8. CAN YOU FEEL THE LOVE TONIGHT?

7.9K 224 5
                                    

Setelah pertandingan basket selesai, para anggota Cheersleaders mulai beraksi memberikan pertunjukan manis di akhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah pertandingan basket selesai, para anggota Cheersleaders mulai beraksi memberikan pertunjukan manis di akhir.

Gadis-gadis cantik itu bermain dengan baik tak lama tepuk tangan serta sorakan semangat dari para penonton terdengar. Aksi para cheersleaders terutama sang ketua tak lepas dari tatapan Kevin yang sedang beristirahat di tempatnya.

"Gimana?" Tanya Bagas sembari mengambil tempat duduk di sampingnya.

"Gimana apanya?"

"Lo, dah yakin sama keputusan lo?"

"Keputusan apa?" Bagas memutar bola matanya jengah.

"Ngakhirin hubungan lo sama Kania." Kevin diam, pandangannya masih lurus ke depan melihat Kania dan anggota Cheers yang sudah menyelesaikan pertunjukannya.

"Jangan kesampingkan kebahagian lo buat kebahagiaan orang lain."

"Yang lo sebut orang lain itu keluarga gue."

"Gue tau Kev, tapi apa mereka senang kalau ngeliat lo sedih. Jangankan lo yang sedih, Kania juga pasti tersiksa. Perasaan seseorang itu gak bisa di permainkan Kev, lo gak boleh mainin perasaan orang gitu aja. Lo sendiri pernah ngerasain gimana rasanya di posisi Kania, liat lagi kebelakang. Lo inget kan, hubungan lo sama Audi gimana dulu. Keadaan Kania sekarang sama persis dengan apa yang lo alami dulu. Lo pasti tau rasanya gimana."

Bagas melihat sahabat karibnya itu hanya diam tanpa berniat mengatakan apapun.

"Gue cuma ingetin. Mulut bisa bohong tapi satu hal yang gak bisa bohong...." Bagas menunjuk dada Kevin.

"Hati."

🌺🌺🌺

Kevin membuka pintu apartementnya, seketika lampu otomatisnya menyala.

Ia melempar ranselnya ke sofa lalu mendaratkan tubuhnya di sana, tubuhnya terasa letih begitupun dengan hatinya.

Flashback on

"Bagaimana dengan perceraian kalian?" Tanya sang Omah kepada cucunya, Kevin.

"Kania masih belum menandatangi suratnya."

Omah mendelik, "Kau harus membalaskan dendam Kakekmu secepatnya. Kalian di nikahkan hanya untuk kepentingan, Omah harap kamu tidak pernah menaruh perasaan apapun pada gadis itu."

"Tidak Omah." Jawab Kevin penuh dengan kedustaan.

"Omah tidak mau punya menantu dari keluarga koruptor! Perusahaan Kakekmu sudah kita dapatkan kembali, hanya tinggal menunggu waktu. Ibu dari gadis itu harus mendekam di penjara!" Wanita paruh baya yang berada di kursi roda itu memasang wajah geramnya.

Sedangkan Kevin hanya diam menurut di sampingnya. Tak ada perlawanan, karena memang itulah yang hanya bisa Kevin lakukan.

"Apa kita tidak terlalu keterlaluan?" Tanya Kevin hati-hati.

Kevin And KaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang