•𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟏𝟎•

2.8K 494 89
                                    

*aku double up, jadi bisa di chek chapter sebelumnya, siapa tau kelampang

Sorry for typo(s)

"Jadi, apa kamu beneran suka sama aku- bukan hanya sekedar teman, lebih dari itu?" Tanya Junkyu.

"Iya."

Satu balasan dari Yoshi yang mampu membuat Junkyu terdiam.

"Bisa kamu beri alasannya?"

"Sebenarnya aku gak bisa memberi alasannya, tapi aku harus bisa-" Yoshi berhenti sejenak. Menarik nafas kemudian menghebuskannnya.

"Aku gak tau mau mulai dari mana, tapi alasan aku untuk cinta kamu itu banyak, mulai dari rasa nyaman yang aku rasakan setiap didekat kamu-"

"-mulai dari setiap detakan yang aku rasakan ketika melihat matamu."

"dan rona dipipiku yang aku rasakan kalau melihat kamu tersenyum, walau senyum itu bukan karena ku dan bukan kamu berikan untukku."

Junkyu terdiam, tak mengira bahwa rasa yang diberikan Yoshi benar benar tulus.

"Lalu kenapa kamu tidak pernah mengatakannya padaku?"

Yoshi menunduk lesu. "Sayangnya untuk itu aku terlalu takut-"

"-takut kamu akan menjauhiku dan pertemanan kita akan rusak."

Junkyu menatap Yoshi dengan lembut, menghelus tangan Yoshi dengan perlahan. Ia tak mengelak bahwa hatinya juga berdenyut mendengar hal itu.

"Terimakasih untuk cinta yang kamu berikan ochi, aku menghargainya." Junkyu tersenyum manis.

"Tapi, maaf." Lanjut Junkyu. "Aku juga berfikir sama sepertimu, aku tidak mau hubungan pertemanan kita hancur dan aku..... gak bisa liat kamu lagi."

"Jadi, semua udah jelaskan? Aku gak mau hubungan pertemanan kita rusak, jadi aku berharap kamu mau mempertahanin pertemanan ini aja-" Ada jeda di ucapan Junkyu.

"-dan menghapus rasa cintamu untukku."

Perlahan genggaman ditangan Junkyu itu terlepas, Yoshi menarik tangannya. Ia padahal sudah menyiapkan diri untuk menerima ini semua, tapi kenapa masih saja sesakit ini?

Dan kenapa harus dengan alasan, mempertahankan pertemanan?

"You my best friend, always my best friend, no more." Junkyu berujar dengan seriusnya. "Kamu pahamkan?"

Junkyu udah berdiri, siap untuk melangkah pergi, bahkan entah kenapa matanya juga ikut berkaca kaca.

"Junkyu, stop!" Panggilan Yoshi yang sedikit berteriak itu membuat Junkyu berhenti, sepenuhnya.

Ia membalik badannya, dan melihat Yoshi yang sudah berdiri dihadapannya dengan air mata yang tampak jatuh di pipi.

"Kamu udah jelasin semua, tapi aku gak bisa puas dengan penjelasan kamu." Ungkap Yoshi.

Hati Junkyu sudah merasa gak enak. Seperti ada rasa nyeseknya.

"Disini kamu seakan merendahkan status cintaku untukmu." Yoshi berujar dengan matanya yang menatap lurus ke mata Junkyu, seakan menusuk ke ulu hati.

"Kamu boleh nolak aku, kamu boleh menghindar dari aku, kamu boleh sia siakan cintaku, tapi-" Yoshi menjeda, menghapus jejak air mata yang terus jatug dimatanya.

"-tolong jangan suruh aku menghapus semua cinta ini, perasaanku gak semurah itu, bisa di hapus dengan mudahnya kayak tulisan dipapan tulis."

"Cintaku ini tulus kyu, kamu gak akan pernah tau bagaimana aku menahan cinta ini sendiri."

"Kamu gak akan pernah tau gimana kosongnya doaku ke Tuhan jika aku tidak menyebut namamu dalam doaku. Kamu gak akan pernah tau bagaimana hampanya mimpiku tanpa menyebut nama kamu sebelum tidur ku, kamu gak bakal pernah tau gimana hampanya Amin ku waktu ku hapus namamu ketika aku berdoa, kamu gak bakal pernah tau gimana hari hariku tanpa melihat gambarmu di buku gambar ku, kamu gak bakal pernah tau berapa banyak aku menyebut namamu setiap langkahku, kamu gak bakal pernah tau-"

Junkyu memegang dadanya sendiri yang berdenyut sakit. Namun ia sadar tatapan lurus Yoshi itu lebih menyiratkan rasa sakit. Rasa sakit yang tak bisa dibendung.

"Kamu gak bakal tau gimana rasanya Kyu, karena kamu hanya datang disaat kamu butuh."

Junkyu menatap Yoshi dengan pandangan yang sulit diartikan, selama ini memang benar ia hanya datang di waktu yang-

Tapi mendengar itu dari mulut Yoshi sendiri membuat hati Junkyu seakan ditusuk ribuan jarum sekaligus.

Junkyu mematung, bibirnya seakan terkunci hingga ia bahkan tak mampu untuk sekedar berkata.

Benar benar terdiam, bahkan ketika Yoshi berlari menjauh meninggalkannya.

Ia hanya melihat bagaimana derasnya air mata Yoshi yang jatuh, dan itu karenanya.

Junkyu merasa luka, luka yang tak pernah ia rasa sebelumnya.

-to be continued-

[✓] Secret Love ; YoshiKyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang