FOLLOW DULU SEBELUM BACA
New Version
Kevin dan Kania harus rela terlibat sebuah perjodohan, tak ada cinta dan tak ada benci. Sampai akhirnya Kania menaruh hati pada Kevin, yang membuat segalanya berubah.
Ternyata ada rahasia dibalik perjodohan me...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kevin sudah rapih dengan kemeja putih serta celana hitamnya, hari ini akhirnya datang juga. Di mana ia akan menjadi laki-laki sesungguhnya, sebagai kepala keluarga, mencari pekerjaan.
Kevin keluar dari kamar ia melihat istrinya tengah memasak. Masih dengan menggunakan kaus kebesarannya, Kevin tersenyum melihatnya lalu ia berjalan mendekati Kania dan memeluknya dari belakang.
Kania memekik kaget, namun kembali rikels saat ia tahu siapa yang memeluknya.
"Nyebelin banget sih." Gerutu Kania, Kevin terkekeh, ia lalu meurunkan sedikit lengan kaus Kania lalu mengecup bahunya lembut.
"Aku lagi masak Kevin."
"Emm, kamu belum mandi kok masih wangi?" Tanya Kevin seraya masih mengecupi leher jenjang Kania.
"Kevin stop!" Kevin terkekeh, lalu menjauhkan wajahnya dari leher Kania. Kini beralih pada bibir merah mudanya.
Cup
"Aku lapar." Kata Kevin yang kemudian menarik kursi dan duduk di atasnya.
Kania yang selesai memasak nasi goreng, segera menghidangkannya ke atas piring untuk Kevin.
Kania menyiapkan segalanya sebagai seorang istri yang sesungguhnya, ia juga ikut bergabung dengan Kevin.
"Gimana?" Kania bertanya soal masakannya.
"Enak." Jawab Kevin tanpa menoleh ke arahnya, Kania tersenyum kecil melihat betapa lahapnya Kevin menyantap sarapannya.
"Kamu belum makan udah berapa hari?" Tanya Kania dengan nada bercanda.
"2 hari." Kania terkejut, ia hanya bercanda tapi jawaban Kevin menyakinkannya bahwa Kevin benar-benar tidak makan selama 2 hari.
"Kenapa gak makan?"
"Mikirin kamu terus."
Bisakah Kevin tidak membuat hatinya berbunga-bunga?
"Emangnya gak takut kalau nanti jatuh sakit."
"Enggak." Kania mengerutkan keningnya.
"Sekarang kan ada kamu yang ngerawat." Tambah Kevin, lagi-lagi membuat wajah Kania merona.
"Kalau aku yang sakit?"
"Aku yang akan jaga."
Seolah belum puas, Kania kembali bertanya.
"Kalau kita berdua sama-sama sakit?" Kevin melahap suapan terakhir lalu meneguk segelas air sekaligus, ia kemudian bangkit dari kursi, berjalan mendekati Kania.
Kevin berjongkok untuk mensejajarkan wajahnya dengan perut Kania.
"Aku akan berusaha menjaga kesehatan, agar aku bisa selalu melindungi kalian."
Cup
Kevin mengecup perut rata Kania, yang di dalamnya terdapat jaban bayi mereka.
Kania tersentuh, ia merasakan debaran jantungnya berpacu dengan cepat. Kevin berdiri lalu meraih wajah Kania dan memberikan kecupan-kecupan kecil di wajahnya dan terakhir di bibirnya yang berlangsung cukup lama.
"Aku berangkat, kamu jangan kemana-mana."
"Aku mau ijin keluar, boleh?" Tanya Kania memasang wajah menggemaskan.
"Kemana?"
"Belanja bahan makanan, aku bareng Aurora sama Loly juga kok. Boleh yah, heum?" Kevin terdiam sesaat sebelum akhirnya mengangguk kecil, Kania tersenyum senang lalu memeluk suaminya tersebut.
"Jam 7 malam harus sudah di rumah." Kania mengangguk.
Kania mengangatkan Kevin sampai pintu depan, sebelum benar-benar pergi Kevin masih menyempatkan diri untuk mengecup kening sang istri dan setelahnya benar-benar pergi.
Kania masih memasang senyumnya, setelah akhirnya punggung Kevin tak lagi terlihat yang membuat senyum di bibir Kania perlahan menyurut dan berubah menjadi pandangan kosong.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.