gak usah nangis. Ntar make up lu luntur" ledek sang kakak yang langsung mendapat pukulan di lengannya.

"Java gak datang Chid?" Tanya Morgan.

"Ada rapat sampai ntar siang katanya" jawab Orchid dan merasa tak mempermasalahkan ketidak hadiran pria itu. Toh nanti masih bisa bertemu. Pikir Orchid.

"Tadi mama udah reservasi buat makan siang di Sky Castle. Kita kesana sekarang aja yuk" ajak sang mama yang diangguki papanya.

"Bentar deh. Orchid mau ketemu Tasya dulu. Kalian ke parkiran dulu aja ntar Orchid susul" Orchidpun menghilang dikerumunan banyak orang untuk mencari Tasya. Bukannya bertemu dengan Tasya, ia malah melihat seseorang tengah banyaknya orang. Orang itu yang melihat Orchidpun langsung berjalan cepat dan mendekatinya.

"Katanya ada rapat?" Tanya Orchid yang masih terkejut melihat Javaka.

"Kelar lebih cepat dari dugaan saya. Langsung aja saya kesini. Gak sempat bawa apa-apa juga" jawab Javaka.

"Boleh peluk?" Tanya Orchidia yang membuat Javaka pun terheran. Entah. Orchidia hanya ingin mendapat pelukan dari pria di depannya. Lalu Javaka hanya menganggukkan kepalanya dan Orchid langsung menubrukkan badannya ke pelukan Javaka.

"Congratulation Orchidia" ucap Javaka ditengah pelukannya. Lalu sesaat kemudian melerainya.

"Thanks" balas Orchid.

Hubungan Orchid dan Javaka pun telah berkembang ke arah yang positif. Mereka menjadi cukup dekat selama dua bulan ini.

"Mau makan siang bareng?" Tawar pria yang masih mengenakan setelan kerjanya itu.

"Sebenarnya mama udah reservasi buat makan siang. Mereka udah diparkiran mau ke sana. Mau gabung aja?" Orchid menjelaskan.

"Ya sudah tak apa" balas Java. Lalu Orchid mengetikkan sesuatu di ponselnya.

Kak duluan aja sama mama papa. Orchid nyusul bareng Javaka.

"Tapi cari Tasya bentar ya. Saya mau ketemu dia" yang langsung diangguki Java lalu Orchid menarik lengan Javaka agar tetap di dekatnya. Tak berapa lama Orchid melihat Tasya yang tengah berfoto dengan keluarganya. Orchid & Javaka mendekat dan memanggil Tasya. Lalu Orchid menyapa keluarga Tasya satu per satu. Berbincang singkat dan menarik Tasya dari sana.

"Mau langsung balik ke Lombok bareng keluarga lu Sya?" Tanya Orchid.

"Gak lah Chid. Belum beresin barang-barang juga di kost. Mungkin minggu depan gue baliknya. Kenapa mau ikut?" Balas Tasya tau jika temannya itu mau nangis.

"Kabarin gue pokoknya. Awas aja kalau pulang diem-diem. Gag bakalan gue mau temenan lagi sama lu" ucap Orchid yang langsung menghambur ke pelukan sahabatnya itu dan menangis. Javaka yang melihat interaksi itu hanya tersenyum. Ternyata Orchid cengeng juga. Batin Javaka.

"Ih apaan sih malah nangis. Gak malu sama calon suami he?" Goda Tasya sambil melihat ke arah Javaka yang hanya tersenyum.

"Saya jadi tau kalau ternyata calon istri saya cengeng" Javaka semakin berani menggoda Orchid dengan menggunakan kata calon istri disana dan yang kini bermata sembab.

"Saya gak cengeng ya" elak Orchid. Lalu membuat Tasya dan Javaka tertawa. Cukup lama mereka asik mengobrol lalu Tasya harus segera pergi dengan keluarganya. Pun dengan Orchid dan Javaka yang menyusul ke Sky Castle untuk makan siang bersama keluarga Orchid.

Makan siang berjalan lancar dengan obrolan ringan. Morgan hanya terus-terusan menggoda Orchid yang datang bersama Javaka sepanjang makan siang. Mama papa Orchid pun hanya terkekeh melihat kedua anaknya itu setelah sekian lama mereka tak makan bersama seperti kali ini. Morgan kembali ke Jakarta hanya untuk datang ke wisuda Orchid. Jadi gak bakal dia sia-siakan untuk membully adiknya itu.

"Bilang aja iri karna kakak masih jomblo" Orchid membalas ledekan Morgan.

"Eh kata siapa gue jomblo? Banyak yang mau sama gue ya" bela Morgan untuk dirinya sendiri.

"Tuh ma pa. Harusnya kakak juga dicariin jodoh biar gag ngerecokin Orchid terus" protes Orchid pada mama papanya yang hanya mendapat balasan kekehan.

"Jangan kaget ya kalau besok gue bawa calon istri" balas Javaka tak terima ledekan Orchid. Lalu Javaka membisikkan sesuatu ke telinga Orchid yang membuat perempuan itu tak percaya.

"Oh jadi mau nikah sama bule?" Cibir Orchid setelah mendapat bisikan dari pria di samping kirinya.

"Wah lu Jav. Gak bisa jaga rahasia" tuduh Morgan pada Javaka yang hanya mengendikkan bahunya.

Melihat ponsel Morgan yang ada di depannya, Orchid berniat melakukan sesuatu. Tangannya langsung mengambil ponsel itu lalu menjelajahnya. Morgan yang tau itu hanya bereaksi santai saja. Tak seperti apa yang dibayangkan oleh Orchid. Orchidia membuka galeri dan membelalakkan matanya melihat foto-foto seorang perempuan berambut blonde yang sangat cantik. Lalu menunjukkan foto-foto itu ke mama papanya. Namun respon mereka membuat Orchid kecewa.

"Mama papa sudah tau. Papa kemarin sempat bertemu di London" jelas sang papa.

"Jadi yang gak tau cuma Orchid nih?" Ochid cemberut.

"Makanya jangan sibuk pacaran. Kali-kali kek tanyain kabar kakaknya" balas Morgan membuat Orchid semakin kesal.

Pertengkaran kecil seperti itu terus menghiasi acara makan siang keluarga itu. Javaka yang melihatnya hanya bisa menikmati kehangatan keluarga ini. Dan tentu saja semakin mengenal bagaimana seorang Orchidia dari sisi yang lain.

Soon, I want you to be mine Orchidia. Batin Javaka.

....

Wonder To Be Loved By YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang