Akhir akhir ini, Lidya merasa ada yang berbeda dari saudara saudara nya. Ia bisa melihat itu dari gerak gerik mereka. Hey ayolah, dia ini dokter Psikologi. Pasti tau bagaimana kondisi Psikis dan gelagat manusia.
Entah kesalahan apa yang ia buat sampai saudara saudara nya terlihat menjauhi nya. Termasuk Melody yang Notabene nya saudara terdekat dan Kinal yang selalu mengajak nya ribut.
Ve pun tak jauh beda dengan Lidya. Meski dirinya disibuki oleh berbagai tugas rumah sakit, ia tetap memperhatikan ketujuh adik nya. Mereka menjauhi nya.
Sudah hampir seminggu mereka menjauhi Ve dan Lidya. Tinggal menghitung hari saja maka akan tiba saat nya.
Saat ini, Lidya tengah berdiri di balkon kamar nya. Lupakan tentang tugas kuliah yang sudah menumpuk, ia akan menyontek nanti pada sahabat nya, Desy. Menikmati indah nya malam dengan bertaburan bintang juga bersinar nya bulan Purnama.
Sambil ditemani secangkir kopi susu dan angin malam yang sejuk. Sesekali ia menghela nafas nya karena memikirkan semua yang terjadi.
"Kenapa? Kenapa kak? Dek? Kenapa kalian terlihat jauhin Lidya? Apa salah Lidya ke kalian?" lirih nya.
"Hampir seminggu kalian jauhin Lidya. Mungkin bukan cuman Lidya, kak Ve juga. Kalian semua kenapa?"
Lidya terus mengingat-ingat semua kejadian sebelum mereka menjauhi nya. Ia rasa ia tidak memiliki salah apapun. Mungkin itu untuk nya, entah jika untuk ketujuh saudara nya.
"Lidya rindu kalian. Rindu liat kalian ketawa karena Lidya dan kak Kinal.."
"Kak Kinal...kakak kenapa? Lidya rindu kak.."
"Aarrgghhh!!!"
Prangg
Lidya berteriak frustasi dan melemparkan Vas bunga dengan ilmu Telekinesis nya. Vas bunga itu pecah karena menabrak tembok.
Dalam amarah nya, Lidya meneteskan air mata. Siapa yang menyangka jika Lidya yang dijuluki Le Garde dan segala ke tomboy-an nya ada pada dirinya akan meneteskan air mata hanya karena masalah ini?.
Hey, Lidya juga manusia. Manusia biasa yang pasti nya lemah. Kalian juga akan merasakan ini jika saudara saudari kalian menjauhi kalian tanpa alasan yang jelas.
"Aarggh!!! Kenapa kak?!! Kenapa?!!!!" kesal nya sambil sedikit mengacak rambut panjang nya.
Wajah nya memerah, urat leher dan tangan nya keluar. Rahang nya mengeras, air mata terus mengalir. Tatapan nya menajam.
Perlahan, ia mulai men-Stabil-kan emosi nya. Ia menyentuh pagar balkon. Terasa dingin memang. Tatapan nya mulai berubah menjadi Sayu. Wajah nya kembali putih seperti semula.
Puk
"Lids..." sebuah tepukan dibahu diikuti sebuah panggilan, membuat Lidya menoleh dan itu membuat nya tersenyum.
"Kak Ve.." lirih nya.
Ve berdiri di sebelah Lidya dan ikut memandang kedepan.
"Semua pasti baik baik aja Lids. Mungkin mereka butuh waktu, atau ada suatu kesalahan yang kamu lakuin ke mereka?"
"Ga ada kak Ve. Terakhir itu waktu malam kita pulang darisana. Dan besok nya juga masih baik baik aja, tapi kenapa besok nya lagi mereka jadi berubah?" Lidya mengusap air mata dengan jempol nya. "Lidya ngerasa kehilangan semua nya kak. Gatau kenapa Lidya ngerasa hidup ini jadi ga ada warna nya lagi"
Ve menghela nafas pelan lalu menuntun Lidya untuk duduk di kursi.
"Lids...ga cuman kamu yang begitu, kakak juga Lids. Apalagi dengan kesibukan kakak ini, pikiran dan fokus kakak selalu terbagi menjadi 2. Kakak ga bisa fokus ke satu aja. Disaat kakak lagi mikirin kesibukan di Rumah sakit, pikiran kakak selalu terngiang sama kejadian yang disini. Tetap percaya dengan rencana Tuhan, Lids. Semua pasti baik baik aja" Ve mengelus punggung Lidya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Family Adventure
Fiksi RemajaKisah 9 orang gadis dengan jabatan kakak adik nya yang ditinggal oleh kedua orang tua nya pada usia yang masih dibilang muda. Hidup serba kecukupan juga tak lupa dengan kekuatan yang mereka miliki. Namun, itu semua pun tak luput dari perburuan para...