1. OUR STORY

20.8K 391 17
                                    

Setelah sekian lama, bagi kalian yang sudah pernah baca cerita ini maupun yang baru baca.

Selamat datang.

Aku membuat perubahan besar dari cerita ini, 99.99% aku ubah cerita.
0,05% tema nya masih perjodohan.
0,05% nama tokohnya masih sama.

Yuk gak usah banyak basa-basi, kalau ada yang mau kalian tanyain. Silahkan di komentar.

Jangan lupa spam

Isi komennya

Vote nya juga

Lapangan sekolah cukup ramai saat itu, siswi-siswi terus berteriak dari bangku penonton karna para anggota basket sedang berlatih untuk pertandingannya melawan sekolah lain minggu depan.

Kania seakan bosan melihat latihan itu, ia melihat ke arah taman sekolah samping lapangan, disana Kevin terlihat sedang bermain dengan gitar kesayangannya, bukannya berlatih untuk pertandingan cowok itu justru memilih meneduh di pepohonan ditemani gitar kesayangannya.

Kevin mendongak melihat ke arah gadis yang sedang memperhatikannya, Kania yang ketahuan segera beralih pandang.

"Kania ayo, anak basket udah selesai. Sekarang giliran kita latihan." ucap salah satu anggota Cheerleader nya langsung menarik Kania ke tengah lapangan

"Kania." Yang dipanggil menoleh ke arah Devon, sang ketua basket.

"Apa?"

"Semangat yah." ucap Devon dengan senyuman mempesona, para siswi meneriakinya dengan sorakan iri, senang dan lainnya. Kania mengangguk dengan senyum kecil.

"Cie disemangatin." ledek Aurel

"Apaan sih."

"Lagian lo sama Devon itu cocok loh sama sama ketua." Tambah Loly, yang juga ikut andil dalam menjodohkan ketua basket dan ketua Cheerleader tersebut.

"Bener banget tuh cocok kalau di satukan" Kania hanya memutar matanya malas lagi-lagi mendengar ocehan sahabatnya yang tak pernah berhenti menjodohkannya dengan Devon. Jika mereka tahu status Kania yang sudah menikah, pastinya mereka tak akan seperti ini.

"Udah ah males ngeladenin kalian, ayo buru latihan."

Kania menoleh ke arah dimana tempat Kevin berada tetapi pria itu sudah tidak ada. Kania menghela nafas lesu.

🌺🌺

"Kania di panggil Devon tuh di depan kelas!" Teriak Aurel yang baru saja memasuki kelas.

"Hah, ngapain?"

"Mana gue tau, udah cepet sono calon doi kasian nungguin lama." goda Aurel.

"Apaan sih doi-doi, noh Dio lo urusin." Aurel melirik Dio, pria culun yang sedang memakan permen lolipop besar di tempat duduk bagian belakang, cowok itu tersenyum manis padanya.

Tampangnya yang terlihat bodoh dan seperti anak kecil membuat Aurel melihatnya geli.

"IYUHHH."

Kevin And KaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang