[21] Shani berangkat

885 65 2
                                    

Gracia duduk termenung di kursi taman belakang. Ia duduk sambil memeluk sebuah foto yang di bingkai. Di foto itu ada dirinya dengan Shani.

Ia ingat jika besok adalah hari keberangkatan Shani ke Jepang. Dan akan pulang satu bulan lagi, mungkin lebih.

"Cici beneran ga inget ya?" gumam nya.

"Bahkan Cici ada rencana mau ke Jepang tanpa ngajak Gre lagi" gumam nya lagi.

Ditatap nya bingkai foto itu. Ia usapkan secara perlahan karena debu yang menempel. Ingatan nya berputar saat diri nya baru berusia 6 tahun.

Flashback On~~

10 tahun yang lalu...

Gracia pergi keluar Istana sendirian. Gracia yang kecil masih tidak mengerti akan kehidupan luar. Ia terus berjalan menyusuri desa Alfada. Jika ada yang menyapa nya, ia hanya tersenyum riang sambil mengangguk. Di usia nya yang baru 6 tahun, tingkat ke-aktif-an tubuh nya sangat tinggi membuat ketujuh kakak nya pusing.

"Gracia..!!" teriak Shani dari belakang. Shani mengejar Gracia yang semakin menjauh. Di belakang nya ia diikuti oleh beberapa Prajurit. Awalnya, salah satu Prajurit menawarkan nya untuk menaiki kuda, namun Shani menolak. Ia ingat jika Gracia takut menaiki kuda. Takut jika sewaktu waktu kuda itu menyengir, itu akan terlihat menyeramkan, Katanya.

"Putri, apa tidak sebaiknya kita berpencar saja agar bisa mengejar Putri Gracia?" tawar salah satu Prajurit.

"Ah iya, kalian berpencarlah. Aku hanya ingin di temani tiga Prajurit saja" jawab Shani.

"Baik Putri!" ucap mereka tegas.

Shani dan tiga Prajurit kembali mengejar Gracia. Beruntung dirinya baru saja selesai belajar memanah, jadi masih menggunakan celana dan bukan gaun.

Shani yang memiliki ketajaman telinga bisa mendengar dari jarak tempuh ±2Km. Ia mendengar sebuah teriakan anak kecil yang ia yakini itu suara Gracia dari arah Selatan.

"Cepat! Pergi ke arah Selatan!!" perintah Shani. Mereka berempat langsung berlari kearah Selatan.

Sementara posisi Gracia sendiri tidak memungkinkan. Ia terjebak diantara hewan buas. Dihadapan nya ada penyihir anak kecil berpakaian serba hitam.

"Jangan sakiti aku..aku mohon. Aku hanya tersesat disini..." pinta Gracia yang sudah jatuh tersungkur.

"Aku tidak akan melepaskan mu Nona. Kau akan menjadi teman ku selama nya, hihihi..." balas penyihir itu.

"Lepaskan aku..!!" teriak Gracia saat tangan nya di cengkeram.

"Aku tidak akan melepaskan mu..!!"

"Aaaaa...!!!!!!"

"Gracia...!!!" teriak Shani saat melihat Gracia di cengkeram oleh Penyihir itu.

Penyihir nya ternyata lengah. Gracia menghempaskan tangan nya. Dan berlari kearah Shani.

"Cici..!!" Gracia memeluk Shani erat hingga mencengkeram baju Shani.

"Argh! Siapa kau?! Berani nya kau mengambil mangsa ku!" kesal Penyihir.

"Siapapun aku, itu tidak penting. Yang terpenting, kau jangan berani berani nya menyentuh dia" ucap Shani dingin. Lalu mengisyaratkan para Prajurit untuk melawan Penyihir.

Beruntung raja Alfada merupakan raja yang cerdas dan bijak. Ia bisa memperkirakan sesuatu yang jauh. Seperti saat ini, raja Alfada memberikan sedikit kekuatan kepada para Prajurit nya agar sewaktu waktu tidak mudah kalah.

My Family AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang