e·the·re·al
/əˈTHirēəl/(adj.) extremely delicate and light in a way that seems too perfect for this world.
*****

Jay tidak tahu darimana asal kecerobohannya barusan. Tentang bagaimana bisa sesuatu yang dimulai dengan tawa itu berakhir jeritan dan bunyi debuman keras dari tubuh Ryu yang terjatuh karena dorongannya.
Semua terjadi seperti yang mereka rencanakan di awal. Sebuah rencana dadakan tatkala sesuatu mulai terbesit dalam diri Jay. Sebuah keinginan untuk bahagia, seperti pinta Lamia. Sebuah keinginan untuk meraih sebuah perasaan yang jarang ia dapatkan. Sesuatu yang hanya bisa ia penuhi kala lelaki itu sudah mulai perlahan berdamai dengan masa lalunya.
Maka tatkala keinginan untuk menari bersama dengan Ryu, lagu Youth dari Troye Sivan yang mulai mengalun memenuhi studio, serta dukungan keras dari Hobi dan pekikan bahagia lantaran Jay yang sudah mulai bisa kembali seperti keinginan mereka. Tak luput binar mata Ryu dengan lengkungan di bibir. Semuanya terjadi dengan sempurna. Terjadi sebagaimana mestinya. Terjadi sesuai rencana mereka di awal.
Hanya saja. Terkutuklah Jay dengan segala kecerobohannya. Dengan semua sikap bodohnya yang masih betah bersarang. Tatkala lengannya itu tanpa sengaja mengenai wajah Ryu cukup keras. Membuat gadis itu limbung dan terdorong jauh hingga jatuh. Berguling dan berakhir mengenaskan dengan suara debuman dari tubuh dan lantai yang bersinggungan.
"RYU!"
Jay tidak akan pernah lupa tentang suara teriakan Hobi dan langkah seribu yang ia ambil manakala melihat Ryu yang langsung tidak sadar di tempat dengan luka pada pelipisnya.
"H-hobi, aku―"
"Yu! Bangun! Bangun!" lelaki itu mengabaikan suara lirih Jay. Bahkan dengan semua penjelasan yang siap keluar itu rasanya tertahan sampai tenggorokan. Tidak bisa tersampaikan dengan baik.
Agaknya Hobi memang sangat memprioritaskan Ryu. Kendati di saat yang sama, Jay juga terguling dan terpental, membuat lengan dan sikunya berdarah, pipinya memar, dan kepalanya berdenyut nyeri. Namun Jay masih bisa sadar bahwa kondisinya tidak jauh lebih parah dari Ryu.
Jay bangkit, hendak menghampiri. Namun di langkahnya yang kelima, kakinya terhenti. Seperti direkatkan lem tak kasat mata yang membuatnya tak bisa kembali melangkah. Bukan. Bukan rasa tidak ingin menolong. Hanya saja―
"Dasar anak tidak berguna!"
"Kamu bodoh sekali, sih! Bikin malu keluarga!"
"Goblok. Otakmu di mana, ujian segampang ini saja tidak bisa dijawab!"
"PEMBUNUH!"
"Suamiku mati karena kamu!"
Tidak, berhenti. Ringis Jay dalam hati. Mendadak, kepalanya serasa pusing dijatuhi beban berpuluh-puluh kilo. Napas yang langsung sesak dengan kedua tangan terkepal erat. Di hadapannya, Hobi masih menampar-nampar wajah Ryu. Mencoba menyadarkannya.
"Hobi. Ma-maaf."
Hobi mendongak kala sebuah suara menyapa rungunya. Kesal setengah mati, tapi tidak bisa benar-benar menyalahkan. Kecelakaan ini di luar kuasa mereka. Jay juga tidak sengaja melakukan itu. Menahan emosi lantaran panik dan tidak bisa berpikir jernih, ia mengangguk singkat.
"Cepat obati lukamu. Aku harus bawa Ryu ke rumah sakit," pintanya.
Gesit lelaki itu bangkit, memosisikan tubuh Ryu yang kurus di punggungnya. Berdiri dan segera keluar membawa tubuh sang terkasih. Kendati baru sampai di ambang pintu, ia kembali berujar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons [END]✔️
Romance❝Cinta Jay. Cinta sekali❞ Selayaknya kisah-kisah cinta klise yang biasa dia baca. Jatuh cinta pada pandang pertama terhadap Jay membuat Lamia sudah macam bocah ingusan yang baru pertama kali jatuh cinta. Terus penasaran dan berusaha mencari tahu sia...