Bab 21 Tegar

147 24 2
                                    

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽












.














"Jer, ayo kita nonton di bioskop~~~" rengek Sisi pada Jericho yang sibuk mengetik di laptopnya.

"Sisi bisa diam gak sih lo! " bentak Dipta dengan nada dinginnya.

"Jer, lihat kelakuan sahabat lo ini yang bentak gue. Masak katanya gue gak bisa diam, " rengek Sisi lagi yang membuat kepala Jericho ingin meledak juga.

"Si, please! Jangan ganggu kita lagi. Nanti Dipta marah, " kata Jericho cepat.

"Hiks~ kenapa sih lo kayak gitu ke gue? Udah bosen sama gue hiks~ mama papa hiks~"

Tangis Sisi pecah yang membuat Jericho tersadar atas kesalahannya tadi. Ia tahu bahwa ia tak bisa membentak Sisi karena Sisi tak pernah tahan akan bentakan. Sisi selalu dijaga bak guci terlangka di dunia ini oleh kedua orang tuanya.

"Sisi sayang maafin Jericho ya? Jericho beneran gak sengaja. Senyum dong sayang, " pinta Jericho sambil langsung berdiri dan mendekap sang kekasih.

Anjir, gue jadi nyamuk aelah. Mending gue pergi aja, batin Dipta sambil membereskan semua barangnya.

Dipta berbicara tanpa suara pada Jericho. "Gue balik dulu ya, " katanya yang membuat Jericho asal mengangguk dan tetap memeluk sang kekasih.

" Jangan ngulangin bentak gue lagi ya~"

"Iya sayangku cintaku manisku, " jawab Jericho yang membuat Sisi semakin jatuh ke dalam pesona pria itu.

Jericho melepas pelukan itu dan kembali duduk menghiraukan Sisi yang sedang bingung mencari keberadaan Dipta yang tiba-tiba saja menghilang dari sebelahnya.

"Dipta dimana yang? " tanya Sisi.

"Pergi itu anak. Kan si Dipta orangnya gak pernah tahan sama suara tangis. Untung lo tadi gak dibentak berkali-kali sama dia. Bisa bisa lo sawan sampe sebulan, " kikik Jericho.

"Kenapa ya gue mikir kalau Dipta sama Hita udah deket sebelum kita comblangin pas acara festival kemaren?"

"Maybe yes, maybe no. Kita sendiri gak tau sih sebenernya mereka gimana. Mereka sama-sama gak suka cerita masalah pribadi. Tapi yang bikin kaget adalah Hita yang deket sama keluarga Dipta padahal setau gue Bunda nya Dipta sulit dideketin, " karena bundanya Dipta adalah pasien rumah sakit jiwa, lanjut Jericho dalam hati.

"Iya sih. Kan waktu itu sempat Hita pergi ngirim paket ke nyokapnya, pas dia balik ke kost dia make kaos. Okay kalau kaos biasa, tapi di kaos itu ada harum parfum Dipta."

"Kok sayangku ingat parfumnya Dipta? Cemburu nih, "

"Cemburu kok bilang-bilang. Gue tau kan karena lo pernah ngajakin gue beliin dia parfum dalam rangka ultahnya dia kemaren, "

Mendengar jawaban itu, Jericho langsung menepuk dahinya dan terkekeh ringan. Memang cemburu itu bisa mematikan pikiran logika kita.

"Kalau lo jadi Hita. Bakal pilih Dipta, Yahya , atau Pak Tegar? "

"Gue bakal pilih Yahya mungkin karena dia punya semangat pedekate yang tinggi. Tapi balik lagi hati gak ada yang tahu. Bisa aja Hita milih Dipta, "

"Padahal menurut gue Pak Tegar cukup berani dekatin Hita. Bayangin deh itu dosen pernah secara terang-terangan kasih Hita makan siang, kado entah dalam rangka apa, dan kadang suka request lagu kesukaan Hita di radio kampus."

"Walaupun begitu, entah kenapa gue punya firasat Hita bakal sama Dipta. Menurut gue mereka saling melengkapi. Iya kan Jer? "

.



















.

Tegar, dosen muda di kampus. Walaupun ia terkenal dengan sifat killernya, ia tetap masuk jajaran dosen muda yang digandrungi oleh banyak mahasiswinya. Tapi, hanya satu mahasiswinya yang mampu menarik perhatiannya, yaitu Hita.

Bahkan ia sering meminta sang adik sepupu, Tonny untuk menceritakan semua yang ia ketahui mengenai Hita. Mungkin ini terdengar seperti ia menggilai gadis itu. Tapi, memang benar ia sangat menggilai gadis itu atas semua sifatnya yang tak pantang menyerah.

"Ton, Hita sama Dipta lagi punya hubungan? " tanya Tegar sambil mendekati sang adik sepupu yang tengah menonton acara dance.

"Astaga kak, ngangetin gue aja. Nggak lo nggak temen-temen gue semuanya aja tanya tentang Hita dan Dipta. Emangnya kakak gak bosen apa mencintai bertepuk sebelah tangan doang? "

"Ya kan. Kalau mereka emang gak ada hubungan, kakak mau nembak Hita. Tapi gimana sih mereka berdua? "

"Yahya aja ditolak apalagi kakak. Bukannya ngece ya, tapi kan kakak itu jelek, galak, dan nyebelin. "

Tegar langsung meminting sang adik sepupu dengan kesal. "Heh lo mau bunuh gue ya??? " tanya Tonny sambil melepaskan dirinya dari singa yang ngamuk itu.

"lo mah bercanda muluk. Gue itu ganteng banget ya!!, "

"Hilih lo. Tapi setau gue ya si Hita udah manggil orang tuanya Si Dipta pake ayah bunda. Gue mikir mereka emang ada hubungan spesial gitu, " jawab Tonny.

"Yahhhhhh.... Tapi beneran gak nih? Lo suka mengada-ada jadi orang, "

"Kalau gak percaya ya. Gue sempat motret mereka yang lagi jalan bareng di luar kampus, " kata Tonny sambil mengambil ponselnya dan memperlihatkan sebuah foto dimana Dipta dan Hitam saling bergandengan tangan.

"Kok miris ya cerita cinta gue? "

.

























.





















.

"Sebenarnya tujuanmu apa Ndra? Gak cukup buat Hita menderita selama ini?! "

"Tujuanku selama ini hanya untuk melebarkan sayap perusahaanku. Lagipula Hita pasti akan bahagia dengan uang banyak karena selama ini ia selalu hidup susah denganmu, "

"Aku ibunya dan aku tau seperti apa Hita itu. Bukan karena harta ia bahagia. Dia akan sangat bahagia ketika kamu dapat memeluknya seperti seorang ayah pada umumnya,"

.





















.

" Bayangan masa lalu hanya akan membuat kita semakin terpuruk bukan?" tanya Hita sambil mengetik apa yang tadi ia tanyakan di kamar kost nya sendiri dan hanya ditemani secangkir teh panas dan cookies buatannya sendiri.

Di luar bulan telah menyapa sambil bersembunyi dibalik awan mendung yang membuatnya memilih untuk menulis cerpen yang akan ia unggah di blog pribadinya. Kalau aku jadi tokoh utama ini, aku harus memilih yang mana? Memilih untuk pergi tanpa sepatah kata apapun atau kembali memeluk pria itu erat?

TBC

Thank you for your vote and comment, guys

See you in the next chapture

Sweet Pain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang