Ve dan Ayana mendorong bangsal Nabilah dibantu para suster. Eland dan Nadse yang masih berada di Rumah sakit padahal waktu sudah menujukkan pukul 5 pagi pun ikut panik.
Setelah memasukan Nabilah ke dalam ruangan operasi, Eland dan Nadse bersiap untuk melakukan operasi dibantu oleh Ve dan Ayana.
"Kalian tunggu disini dulu ya" ucap Ve.
"Ve, lakukan yang terbaik" ucap Alan.
Ve tersenyum.
"Pasti. Dek Ayu adik aku, adik kandung aku. Aku pasti lakukan yang terbaik. Kalian cukup berdoa untuk keselamatan dek Ayu aja" setelah berkata seperti itu, Ve masuk diikuti Ayana."Kak Ay.." Ayana berbalik.
"Ganbatte!!" seru Shani membuat Ayana tersenyum.****
Suasana di dalam ruang Operasi tak jauh berbeda. Tegang, panik, panas, deg deg an. Semua dirasakan oleh suster dan dokter disana. Siapa yang mengira bahwa di dalam sana ada dokter Indonesia yang juga membantu untuk mempermudah nya.
"Dok! Detak jantung nya berhenti!!" teriak Julie, perawat dari Indonesia.
Ve, Ayana, Eland dan Nadse semakin tegang terlebih lagi Ve dan Ayana. Mereka berdua sudah mulai merasakan takut.
"Naikkan lagi defibillator nya!!" teriak Ve.
Percobaan pertama gagal. Kedua gagal. Ketiga gagal. Hingga berkali kali pun tetap gagal. Para suster menggelengkan kepala nya sambil membereskan peralatan yang ada. Operasi yang berjalan selama 8 jam itu sia sia.
"Julie, catat kematian nya. Dia akan dibawa ke Indonesia. Sesuai dengan jam Indonesia maka kematian nya adalah pukul 13.30 WIB" ucap Eland.
Ve dan Ayana keluar yang disambut berbagai pertanyaan. Mereka berdua terduduk lemas dan menangis kencang.
"Ve, apa maksud kamu nangis Ve? Dek Ayu gimana?!!!" seru Melody yang ikut menangis. Semua nya pun menjadi ikut menangis.
Alan dan Lidya berusaha menenangkan Ve dan Ayana.
"Tusukan itu mengenai paru paru kiri nya. Tapi karna Natalia berbuat lebih tadi, alhasil jantung nya juga ikut tergores meskipun sedikit. Kita udah berusaha selamatin dek Ayu. Kejut jantung pun dilakukan berkali kali. Tapi Tuhan berkehendak lain.." ucap Ve melemah dan jatuh pingsan kedalam pelukan Alan. Melody dan yang lain nya pun tidak bisa menahan air mata lagi. Terutama Shania, Shani, Gracia, Sinka dan Anin. Mereka berpelukan layaknya Teletubis untuk menangis."Dokter Eland, dokter Nadse, bisa kita bawa jenazah Nabilah pulang ke Indonesia? Kita akan semayamkan jenazah nya disana" ucap Hanif.
Eland mengangguk.
"Nanti jenazah nya akan dibawa oleh pesawat khusus""Rasya, lo tenangin diri lo. Abis ini lo bakal bawa kita semua pulang naik pesawat" ucap Alan. Rasya mengangguk.
"Sekarang, kita semua ke bandara. Lids, kamu ambil barang barang kamu ya" ucap Rasya. Lidya mengangguk dan pergi ke kamar rawat Nabilah.
****
Mereka tiba di bandara Paris dengan menyeret koper nya masing masing yang sama sekali belum terbuka. Setelah menghabiskan kurang lebih 2 hari dan tidak tidur demi menyelamatkan Nabilah.
Setelah sampai di depan pesawat dan semua barang sudah dimasukkan pun, mereka bersiap untuk memasuki pesawat dan meninggalkan tanah menara Eiffel ini.
Semua sudah siap di tempat duduk masing masing. Pesawat sudah siap dan terbang.
Lidya memperhatikan kota Paris ini.
"Je ne m'attendais pas à ce que ça se termine comme ça. Hé, vous tous. Priez pour le meilleur pour ma sœur" (Aku tidak menyangka akan berakhir seperti ini. Hey, kalian semua. Doa akan yang terbaik untuk adik ku.) batin Lidya lalu menghela nafas panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family Adventure
Teen FictionKisah 9 orang gadis dengan jabatan kakak adik nya yang ditinggal oleh kedua orang tua nya pada usia yang masih dibilang muda. Hidup serba kecukupan juga tak lupa dengan kekuatan yang mereka miliki. Namun, itu semua pun tak luput dari perburuan para...