Orchidia POV
Hari ini adalah hari pertama ku kembali ke kampus. Dan jangan kalian kira aku akan sekampus dengan Java. Ya dia mengambil program master of business. Sementara aku memilih mengambil Biologi di Massachusetts Institute of Technology yang hanya berjarak 10 menit dari kampus Javaka.
Awalnya Java memberi saran agar aku mengambil kelas bisnis saja di Harvard, namun sekali lagi, aku merasa tak tertarik dengan bidang itu. Aku merasa passionku ada pada sains. Akhirnya pilihanku jatuh di MIT karena di Harvard tak jurusan yang aku inginkan. Javaka pun tak keberatan dan mendukung keputusanku.
Dulu aku tak pernah berpikir untuk melanjutkan program S2 di luar negeri dan oleh karena itu aku cukup terkejut dengan semua tahapan yang harus dilalui sebelum benar-benar diterima di kampus ini. Setidaknya aku punya modal awal yaitu bisa berbahasa inggris. Aku bersyukur.
Serangkaian tes dan wawancara sebelum memasukkan aplikasi pendaftaran waktu itu membuatku pusing. Tentu saja peran Java di sini sangatlah banyak dan aku harus berterimakasih padanya. Dengan apa? Tentu kalian bisa menebaknya.
Masalah biaya, sempat menjadi perdebatan antara papa dan Javaka. Papa yang orang tuaku tentu ingin menanggung semua itu, namun Javaka memberi penjelasan jika kini aku telah menjadi istrinya yang tentu saja dia akan mengambil peran itu. Akhirnya papa mengalah. Jadi sama saja, Javaka mendapat beasiswa tapi tetap membiayaiku.
Masa tempuh studiku sesuai kalender kurang lebih 3 tahun atau 6 semester sedangkan Java hanya sekitar 2 tahun. Jadi jika ingin selesai di tahun yang sama aku harus mengambil beberapa kelas sekaligus untuk mempersingkat masa studiku. Yah meskipun aku yakin itu sangat berat. Tapi aku tetap harus berusaha. Oh ya, di MIT satu semester hanya 4 bulan jadi dalam setahun hanya akan berkuliah 8 bulan. Sisanya bisa dikatakan libur.
Hari ini aku berangkat dengan diantar Java. Dia juga ada kuliah hari ini. Aku hanya mengambil 6 sks saja untuk semester pertama ini dan aku memadatkan di hari senin-rabu.
Satu minggu pertama aku kembali berkuliah rasanya seperti menjadi mahasiswa baru lagi. Ya mengingatkanku beberapa tahun lalu. Tak sulit untuk mendapatkan seorang teman. Terbukti sekarang ini aku tengah makan siang dengan dua teman bule ku dan satu teman se-nenek moyang, alias orang Asia juga.
"So tell me about Indonesia" desak cowok bermata hijau itu yang bernama Michel.
"Indonesia is known as a country with a friendly peoples. Maybe you sometimes hear about Bali? Or Borobudur tample? That is one of Indonesia's pride" jelasku sementara Siera dan Aline mengangguk seperti menyetujui omonganku. Pun dengan Michel.
"Yeah. I've been to Jakarta for Westlife concert last year" Aline menimpalinya yang ku tahu orang Singapore.
"Maybe you two should go there someday" ujarku dengan menatap Michel dan Siera.
"Sure. And you must be our guide. Right?" Balas Siera meminta persetujuan Michel.
"Deal" jawabku. Lalu obrolan kami terpotong ketika ku dengar dering ponselku. Siapa lagi kalau bukan Java. Aku meminta izin untuk menjawab telepon tersebut.
"Are you finished?"
"Yeah. I was having lunch near the campus"
"Send me the address. I'll be there"
"Ok" Lalu panggilan kami terputus.
Kami kembali mengobrolkan beberapa hal. Termasuk mereka bertiga yang berencana untuk mencari part time untuk mengisi waktu di sela kuliah. Obrolan ini sedikit banyak mempengaruhiku. Jujur aku juga ingin mencobanya. Tapi apakah Java akan mengizinkanku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonder To Be Loved By You
Romance[HIATUS] Gadis itu terlihat fokus membaca sebuah novel tebal setebal skripsi anak-anak teknik. Namun sebenarnya pikirannya melanglang buana entah kemana. Hingga suara getaran ponselnya mengembalikannya ke tempat seharusnya. Lalu membaca sebuah pesan...