Bab 30 Cinta Pertama (3)

138 20 8
                                    

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🄼🄴🄼🄿🄴🅁🅂🄴🄼🄱🄰🄷🄺🄰🄽





Husain Damarjati, seorang lelaki berusia 20 tahun. Ia sudah dikenal banyak orang sebagai tangan kanan sang ayah. Hidupnya selama ini tidak pernah monoton. Saat sekolah dulu, ia sering mengikuti balapan liar setiap malam Jum'at. Selain itu, ia juga sering bolos di sekolah. Walaupun begitu ia tetaplah anak terpintar di sekolahnya.

"Hita akhirnya kembali menjadi calon keluarga kita. Iya kan pah? " tanya seorang wanita sosialita pada suaminya.

'' Benar dan kali ini Husain tidak boleh melakukan hal bodoh lagi, " kata sang suami sambil melihat putra semata wayangnya sedang mendorong trolley yang berisikan koper mereka bertiga.

Tanpa kedua orang itu sadari, Husain mengepalkan tangannya marah. Jujur saja ia bahagia saat mendengar kabar bahwa ayahnya Hita menerima kembali lamarannya, tapi ketika ia melihat kedua mata Hita saat itu ia sadar sudah bukan lagi namanya yang dipuja oleh Hita.

"Sa, ini kunci mobil. Kamu bisa jemput Hita sekarang. Ajak dia kemanapun yang dia mau dan pikat dia lagi, " kata sang ibu sambil menyerahkan sebuah kunci mobil.

Trolley yang awalnya dipegang oleh Husain telah berpindah tangan ke bodyguard yang Husain yakini merupakan bodyguard pribadi sang calon ayah mertuanya.

"Kalau begitu Husain pamit pergi dulu, " jawab Husain dan pergi.

.



















.

Yahya menjelajah setiap ujung kampus untuk menemukan Hita. Ia harus meminta maaf pada Hita karena merasa bahwa ia salah. Kemaren ia bersikap seolah-olah hanya dia yang tersaikiti, tapi kenyataannya Hita jauh lebih tersakiti. Mungkin karena Dipta bisa memahami Hita, makanya mereka berdua bisa dekat.

"Guys, ada yang liat Hita? " tanya Yahya sambil mendekat pada Reno, Chandra, dan Tonny yang sibuk menugas di koridor ini.

"Gue sih sempet liat dia tadi pagi, " jawab Reno saat mengingat bahwa ia sempat berpapasan dengan Hita.

"Yang lain? " tanya Yahya lagi.

"Bro sekali-kali jangan ngebucin Hita terus, " ucap Chandra.

"Eh itu si Dipta sama Jericho. Dipta!!! " teriak Yahya sambil melambaikan tangannya dan mendekat pada Dipta yang justru menghentikan langkah kakinya.

Melihat itu, Jericho memiringkan kepalanya bingung. Sejak kapan Yahya bersikap sehalus itu pada Dipta? Selama ini mereka berdua terlihat seperti sepasang musuh. Tapi, ia memilih abai dan memberikan ruang bagi keduanya untuk berbicara empat mata.

Sweet Pain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang