Bab 28 Panti Asuhan

136 21 3
                                    

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽













.







Jericho menenteng sebuah kardus dan memasuki sebuah ruangan kecil di sudut gedung kampus ini. Kebetulan ruangan itu merupakan markas anak-anak asdos, tapi sayangnya sudah setengah tahunan tidak dipakai dengan alasan mereka sibuk.

"Gue bawain beberapa baju bekas gue, " kata Jericho.

"Taruh disitu aja, " tunjuk Hita ke beberapa tumpuk kardus disana.

"Ta, ini taruh dimana?" tanya Yahya yang berada di belakang Jericho.

Hita menengok dan melihat Yahya membawakan beras seberat 25 kg. "Lo taruh di sebelahnya Dipta yang lagi ngatur susunan bahan makanan aja, " jawab Hita. Lalu, ia kembali fokus melipat baju.

Hari ini adalah hari dimana Hita, Dipta, Jericho, Sisi, Chandra, Sonya, Yahya, Reno, dan Tonny akan mengunjungi sebuah panti asuhan. Mereka sengaja berkumpul di kampus waktu libur seperti ini karena kampus adalah tempat mereka berkumpul sebelum ke panti asuhan.

"Guys pembagian mobilnya biar gue yang atur! " teriak Chandra yang membuat atensi yang lainnya jatuh kepadanya.

''Kan yang bawa mobil cuman 3, yaitu gue, Dipta, dan Reno. Jadi, gue memutuskan Hita dan Yahya bareng di mobil Dipta yang bawa bahan makanan. Terus mobil gue diisi Sonya, Sisi, dan baju. Terus sisanya di mobil Reno. Mobilnya Reno ngangkut bahan makanan lainnya. Jelas kan? "

"Harus ya gue semobil sama Lo dan Sonya. Gue jadi nyamuk njirrr! " kesal Sisi.

"Kalau lo gak mau, ngesot aja kesana. " balas Chandra.

"Yahya, lo gantian ya sama gue? " pinta Sisi pada Yahya yang ada di sampingnya. Sebenarnya Yahya mau saja bertukar tempat dengan Sisi, tapi ia tak akan membiarkan Dipta dan Hita berduaan.

"Udahlah sayang, biarin aja kamu di tempatnya Chandra. " jawab Jericho yang membuat Sisi hanya bisa mengiyakan walaupun sebenarnya dia gondok di dalam hatinya.

"Ada yang mau protes lagi gak? " tanya Chandra lagi yang membuat lainnya menggeleng.

"Berangkat aja yuk. Selak kawanan e, " ajak Hita sambil memasukkan baju yang ia lipat ke dalam kardus.

"Cewek-cewek bawa baju aja, biar yang laki yang bawa bahan makanan yang berat-berat. " kata Dipta.

Mereka semua mulai membawa apa yang disuruh Dipta, tapi ternyata masih ada karung beras yang belum terbawa yang membuat Hita langsung membawanya.

"Ta, gue udah bilang bawa baju-baju aja. Kok ngeyel sih, " kata Dipta saat menyadari Hita memanggul karung beras.

"Baju tuh cuman 4 kardus dan sedikit gitu kok. Mereka berdua tadi bawa semua. Ya udah, gue bawa ini aja. " jawab Hita polos. Dipta tak mau membantah lagi karena percuma membantah Hita yang memiliki keinginan kuat.

Sweet Pain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang