Soon to be Mine

7.3K 549 11
                                    

Javaka POV

Hari ini Orchidia wisuda. Harusnya aku datang kesana. Tapi kenyataannya aku masih berada di ruang meeting dengan beberapa klien membahas proyek penelitian untuk sebuah tanaman varietas baru. Aku hanya mendengarkan pemaparan yang di sampaikan pihak klien. Bahkan beberapa kali fokusku tak lagi di ruangan ini. Beberapa kali ku tengok jam tanganku. Sudah pukul 13.05. Pasti prosesi wisuda Orchidia sudah selesai. Tapi kemudian aku bersyukur ketika rapat ini kelar lebih awal dari dugaanku.

Pukul 13.30 aku menjalankan mobilku menuju ke hotel ternama di kawasan ibu kota. Sesampainya disana aku hanya melihat kerumunan orang yang sedang merayakan kelulusan mereka baik dengan teman-temannya maupun dengan keluarganya. Ah tiba-tiba ingatanku mundur ke beberapa tahun lalu ketika aku mendapatkan gelar S.P waktu itu. Euforia dan kebahagiaan mereka bisa kurasakan.

Ku ambil ponselku di sakuku. Mencoba menghubungi orang yang aku cari. Namun sejenak aku tersadar bahwa aku tak membawa buah tangan untuk Orchidia. Bisa nanti saja pikirku. Di tengah pencarianku, aku menangkap sosok yang aku cari nampak celingukan seperti juga sedang mencari orang.

Lalu tatapan kami bertemu. Aku mempercepat langkahku untuk menemuinya. Dia mempesona dengan balutan kebaya modern berwana tosca yang melekat di tubuh idealnya. Wajahnya terlihat cantik meskipun hanya terpoles make up yang natural. Ah selalu cantik. Batinku. Kini dia ada di depan mataku. Aku hanya melemparkan senyum saat dia seakan tak percaya melihatku di sini.

"Katanya ada rapat?" Tanyanya padaku dengan tatapan masih tak percaya melihat aku. 

"Kelar lebih cepat dari dugaan saya. Langsung aja saya kesini. Gak sempat bawa apa-apa juga" jawabku lalu meraih tangannya. Ku genggam.

"Boleh peluk?" Pertanyaannya membuatku terperangah. Lalu aku hanya menganggukkan kepala dan Orchid langsung menubrukkan badannya ke pelukanku. Ini kali pertama kami pelukan selama 2 bulan saling kenal.

"Congratulation Orchidia" ucapku ditengah pelukannya sembari mengusap naik turun punggunggnya.

"Thanks" balas Orchid yang tak sengaja di leherku. Menimbulkan rasa yang nikmat. Shit. Batinku mengumpat. Bahkan aku menegang hanya menghirup aroma tubunya yang kini berada di pelukanku. Lalu aku melepas pelukanku. Dan ku tatap muka sendunya. Bikin gemas. Rasanya ingin ku tawan bibir berwana peach itu. Stop Jav. Batinku mengingatkan.

"Mau makan siang bareng?" Tawarku padanya sebagai ganti aku yang tak membawa apapun ke hadapanya, pun tak sebuket bunga.

"Sebenarnya mama udah reservasi buat makan siang. Mereka udah diparkiran mau ke sana. Mau gabung aja?" Orchid menjelaskan.

"Ya sudah tak apa" balasku. Lalu terlihat Orchid mengetikkan sesuatu di ponselnya. Entah mengirim pesan untuk siapa dan aku tak bertanya.

"Tapi cari Tasya bentar ya. Saya mau ketemu dia" aku hanya mengangguk tanda setuju lalu Orchid menarik lenganku membuat perasaanku menghangat. Dia semakin membuka dirinya padaku. Dan itu membuatku lega. Tak berapa lama Orchid melihat Tasya yang tengah berfoto dengan keluarganya. Orchid merarikku untuk mendekat dan memanggil Tasya. Lalu Orchid menyapa keluarga Tasya satu per satu. Berbincang singkat dan menarik Tasya dari sana.

"Mau langsung balik ke Lombok bareng keluarga lu Sya?" Tanya Orchid.

"Gak lah Chid. Belum beresin barang-barang juga di kost. Mungkin minggu depan gue baliknya. Kenapa mau ikut?" Balas Tasya tau jika temannya itu mau nangis.

"Kabarin gue pokoknya. Awas aja kalau pulang diem-diem. Gag bakalan gue mau temenan lagi sama lu" ucap Orchid yang langsung menghambur ke pelukan sahabatnya itu dan menangis. Aku yang melihat interaksi itu hanya tersenyum. Ternyata Orchid cengeng juga. Batinku.

Wonder To Be Loved By YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang