Hari ini menjadi hari yang sebenarnya dihindari kedatangannya oleh dua insan berbeda jenis kelamin. Orchidia Alana Bramanto, mahasiswa akhir yang tengah bergelut dengan skripsinya yang membuatnya tak sekalipun memikirkan sebuah pernikahan dalam waktu dekat. Namun ternyata kedua orang tuanya kekeh ingin menjodohkan Orchid dengan anak dari rekan bisnisnya. Inilah yang membuat Orchid seharian ini uring-uringan dan tak bisa merangkai kalimat untuk pembahasan dari skripsinya, karena dia diminta menemui si pria yang akan dijodohkan dengannya.
"Kenapa sih Chid kok uring-uringan gitu. Apa susah banget revisian lu?" Tanya Tasya yang sama-sama tengah mengerjakan revisian.
"Mending pusing mikirin revisian ketimbang harus mikirin perjodohan" jawab Orchid kesal dengan dirinya sendiri.
"Perjodohan? Maksudnya lu mau dijodohin gitu? Kek gak laku aja lu Chid" cicit Tasya dan diikuti suara tawa.
"Seneng ya lu liat temen sendiri susah gini. Bantuin kek" keluh Orchid sambil menabok Tasya.
"Eh jangan main tangan dong. Di bawa santai aja Chid. Toh apa salahnya kalau dijodohin. Pasti orang tua lu tau kalau yang bakal jadi calon mantu bukan kaleng-kaleng" balas Tasya yang mulai menutup macbooknya demi mendengarkan keluh kesah sabahatnya itu.
"Ya tapi kan gak gitu juga Sya. Kita yang mau dijodohin aja belum saling kenal. Belum tau dia orangnya kek gimana. Dia juga belum tau gue gimana. Takutnya ntar kek beli kucing dalam karung" Orchid membeo.
"Ya udah kalau lu pengen kenal, ya ajak ketemu gih. Buat saling mengenal satu sama lain"
"Sebenarnya hari ini gue disuruh ketemu sama dia ntar malam" ucap Orchid
"Ya udah. Ngapain lu pusing. Tinggal dandan yang cantik terus ketemu deh"
"Temenin gue ya Sya" pinta Orchid
"Eh enak aja. Gue gag mau jadi obat nyamuk. Lagi pula itu kan kesempatan kalian berdua buat saling tau. Kalau gue ikut takutnya ntar jodoh lu terpikat sama pesona gue. Heheh" ucap Tasya sambil menyengir.
"Buat lu aja deh. Gue rela kok" Orchid benar-benar tak tertarik dengan perjodohan ini.
"Ya udah deh gue anter tapi abis itu gue pulang"
"Yah kok gitu. Sama aja kali Sya. Gak guna" balas Orchid kesal merasa dipermainkan Tasya.
"Mending sekarang lu balik dan siap-siap. Gue juga mau ketemuan sama Tirta" ucap Tasya. Lalu Tasya membereskan barang-barangnya dan melenggang pergi meninggalkan Orchid dalam keraguannya.
"Resek lu Sya" Orchid meneriaki Tasya yang dibalas dengan lambaian tangan membuat Orchid makin kesal. Namun tak berapa lama ia juga cabut dari kafe itu dan pulang.
***
Di sebuah ruangan
"Cindy, apa ada jadwal lain setelah rapat?" Tanya seorang pria yang tengah berkutat dengan berkas-berkas di mejanya yang butuh ia tanda tangani.
"Setelah rapat dengan pemegang saham nanti, Bapak sudah tidak ada jawal lainnya Pak" jawab perempuan yang berposisi sebagai sekretaris dari seorang Javaka Andres Ferdinand.
"Kamu bisa menyiapkan keperluan rapat dan silahkan kembali ke mejamu" balas sang atasan. Lalu perempuan itu mengundurkan diri dari ruangan Javaka.
Rapat berjalan alot karena membahas proyek yang cukup besar dan melibatkan para barisan pemegang saham. Pukul 4 sore mereka baru keluar dari ruangan rapat pun dengan Javaka. Lalu ia seperti mengingat sesuatu. Dan terlihat mengecek ponselnya dan membaca sebuah pesan dari wanita yang paling ia cintai.
Jangan lupa jam 5 sore di restoran Sky Castle. Mama gag mau kehilangan calon mantu mama. Jadi kamu harus datang.
Sebuah pesan yang membuat Javaka memijat keningnya yang tak sakit. Lalu Java memencet sebuah nomor. Tersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonder To Be Loved By You
Romance[HIATUS] Gadis itu terlihat fokus membaca sebuah novel tebal setebal skripsi anak-anak teknik. Namun sebenarnya pikirannya melanglang buana entah kemana. Hingga suara getaran ponselnya mengembalikannya ke tempat seharusnya. Lalu membaca sebuah pesan...